Pak A,
Terima kasih japriannya, tapi saya lebih senang ngobrol di milis.  Saya tidak 
tahu anda ada di milis mana karena saya kirim tulisan ke WM dan KS.  Jadi 
tanggapannya juga saya kirim di kedua milis ini dengan memotong hal-hal yang 
pribadi karena mungkin anda tidak suka nama anda ada di milis.

Pertama, saya tidak mengerti dengan kalimat pak A bahwa saya tegas menyalahkan 
mereka yang bekerja atas nama syetan, maaf ya ini maksudnya apa? Saya berusaha 
menulis serial puasa ini karena sudah beberapa tahun yang lalu ingin sekali 
menuliskan apa yang saya alami, yang saya lihat, yang saya dengar, dll selama 
menjalani puasa ini dengan pemahaman agama saya yang minim ini, saya lempar ke 
milis supaya ada yang ngoreksi apakah pemahaman saya tentang agama sudah benar 
atau salah. Baru puasa tahun ini saya bisa mulai menulis dari hari pertama, 
mudah-mudahan sampai selesai puasa mampu menulis karena sampai ke puasa hari 
kedua ini saja saya sudah merasa senaaaaang sekali, nikmat banget bisa 
mencicipi bulan puasa ini, dan entah sampai kapan nikmat ini bisa terasa karena 
kita tidak pernah tahu kapan kita mati.

Pak A, tulisan di bawah ini sebenarnya saya justru mempertanyakan kebijaksanaan 
tiap pemda dalam penertiban perbuatan asusila (zina) menjelang puasa dan 
pemilihan gambar dari stasiun tv yang sangat heboh menyorot PSK-nya tapi tidak 
menyorot pihak laki-lakinya. Jika perzinahan itu dianggap salah, kenapa hanya 
satu pihak saja yang disorot dan dikejar-kejar? Tangkap dan sorot dengan kamera 
supaya jelas donk laki-laki pelanggapn PSKnya juga. Jadi dari hal itu saja bisa 
disimpulkan keberpihakan saya ke para PSK itu walaupun saya tidak bicara 
tentang kondisi atau latar belakang PSK itu.

Perbuatan asusila atau perzinahan itu kan ada pembeli (demand) juga ada 
penjualnya (supply), kenapa tidak diperlakukan seperti narkoba - 
pembeli/pemakai dan penjualnya kan bisa kena hukuman?

Yup! Saya juga tahu beberapa PSK memang terjun ke pekerjaan esek2 ini karena 
kesulitan ekonomi atau malah yang lebih sadis lagi, mereka korban perdagangan 
manusia (trafficking). Saya belum pernah ke lokalisasi padahal ingin juga ikut 
waktu teman-teman saya melakukan penelitian di sana, untuk bisa memahami PSK 
kan tidak selalu harus ke lokalisasi ya? saya hanya pernah ngobrol dengan 
beberapa PSK di rumah sewaannya dengan anak-anaknya (di luar lokalisasi), saya 
bukan aktivis perempuan di LSM tapi tertarik dan ingin tahu lebih banyak, jadi 
ikut teman yang sedang meneliti masalah PSK ini. Dan saya juga tahu beberapa 
kasus PSK ini dari teman yang memang dari LSM yang mencoba memberdayakan PSK 
ini.

Ada PSK yang suaminya meninggal dan dia harus menanggung 4 anak padahal dia 
tidak punya orang tua, dia butahuruf,  tidak punya pekerjaan dan tidak punya 
rumah di kampungnya, dia menyewa satu kamar di kota. Dia sudah berusaha mencari 
pekerjaan tapi anak-anaknya butuh makanan dan dia juga harus bayar sewa 
kamarnya, jadi jalan pintasnya, dia dagang tubuhnya, kasihan sekali karena dia 
juga merasa malu dan merasa berdosa, tapi tidak punya cara lain untuk 
menghidupi dirinya dan 4 anaknya.

Ada juga kasus seorang gadis yang kebablasan melakukan hubungan seks dengan 
pacarnya, hamil dan pacarnya tidak mau bertanggung jawab (malah nikah dengan 
wanita lain) hanya memberi uang untuk aborsi. Gadis ini diusir keluarganya saat 
ketahuan hamil, dia pergi dari rumahnya lalu melakukan aborsi di dukun pijat 
dan untuk menghidupi dirinya yang hanya punya ijazah SMP, dia jadi PSK.

Dari 2 contoh ini saja kan kita bisa melihat bahwa ada PSK yang terpaksa 
melakukan pekerjaan ini karena masyarakat di sekelilingnya tidak peduli, apa 
ada pelaku poligami yang mau menikahi janda 4 anak atau gadis korban laki-laki 
yang tidak bertanggung jawab? umumnya kan mereka para pelaku poligami ini 
beralasan mengikuti sunah nabi tapi nikah dengan wanita yang lebih muda dari 
istrinya atau malah dengan gadis belia yang seumur anaknya. Lapangan kerja juga 
kan sempit sekali, padahal perut mereka dan perut orang-orang yang ditanggung 
mereka itu setiap hari perlu makanan.

Dan saya sebagai wanita jadi sebel banget ke bapak-bapak pelanggan PSK ini, 
kenapa mereka tidak ditayangkan di tv, di close up gitu supaya ada efek 
jeranya. Dihukum juga supaya kapok! Dunia memang tidak adil kepada wanita ya.

Salam namaste itu apa?

salam
Aisha
-----------
From: A
assalamu alaikum wr wb..
terlebih dahulu perkenalkan nama saya XXX (manusia yang slalu hidup dikaki org2 
yg tak mampu)..   terus terang saya sangat salut dengan cara berpikir sekaligus 
cara pandang anda selama ini,anda dengan tegas menyalahkan mereka yang selama 
ini bekerja atas nama syetan,,
cuman pernakah ukhti berpikir tentang nasib mereka-maaf-para PSK- pernakah anda 
ketempat/keloksi tempat mereka bekerja,,,sekedar bertanya: "Haruskah anda 
melakukan pekerjaan ini? mengapa? sejak kapan? sebabnya? tahu hukumnya?suami 
anda? tidak takut kena penyakit AIDS dsb." 
seandainya anda pernah. maka ukhti Aisyah akan mengerti keadaan saudara2 kita,
(maaf bukannya saya membela adanya PSK) mereka melakukan itu karena keadaanlah 
yang menyeret mereka kesana...anda tanyakan pada mereka,selama melakukan 
pekerjaan rutinitas mereka,adakah mereka bahagia, atau sebaliknya. 
  apakah selamanya kita harus menyalahkan mereka...ukhti tahu tidak kadang 
mereka tersenyum dalam tangisnya, karena hanya ingin mendapatkan beberapa 
lembar uang ribuan, kadangnya juga ia menangis dalam senyuman...
  apakah tidak boleh sekali2, kita menyalahkan para aparat pemerintah..yang 
tahunya membubarkan, menangkap,serta menjobloskan mereka kedalam penjara,,,para 
pemerintah tidak sadar,bahwa mereka bekerja seperti itu akibat ketidak jelasan 
pemerintah dalam menangani negara...kemiskinan dimana2, apakah tidak sebaiknya 
para pemerintah mengeluarkjan dana untuk mengumpulkan mereka dalam suatu 
wadah-selain beli pesawat-atau sewa pesawat pribadi untuk presiden...ingat 
presiden dan para PSK itu sama2 manusia, bedanya presiden berdasi sedangkan PSK 
berpakaian mini..
  tapi sekali lagi saya katakan...saya salut pada pandangan anda...
   
  dan terakhir salam NAMASTE
-------------- 
Puasa 1: Penertiban PSK menjelang bulan puasa
Aisha Y

Menjelang bulan puasa, di layar televisi banyak sekali laporan tentang upaya 
berbagai pihak dalam menyambut bulan suci ini.  Salah satunya yang dilakukan 
aparat ketertiban masyarakat adalah operasi di wilayah tertentu, hotel-hotel 
kecil, tempat kos, rumah sewaan dan warung remang-remang, maka di tv sudah umum 
terlihat wanita-wanita yang diberi nama PSK dan juga pelaku kumpul kebo. Yang 
membuat saya heran, yang disorot kamera tv itu para wanitanya. Ada yang menutup 
wajahnya, ada yang menunduk, ada yang berteriak histeris dan sampai pingsan, 
ada yang dikejar-kejar petugas, ada yang lari dan dikeluarkan petugas dari 
bawah jembatan atau dari selokan (mereka basah). Padahal mereka yang tertangkap 
langsung itu adalah pasangan-pasangan yang sedang melakukan hubungan seks di 
kamar kos, hotel, dll - artinya mereka itu pasangan yang terdiri dari laki-laki 
dan wanita, lalu kenapa yang disorot kamera itu hanya wanitanya, malah saya 
pernah melihat di tv itu petugasnya ketawa dan berteriak-teriak menyuruh wanita 
yang ditangkapnya itu memperlihatkan wajahnya, sambil menyeret wanita itu si 
petugas berusaha menengadahkan wajah wanita itu. Mengapa laki-lakinya tidak 
disorot kamera, apakah karena camera man-nya itu laki-laki? Jika zina yang 
dilakukan oleh wanita dan laki-laki di luar pernikahan itu dianggap salah, 
kenapa tidak dua-duanya diperlihatkan wajahnya?

Zina dianggap salah, kenapa pula hanya dibersihkan dengan semangat di banyak 
tempat itu menjelang bulan puasa saja? Jika dianggap salah dengan banyak akibat 
buruknya seperti penyebaran penyakit kelamin termasuk HIV/AIDS yang juga 
menyebar ke ibu-ibu rumah tangga dan bayi-bayi yang lahir kemudian akibat 
bapak-bapaknya yang selingkuh dan ketidak adilan karena uang untuk keluarga 
dipakai untuk membayar PSK, kenapa kegiatan zina ini tidak dibersihkan setiap 
saat?

PSK itu dibawa ke kantor polisi lalu diadili, dimasukkan ke penjara wanita? 
laki-laki pelanggan PSK itu diapain? Dibiarkan bebas begitu saja? Puasa itu kan 
ada selang waktu tertentu yang secara fisik dari imsak sampai bedug maghrib 
tidak diperbolehkan makan, minum dan melakukan hubungan seks. Bagaimana setelah 
maghrib, apakah laki-laki para pelanggan yang bebas merdeka ini juga bebas 
untuk mencari PSK lainnya yang tidak tertangkap? 

Atau jika laki-laki para pelanggan ini selama bulan puasa juga puasa dari 
berlangganan PSK, apakah setelah puasa lewat, mereka ini kembali ke kebiasaan 
semula? Jadi ingat salah satu tulisan Prof Dr Komaruddin Hidayat, katanya 
selama ramadan, terjadi perubahan drastis, mayoritas masyarakat Indonesia 
menjadi santun, mampu menahan diri, jujur dan tidak ingin menyakiti orang lain, 
artinya selama ramadan kita menemukan masyarakat beradab dan religius. Lalu 
setelah lewat bulan puasa, kita kembali lagi menjadi masyarakat yang penuh 
kekerasan, minimal kasar dalam kata-kata. Seperti baterai telepon seluler yang 
daya setrumnya hanya bertahan sebulan? Bukankah seharusnya puasa sebulan 
memiliki daya setrum penyebar kebajikan setidaknya selama setahun sampai ke 
puasa berikutnya? Apakah dari tahun ke tahun, aparat kita itu hanya menertibkan 
PSK (dan tidak laki-laki hidung belangnya) itu hanya menjelang bulan puasa 
saja? Apa yang telah dilakukan aparat untuk membuat jera para laki-laki hidung 
belang?


[Non-text portions of this message have been removed]



=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke