Sepakat Mas St Sabri, memang Mahabrata atau pun Ramayana menyajikan reakl
kehidupan manusia. Tokoh-tokoh sepeti Karna atau Kumbakarna amatlah
menggemaskan. Mirip-mirip dengan ending sebuah film yang menyisakan
permenungan karena akhirnya tidak sesuai dengan harapan umumnya penonton.

Ya, fakta adakalanya menyakitkan. Mahabrata menyajikan gambaran-gambaran
dari fakta-fakat kehidupan yang dialami berbagai manusia. Berbagai karakter
dikupas dan disajikan. Kesetiaan, kedermawanan, kelicikan, dst.

Unsur teknologi jg sudah dinubuatkan. Panah konta dapat kita sebut sebagai
ramalan akan peluru kendali, dst.

Tentang para dewa dalam pewayangan, saya cenderung menyebandingkannya dengan
tradisi "tilem" atau "ngahiyang" dalam sebuah budaya. Ya semacan upaya
menjadi co creator yg masih ada kemungkinan melakukan kesalahan.

Tidaklah mengherankan apabila ada sisi lain dari Mahabrata yang dapat
melengkapi ajaran Al Qur'an. Bukankah Al Qur'an sendiri (atau hadist/As
sunnah)  yang menyebtukan bahwa hikmah itu dapat diambil dari mana saja?
Belakangan saya semakin yakin, karena dalam sebuah dialog antara Arjuna dan
Batara Kresna ada disebut-sebut nama seorang sahabat Nabi saw (informasi
dari yang pernah baca bukunya di sebuah perpustakaan di Malaysia). Bagaimana
mungkin karena Mahabrata lebih tua dari abad 6 M? Hehehe........ini perlu
disiplin ilmu lain untuk menjelaskannya.

salam,
manAR

On 12/18/06, st sabri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Epik Mahabarata, IMHO, merupakan karya sastra yang menyajikan KARAKTER
> MANUSIA secara lengkap. Bahkan manusia transeksual pun disajikan. Resi
> Bisma, contoh sebuah lifestyle, apapun alasannya beliau membujang sampai
> akhir hayatnya. Drupadi, poliadris yang sukses. Gatotkaca merupakan
> hasil persilangan antar spesies; spesies manusia dan raksasa, juga
> antareja dan antasena. Perkawinan antar species sudah dipikirkan oleh
> sang pengarang, Resi Wiyasa (Vyasa).
>
> Bila ingin menemukan representasi karakter manusia modern, semuanya
> hampir bisa diketemukan pada tokoh Mahabarata. Tanpa bermaksud
> menyandingkannya, dalam hal representasi karakter Manusia, Mahabarata
> barangkali menyajikan lebih lengkap dibanding Kitab Suci Al-Qur'an
> sekalipun :=)
>
> Jajaran Dewa dalam kisah Mahabarata, tidak sejajar dengan malaikat,
> karena dewa bisa membuat kesalahan, contohnya ketika harus menyerahkan
> senjata konta kepada janoko, eh malah keliru diserahkan pada Karno
> karena "salah lihat".
>
> salam
>
> On Mon, 2006-12-18 at 04:03 +0000, Chae wrote:
> >.
> >
>
> >
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to