Selasa 29 Agustus 2006 9:55:56 WIT

NU Dianggap Masuk Neraka
Meneropong Pergerakan Hizbut Tahrir Indonesia (5)

Dalam edisi kemarin ada beberapa nama dan kutipan salah tulis. Misalnya di
situ tertulis Dr Wahba Suhairi. Yang benar adalah Dr Wahbah Zuhaily. Begitu
juga Sayid Qutub tertulis sebagai hakim. Yang benar, Taiqiuddin an-Nabhani
asalnya seorang hakim, sedang Sayid Qutub seorang sastrawan. Redaksi mohon
maaf kepada Pembaca. Pembetulan ini sekaligus sebagai ralat. Berikut
lanjutan wawancara dengan KH Imam Ghozali Said, MA.



Ada yang berpendapat,kalau niat mereka untuk dakwah, kenapa mereka kok tidak
merekrut komunitas lain yang belum beragama, misalnya. Kalau jamaah NU kan
hasil jerih payah para wali songo dan ulama kultural, kenapa mereka tidak
cari kreasi sendiri agar tidak menimbulkan konflik sesama umat Islam?

Ya, karena mereka mau mengislamkan orang Islam. Jadi kita yang sudah Islam
ini harus diislamkan lagi.ha.ha..

Jadi iman umat Islam masih perlu diadili. Berarti mereka merasa paling
Islam?

O, ya, mereka memang merasa paling Islam. Karena itu harus kita pahami itu.
Kalau sikap saya tetap harus moderat. Sepanjang mereka tidak menyerang kita
ya kita nggak apa-apa. Tapi mereka menyerang kita, ya kita harus melawan.
Karena itu di beberapa tempat seperti di NTT, Jember, kita lawan karena
mereka sudah menyerang kita. Di Purwokerto misalnya orang NU dianggap sesat.
Saya kan kesana, orang NU di sana dianggap dlalal finnar, masuk
neraka.ha..ha.. ya kelompok Salafy itu. Jadi yang menyerang NU dalam
peribadatan itu kelompok Salafy, sedang yang menyerang NU dari segi politik
kelompok Hizbut Tahrir dan Tarbiyah (PKS). Jadi orang NU itu harus sadar,
bahwa sekarang mereka diserang dari berbagai arah.

Jadi secara paradigmatik maupun aksi memang beda sekali dengan NU?
Sejak Gus Dur mimpin NU kan membuka cakrawala baru di kalangan anak-anak
muda NU. Gus Dur mengevaluasi bahwa formalisasi syariat ternyata selalu
gagal, karena itu Gus Dur membuka wacana baru Islam sebagai etika soial. Dan
ini kemudian menjadi gaung NU sampai sekarang, walau belakangan NU
diutik-utik dengan formalisasi syariat. Tapi Pak Hasyim Muzadi dalam
berbagai wawancara menyatakan tidak memperjuangkan Islam seperti teksnya
tapi yang diperjuangkan adalah ruhnya. Bisa saja KUHP seperti sekarang tapi
ruh Islam ada di situ. Nah, dalam hal ini pengaruh Gus Dur sangat besar.
Tapi di struktural NU sekarang kan dilakukan "pembersihan" terhadap
kelompok-kelompok Gus Dur. Di Lakpesdam, misalnya, Imdad (M Imdaduddin
Rahmat, red) bilang kepada saya bahwa dia hanya ditaruh sebagai pemimpin
redaksi Jurnal Tashwirul Afkar. Tapi di struktur Lakpesdam ia sudah tak
masuk.
Tapi untuk membersihkan orang-orang Gus Dur secara total tidak bisa. Karena
pengurus NU yang pandai-pandai adalah "didikan" Gus Dur. Paling tidak,
secara visi keagamaan sama karena sebelumnya pernah lama berinteraksi dengan
Gus Dur. Misalnya Endang Turmudzi, Sekjen PBNU. Dia kan orang LIPI. Kemudian
Nazaruddin Umar, Katib Aam Syuriah. Nah, ketika berhubungan dengan dunia
internasional, kelompok-kelompok "didikan" Gus Dur inilah yang bisa
berkomunikasi. Jadi meski mereka ini dibenci tapi tetap dibutuhkan. Misalnya
ada Masdar (KH Masdar Faid Mas'udi, Red) dan sebagainya. Dan mereka inilah
yang mengerti persoalan yang dihadapi NU ke depan dalam menghadapi
kelompok-kelompok Islam radikal itu.

Bisa dijelaskan soal NU dalam kontek negara nasional?
NU fiqh minded. Fiqh siyasi (politik) di NU kurang berkembang. Fiqh yang
dikembangkan NU adalah fiqh dalam kontek negara nasional. Ketika Kiai Hasyim
Asy'ari (pendiri NU, red) mengeluarkan fatwa resolusi jihad, Negara
Indonesia dalam kondisi bukan negara agama. Karena saat itu kalimat "
menjalankan syariat Islam.." sudah dihapus. Kemudian Belanda datang lagi
akhirnya Kiai Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa jihad. Jadi Negara yang
dipertahankan waktu itu negara "sekuler" kan. Jadi NU tak bisa lepas dari
negara nasionalis atau sebagai nasionalis. Nah, fatwa jihad Kiai Hasyim itu
merupakan fatwa pertama di dunia Islam yang mempertahankan negara
nasionalis. Belum ada ketika itu ulama yang berfatwa kewajiban jihad untuk
mempertahankan Negara nasionalis. Jadi Kiai Hasyim Asy'ari itu pelopor
pertama.

Apa kira-kira dasar pemikirannya?
Mungkin bagi Kiai Hasyim yang terpenting Indonesia merdeka dulu. Apalagi
bangsa Indonesia mayoritas umat Islam. Ini yang harus diutamakan. Jadi Kiai
Hasyim membuat fatwa untuk mengusir penjajah dan mempertahankan negara
nasional. Nah, ini bagi wacana pemikiran internasional - seperti orang-orang
yang menginginkan sistem khalifah - kan kontroversi.

Begitu juga perjuangan NU berikutnya, dalam sejarahnya, seluruhnya selalu
terkait dengan negara. Soekarno, misalnya, diberi gelar waliyul amri dlaruri
bissyaukah (pemerintah darurat yang mempunyai kekuatan). Ini asalnya kan
diberi oleh konfrensi ulama di Cipanas 1954. Kemudian pada 1956 oleh NU
dianggap sah. Ini artinya apa? Karena dikaitkan dengan fiqh. Sebab perempuan
yang tidak punya wali dalam pernikahan walinya harus Sulthon. Dasarnya
adalah hadits as-sultonu waliyu man laa waliya lah. Sulthon itu adalah wali
bagi orang yang tak punya wali. Kalau Sulthon ini tidak diberi legitimasi
sesuai syariat kan tidak sah Sulthon ini. Jadi ini terkait dengan fiqh, maka
negara walau sekuler harus diakui sah menurut syariah. Nah, cara berpikir
ini saya kira cerdas. Kalau nggak gimana nasib perkawinan itu. Sulthon itu
siapa, padahal kalau orang kawin harus mencatatkan diri ke situ. Nah, itulah
NU.
Tapi ini kemudian disalahpahami oleh kelompok Islam modernis. Dikira NU itu
oportunis pada negara karena memberi legitimasi. Padahal sebenarnya ini
terkait dengan fiqh.

Faktor lain?

Faktor kedua memang pada tahun 50-an itu Kartosuwirjo sedang mengadakan
pemberontakan. Nah, pemberian gelar waliyul amri dlaruri bissyaukah itu
sebagai legitimasi pada Soekarno agar bisa mengatasi gerakan pemberontakan
itu. Tapi inti NU itu sebenarnya pada fiqh urusan perkawinan tadi itu, bukan
pada fiqh siyasahnya (politik). Selanjutnya perjuangan NU terus berkait
dengan negara nasionalisme. Ini yang harus dipahami oleh kelompok-kelompok
baru seperti Hizbut Tahrir dan sebagainya itu. (Bersambung)









=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke