Assalamu 'alaikum wr wb
Sepakat abah...
saya juga heran pemda ciamis bilang belum dapat kabar apa-apa dari 
JKT. saya jadi paham belum adanya sistem informasi yang memadai dari 
jalur jakarta dan ciamis mengenai akses informasi BMG ke pemda ciamis.

walhasil pemda ciamis belum meworo-woro penduduknya untuk menyiapkan 
diri menghadapi tsunami.

btw gempa di gorontalo dan di Bali apa hikmahnya Bah?


wassalam,


Hadi Setyono
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bukan tugasnya BMG  Jepang beri laporan kepada segala tetek-bengek 
kantor
> berita ANTARA, ke detik com, ke televisi; ke radio dsb., itu adalah 
tugas
> Pemerintah pusat yang bikin SIM yang efektif, sehingga bisa 
disebarkan
> informasi itu ke segala penjuru utamanya ke daerah yang penduduknya 
terancam
> itu.
> Wassalam,
> HMNA
> 
> ----- Original Message -----
> From: "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Sent: Monday, July 24, 2006 06:09
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Orang-orang teknik perlu belajar 
Ilmu
> Fiqh
> 
> 
> > Ya ampun Pak HMNA galak nian :-))
> > Saya mau ikutan nyerocos juga:
> >
> > 1. Barangkali menteri2 , pejabat pemerintahan sekarang masih
> terkontaminasi aroma Orde Baru.
> > Di zaman orba semua tujuannya :  s t a b i l i t a s, jangan 
terjadi
> kepanikan.
> > Penghaluskan kata, istilah : harga barang naik di 
sebut 'penyesuaian'.
> > Di cokok polisi dibilang 'diamankan'.
> > Belum paham mana yg penting dan mana yg mendesak.
> > Kalo ada yg dirasa penting perlu rakor dulu atau nunggu petunjuk 
dari yth
> presiden atawa wapres.
> >
> > 2. Mustinya kali lain kalo masalah bencana seperti ini, BMG 
Jepang kasih
> laporan juga ke kantor
> > berita ANTARA, ke detik com, ke televisi; ke radio jangan cuma ke 
menteri2
> :-)).
> > Di radio, di televisi sering ada acara breaking news, sms pun 
bisa cepat.
> > Rakyat itu justru lebih cepat tanggap, meskipun bagaimana 
penerimaannya.
> > Panik, gugup, cuek atau mengambil kesempatan dalam kesempitan :-)
> >
> > 3. Sudah tahu hidup di negeri bencana alam, mustinya aparat  yg 
terkait
> dengan ini  secara intens memberi
> > penerangan terus menerus tentang gempa, tentang tsunami, tentang 
longsor,
> tentang banjir.
> > Gak melulu pakai istilah ilmiah paling gak yg bisa dicerna 
masyarakat pada
> umumnya. Paling nggak tentang fenomena
> > alam yg berubah. Pengalaman tsunami Aceh, di Pangandaran juga 
terjadi, air
> surut kemudian kira2 10 menit terjadi
> > gempa. Beberapa hari sebelumnya hewan2 liar ngungsi ke kampung. 
Seorang
> penduduk tiba2 rumahnya di hinggapi
> > burung hantu di hari siang bolong. Kelelawar yg biasanya migrasi -
> berkeliaran di malam hari, siang2 itu sudah
> > berterbangan. Sejak pagi hari kejadian, udara sudah sangat 
dingin, seperti
> pakai AC, katanya.
> > Padahal biasanya hawa dingin terjadi di malam hari, itupun tak 
sedingin yg
> terjadi di pagi itu.
> > Tetapi sebagian penduduk malahan menikmati pemandangan langka, 
jalan2 di
> pantai dengan berjaket dengan
> > tidak menduga akan adanya gempa.
> >
> > 4. Di tempat saya tv Banten sesekali menyiarkan bahwa ancaman 
tsunami
> mungkin bakalan datang.
> > Gempa di Jakarta  yg berasal dari selat Sunda barusan kemarin baru
> permulaan, gitu katanya.
> > Di sisi lain masyarakat mulai bersiap-siap. Dengan caranya 
sendiri, sejak
> peristiwa tsunami Aceh,
> > di pengajian2 doa2 ditambah untuk menolak bencana dan gimana 
menghadapi
> bencana :-)
> > Tapi disisi yg lain, tempat wisata, misal hotel2, resort di 
kawasan Anyer,
> Sol elite Marbela, Karangbolong,
> > Malingping, menjadi sepiiiiii.
> > Setiap peristiwa selalu memiliki dua sisi seperti uang koin.
> >
> > Gempa di daerah Banten itu sering.... Apalagi anakan Krakatau[ 
Rakata]
> masih aktif.
> > Jika berada di pesawat udara melintasi selat sunda, menuju 
sumatra dari
> Cengkareng atau sebaliknya, misalnya,
> > maka kepulan asap dari Krakatau yg sebagian terendam laut masih 
kentara.
> Itu kalo jadi meletus,
> > tsunaminya yang melanda kawasan Banten, Cilegon, Anyer akan 
sangat hebat,
> panas pula :-(
> > Kemarin dulu, di tempat saya sedang musim kemarau yg panas 
berdebu tiba2
> malam hujan lebat, udaranya dingin.
> > SMS pun beredar, apakah akan ada gempa, tsunami. Di radio penyiar
> menenangkan, menurut BMG, hujan yg barusan
> > tidak ada hubungannya dengan tsunami......
> > Di Gorontalo kemarin juga terjadi gempa, pemerintahannya 
mengumumkan harus
> waspada kemungkinan tsunami
> > bisa terjadi. [gak tahu kapan].
> > Ada yg bilang kok pemda Gorontalo malahan menakut-nakuti.
> >
> > 5. Yg kayak gini, meskipun bikin sport jantung tapi harus 
dihadapi,
> seperti kata pepatah :
> > Jika tidak ingin diterjang ombak jangan berumah dipinggir pantai.
> > Menurut yg saya tahu, bahkan setiap harinya di Indonesia bisa 
terjadi
> beberapa puluh kali gempa bumi.
> > Jadi mustinya kesadaran akan adanya bencana alam yg membayangi 
mustinya di
> tumbuhkan.
> >
> > Eling lan waspodo kalo orang Jawa bilang :-))
> >
> > Salam
> > l.meilany
> >
> >   ----- Original Message -----
> >   From: H. M. Nur Abdurrahman
> >   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> >   Sent: Saturday, July 22, 2006 1:16 PM
> >   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Orang-orang teknik perlu 
belajar Ilmu
> Fiqh
> >
> >
> >   Saya ulangi, karena ente hapus:
> >   Menristek Kusmayanto Kadiman mengakui bahwa Pemerintah, 45 
menit sebelum
> >   gelombang tsunami datang, menerima peringatan dari Pacific 
Tsunami
> Warning
> >   Center dan Badan Metrologi Jepang sesaat setelah gempa (sebab 
kapan
> >   terjadinya gempa, manusia dengan teknologi canggihnya tidak 
mampu
> >   mengetahuinya). "Tetapi kami tidak mengumumkan warning itu. 
Kalau
> tsunaminya
> >   tidak terjadi bagaimana?," kata Kadiman kepada wartawan seperti 
dikutip
> >   Associated Press.
> >
> >   Sikap Kadiman terhadap warning dari kedua lembaga itu sangat 
disesalkan.
> >   Mengapa ia tidak lebih mempertimbangkan: "kalau tsunami betul-
betul
> datang,
> >   lalu bagaimana." Kedua alternatif itu mempunyai risiko masing-
masing
> yang
> >   jelek. Alternatif pertama risikonya orang-orang akan kecewa dan 
bahkan
> ada
> >   yang mengeluarkan sumpah serapah. Alternatif kedua, risikonya, 
ya
> seperti
> >   yang terjadi sekarang, sudah lebih 500 orang yang meninggal 
dunia. Dalam
> >   menghadapi dua altternatif yang dua-duanya jelek, maka Ilmu Fiqh
> >   mengajarkan: "Pilih alternatif yang jeleknya lebih enteng." 
Itulah
> perlunya
> >   orang-orang teknik belajar Ilmu Fiqh.
> >
> >   Apa ente tidak mengerti apa itu yang disesalkan? Kusmayanto 
mengaku
> bahwa 45
> >   menit sebelum gelombang tsunami datang, sesaat setelah gempa, 
ia sudah
> >   menerima peringatan dari Pacific Tsunami Warning Center dan 
Badan
> Metrologi
> >   Jepang, tetapi ia tidak mengumumkan warning itu. Mengapa? Karena
> katanya: "
> >   Kalau tsunaminya tidak terjadi bagaimana?," Nah ini yang 
disesalkan,
> mengapa
> >   ia tidak lebih mempertimbangkan: "kalau tsunami betul-betul 
datang, lalu
> >   bagaimana.". Itu artinya dasar pertimbangannya Kusmayanto tidak
> menghiraukan
> >   keselamatan penduduk.
> >
> >   Nah, sedangkan Jusuf Kalla menganggap early warning system tidak
> diperlukan,
> >   seperti yang di kutip Associated Press.
> >
> >   Apa ente tidak tahu bedanya kedua pernyataan itu? Beda sekali 
dalam
> konteks
> >   ALIRAN INFORMASI. Kusmayanto bicara tentang aliran informasi 
dari
> Jakarta
> >   kepada penduduk yang diancam bahaya di pantai selatan Jawa. 
Sedangkan JK
> >   bicara ttg ALIRAN INFORMASI  sebaliknya, yaitu dari pesisir 
selatan Jawa
> ke
> >   Jakarta.
> >
> >   Itulah sebabnya saya tulis kemudian:
> >   Jadi yang penting adalah sistem informasi dari Jakarta sebagai 
pusat
> >   informasi meneruskan informasi kepada penduduk yang diancam 
bahaya.
> Tidak
> >   perlu adanya dari instrumen yang dipasang di pesisir selatan 
itu yang
> akan
> >   meneruskan warning itu ke pusat di Jakarta. Jepangkan cukup 
canggih
> warning
> >   systemnya yang dapat diinformasikan ke pusat informasi di 
Jakarta,
> terbukti
> >   informasi warning itu diterima pusat di Jakarta 45 menit sebelum
> gelombang
> >   tsunami datang dari Badan Metrologi Jepang sesaat setelah 
gempa. Jadi
> yang
> >   penting adalah sistem informasi dari Jakarta sebagai pusat 
informasi
> >   meneruskan informasi kepada penduduk yang diancam bahaya. Tidak 
perlu
> adanya
> >   dari instrumen yang dipasang di pesisir selatan itu yang akan 
meneruskan
> >   warning itu ke pusat di Jakarta. Jepangkan cukup canggih warning
> systemnya
> >   yang dapat diinformasikan ke pusat informasi di Jakarta.
> >
> >   Nah, ente faham? Teknologi itu alat, bukan tujuan. Kalau 
ternyata
> teknologi
> >   "early warning system" yang dari Jepang itu ternyata efektif 
memberikan
> >   warning ke Jakarta, lalu buat apa kita pasang instrumen "early 
warning
> >   system" itu di pantai selatan Jawa dan pantai barat Sumatera 
yang nanti
> >   gampang dicuri orang? Ente berprinsip demi teknologi, demi 
pengetahuan
> ttg
> >   perkembangan teknologi. Di sini pula pentingnya Ilmu Fiqh dalam 
memilih
> >   skala prioritas. Mana lebih menguntungkan. Memanfaatkan "early 
warning
> >   system" dari Jepang yang ternyata efektif mengirim informasi ke 
Jakarta,
> >   atau pasang sendiri instrumen "early warning system" di pesisir 
pantai
> untuk
> >   mengirim informasi ke Jakarta, yang nanti tidak akan efektif 
karena
> dicuri
> >   orang?
> >
> >   Apa ente faham sekarang? Saya minta otaknya jangan taruh di 
dengkul
> supaya
> >   gampang menyerap pemahaman apa yang ente baca.
> >
> >   Fyi saya tidak seperti JK, tidak seperti ente dalam hal suka 
bercanda,
> >   seperti ente telah tulis: ""Saya kan cuman bercanda". Oh, ya, 
ente pakai
> >   bahasa Indonesia yang baik, bukan cuman, itu bahasa preman, 
melainkan
> CUMA.
> >   Coba lihat di kamus !
> >
> >   HMNA
> >
> >
> >
> >   ----- Original Message -----
> >   From: "lestarin" <[EMAIL PROTECTED]>
> >   To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> >   Sent: Saturday, July 22, 2006 11:40 AM
> >   Subject: [wanita-muslimah] Re: Orang-orang teknik perlu belajar 
Ilmu
> Fiqh
> >
> >
> >   > Yth. Bapak H. M. Nur Abdurrahman,
> >   >
> >   > Kok saya jadi blunder sendiri membaca pernyataan Anda,
> >   > 1. Anda kesal dengan sikap Kadiman yg seolah tidak peduli dgn 
nilai
> >   > kemanusian dan keselamatan manusia, namun di sisi lain Anda
> >   > mendiamkan/tidak mengomentari ucapan/diplomatis dari Kalla 
yang se-
> >   > iya sekata soal tidak perlunya sistem peringatan dini 
disebarluaskan
> >   > ke masyarakat :(( Padahal intinya sama, keduanya sama-sama
> >   > mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Apa hanya karena  Kalla 
masih
> >   > saudara pak HMA maka Anda tidak mengkritik Kalla???. Yang 
adil dalam
> >   > bertindak dong pak HMA.
> >   > 2. Anda bilang orang teknik perlu belajar Fiqh, lalu apakah 
cukup
> >   > sampai disitu saja???? tentu mereka pun perlu mengembangkan 
ilmu
> >   > tekniknya sekaligus. Yang berarti tidak hanya mengandalkan 
dari
> >   > early warning system yang dikirim Jepang dong. Sudah saatnya 
anak
> >   > bangsa Indonesia mempelajari lebih detil perangkat early 
warning
> >   > system untuk bencana tsunami. Berarti perlu lah dipasang 
perangkat
> >   > pendukung ini di Indonesia. "Tidak akan berubah suatu bangsa 
bila
> >   > tidak dari dirinya melakukan perubahan".....apakah kita tega 
sampai
> >   > anak cucu nanti, semua sistem peringatan dini hanya 
mengandalkan
> >   > Jepang????
> >   > 3. Soal pesismisme Anda dan Pak Waluya, berkaitan dengan 
pencurian
> >   > dan lain sebagainya, saya sependapat dengan Mba' Chae. 
Pesimisme
> >   > menjauhkan kita dari Allah Swt, kita ga akan mau maju, 
seperti katak
> >   > dalam tempurung. Sebebal dan sebodohnya manusia, kalau diajak
> >   > berpikir, diingatkan, diberi pegertian, dan pada akhirnya ada
> >   > penegakan hukum yang benar, juga akan tertib dan tidak 
seenaknya
> >   > mencuri/bersikap jahil, jika mengetahui bahwa alat2 yang 
dipasang
> >   > itu untuk keselamatan nyawa mereka sendiri. Jadi saya kok 
optimis,
> >   > alat-alat seperti ini akan aman pada tempatnya, bila 
masyarakat
> >   > diberitahu, disosialisasikan, dan diberikan tindakan hukum 
yang
> >   > tegas bila sampai melanggarnya.
> >   >
> >   >
> >   >
> >   > Lestari
> >   >
> >   >
> >   > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur 
Abdurrahman"
> >   > <hmna@> wrote:
> >   > >
> >   > > Sebenarnya apa yang ditulis Pak Waluyo itu ada benarnya.
> >   > Peralatan/instrumen
> >   > > "early warning system" yang dipasang di pesisir selatan 
Sumatera
> >   > dan Jawa
> >   > > tidak aman dari tangan pencuri. Jadi tidak perlu kita pasang
> >   > instrumen itu.
> >   > > Mengapa? 45 menit sebelum gelombang tsunami datang, 
Menristek
> >   > telah menerima
> >   > > peringatan dari Pacific Tsunami Warning Center dan Badan 
Metrologi
> >   > Jepang
> >   > > sesaat setelah gempa.
> >   > > Jadi yang penting adalah sistem informasi dari Jakarta 
sebagai
> >   > pusat
> >   > > informasi meneruskan informasi kepada penduduk yang diancam
> >   > bahaya. Tidak
> >   > > perlu adanya dari instrumen yang dipasang di pesisir 
selatan itu
> >   > yang akan
> >   > > meneruskan warning itu ke pusat di Jakarta. Jepangkan cukup
> >   > canggih warning
> >   > > systemnya yang dapat diinformasikan ke pusat informasi di 
Jakarta,
> >   > terbukti
> >   > > informasi warning itu diterima pusat di Jakarta 45 menit 
sebelum
> >   > gelombang
> >   > > tsunami datang dari Badan Metrologi Jepang sesaat setelah 
gempa.
> >   > > HMNA
> >   > >
> >   > > ----- Original Message -----
> >   > > From: "lestarin" <lestarin@>
> >   > > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> >   > > Sent: Friday, July 21, 2006 4:50 PM
> >   > > Subject: [wanita-muslimah] Re: Orang-orang teknik perlu 
belajar
> >   > Ilmu Fiqh
> >   > >
> >   > >
> >   > > > Mas Waluya,
> >   > > >
> >   > > > Mohon dicermati soal pengertian "early warning system" = 
sistem
> >   > > > peringatan dini, disini bukan per-se alat2nya, tetapi 
sistemnya,
> >   > dan
> >   > > > Jepang sudah membantu kita untuk mengingatkan soal akan
> >   > terjadinya
> >   > > > tsunami di Pangandaran. Silakan di baca ulang dari 
petikan yg
> >   > saya
> >   > > > kutip dari Associated Press, bhwa Bapak Menristek, 
Kadiman (dlam
> >   > hal
> >   > > > ini mewakili pemerintah), sudah mendapat informasi dari 
Jepang
> >   > > > tentang akan terjadinya tsunami di pangandaran (45 menit 
sebelum
> >   > > > tsunami terjadi), lalu beliau kan menjawab bahwa tidak 
merasa
> >   > perlu
> >   > > > mengumumkan hal tersebut ke masyarakat setempat, "kalau 
nanti
> >   > > > tsunami tidak terjadi bagaimana" begitu diplomatis beliau 
ini :(.
> >   > > > Nah hal ini dianalogikan serupa oleh bapak wapres, yang 
juga
> >   > merasa
> >   > > > bahwa pengumuman/sistem peringatan dini tidak perlu
> >   > > > diberlakukan: "Sehabis gempa, banyak masyarakat yang 
langsung
> >   > lari
> >   > > > ke bukit, berarti kan mereka sudah memiliki sistem 
peringatan
> >   > dini
> >   > > > dalam diri mereka" begitcuuuuu pak wapres lagi2 
berdiplomatis :((
> >   > > >
> >   > > > Jadi kalo pemimpin kita sudah tidak mau "memimpin"??????
> >   > > > bagaimana????? lebih getir lagi, faktanya banyak 
masyarakat yang
> >   > > > menjadi korban memang tidak sadar akan bahaya tsunami di
> >   > Pangandaran
> >   > > > (mohon selengkapnya juga dibaca di berbagai media massa).
> >   > > >
> >   > > > Sekali lagi pak Waluya, persoalan yang saya kemukakan 
bukan
> >   > semata-
> >   > > > mata soal alat detektor yang merupakan bagian dari early 
warning
> >   > > > system.
> >   > > >
> >   > > >
> >   > > >
> >   > > >
> >   > > > Lestari
> >   > > >
> >   > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "waluya56" 
<waluya56@>
> >   > > > wrote:
> >   > > > >
> >   > > > > Embak Lestarin, saya bukan mendukung Pak JK, cuma saya
> >   > > > skeptis "early
> >   > > > > warning system" itu bisa berjalan baik di Indonesia. 
Sebabnya
> >   > apa?
> >   > > > > Orang kita itu senang berbuat jahil, apalagi ke barang 
milik
> >   > > > publik.
> >   > > > > Tiang Tegangan tinggi listrikpun yang sedemikian 
berbahayanya
> >   > bisa
> >   > > > > dicuri, apalagi cuma detektor pasang-surut air laut yang
> >   > terapung-
> >   > > > > apung dilaut!
> >   > > > >
> >   > > > > Salam,
> >   > > > > WALUYA
> >   > > > >
> >   > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "lestarin" 
<lestarin@>
> >   > > > > wrote:
> >   > > > > >
> >   > > > > > Yth. H.M. Nur Abdurrahman,
> >   > > > > >
> >   > > > > > Memang benar sikap Kadiman sangat perlu disesalkan, 
serupa
> >   > > > dengan
> >   > > > > > sikap Jusuf Kalla yang juga menganggap early warning 
system
> >   > > > tidak
> >   > > > > > diperlukan, seperti yang di kutip Associated Press. 
Apakah
> >   > layak
> >   > > > > > seorang wapres mengeluarkan statemen seperti ini?????
> >   > > > > > Lalu apakah nanti seperti "ralat" yang dilakukan 
sesaat
> >   > setelah
> >   > > > > > mengeluarkan statement soal 'janda-janda di 
puncak' , "Saya
> >   > kan
> >   > > > > > cuman bercanda"..... :(
> >   > > > > >
> >   > > > > > Semoga nanti kita mendapat pemimpin yang lebih 
bijaksana dan
> >   > > > > > menghargai manusia lain, sekaligus menghargai nilai-
nilai
> >   > > > > kemanusian.
> >   > > > > >
> >   > > > > > Lestari
> >
> >
> >
> >   Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah 
dan Planet
> Muslim. Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No.
> 421-236-5541 atas nama RETNO WULANDARI.
> >
> >   Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa.
> >
> >   =======================
> >   Milis Wanita Muslimah
> >   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 
masyarakat.
> >   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> >   ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
muslimah/messages
> >   Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> >   Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> >   Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED]
> >   Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> >
> >   This mailing list has a special spell casted to reject any 
attachment
> ....
> >   Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
> >
> >
> > Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan 
Planet
> Muslim. Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No.
> 421-236-5541 atas nama RETNO WULANDARI.
> >
> > Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa.
> >
> > =======================
> > Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 
masyarakat.
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
muslimah/messages
> > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> >
> > This mailing list has a special spell casted to reject any 
attachment ....
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
> >
>







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. 
Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas 
nama RETNO WULANDARI. 

Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa.

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke