Dari file lama, diambil dari kantong Doraemon
HMNA
***********************************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
298. Sinar Matahari, Energi Alternatif di Abad 21?

    Matahari  adalah  sumber  energi  yang  tak-terhabiskan  oleh
manusia. Dalam proses reaksi thermonuklir penyusunan (fusi)  inti
atom  di matahari setiap detik sekitar 650 juta ton hidrogen  (H)
tersusun menjadi sekitar 646 juta ton helium (He). Selisih 4 juta
ton materi setiap detik itu berubah wujud menjadi energi  radiasi
berupa  sinar gamma, sesuai dengan sunnatuLlah  yang  diungkapkan
oleh  Einstein  dalam rumus kesetaraan massa dengan energi:  E  =
mc2.  Matahari kehilangan massanya akibat reaksi fusi  itu  dalam
1,5  miliyar  tahun  hanya sekitar 1%. Para  pakar  astro  fisika
(astro = bintang) memperkirakan matahari sudah berumur sekitar 10
miliyar  tahun,  yang berarti matahari baru  kehilangan  massanya
sekitar 6 % dari massanya yang semula.

    Sinar  gamma itu dari dalam inti matahari menembus lapisan matahari
berdegradasi, kehilangan energi dan berubah menjadi photon yang dipancarkan
oleh matahari ke  ruang  angkasa sekelilingnya. Bumi sesuai dengan taqdirnya
dari Allah SWT dengan ukuran  tertentu dalam diameter dan jaraknya dari
matahari  hanya menerima  sekitar seper 2000 miliyar bahagian dari  energi
photon yang  dipancarkan  oleh  matahari  tersebut.  Bumi   hanya menerima
energi  itu setiap jam sekitar  175  milyar megawatt-jam (MWJ).

    Photon dari  matahari itu memungkinkan zat hijau  pohon menangkap  air
dan  CO2  kemudian  menyusunnya  menjadi  senyawa hidrokarbon (baca: makanan
dan bahan bakar) dan melepaskan 02  ke udara.  Andaikata tidak ada pohon,
maka 02 akan habis  dikonsumsi oleh mesin, binatang dan manusia dengan jalan
bernafas. Untunglah zat hijau pohon senantiasa bekerja melepas 02 ke udara,
sehingga mesin,   binatang  dan  manusia  senantiasa  mendapat   pemulihan
persediaan  02  untuk dapat bernafas. Dalam proses  bernafas  itu terjadi
reaksi kimia antara senyawa hidrokarbon hasil jerih payah zat  hijau  pohon
dengan 02. Reaksi kimia  tersebut  dari  jenis exoterm, mengeluarkan panas.
Jadi makan dan bernafas  menyebabkan mesin, tubuh binatang dan manusia
menjadi panas.

    Di  atas dipergunakan istilah zat hijau pohon  bukan  istilah
ilmiyah zat hijau daun (chlorophyl, chloros = hijau dan phyllon =
daun), sebab sebagai seorang Muslim yang beriman kepada Al Quran,
di  dalam  Al  Quran dipakai istilah  AsySyajaru  lAkhdharu  (asy
Syajaru = pohon dan al Akhdharu = hijau). Firman Allah SWT:

    Alladzy Ja'ala laKum mina sySyajari lAkhdhari Na-ran  faIdza-
Antum  minHu  Tuwqiduwna  (S.  Yasin,  80).  Yaitu  (Allah)  Yang
menjadikan api bagimu dari (zat) hijau pohon maka dengan itu kamu
membakar (36:80).

    Hasil karya zat hijau pohon menururt S. Yasin ayat 80 menyebabkan kita
ini ummat manusia dapat membakar. Bagaimana bisa? Dalam inti sel
tumbuh-tumbuhan terdapat bintik-bintik pigment pembawa zat warna
(chromatophore). Yang terpenting ialah  pigment warna  hijau,  yang dengan
bantuan sinar  gamma  dapat  melakukan proses  photosynthesis
(mensintesis/menyusun dengan photon)., artinya  pigment  hijau  ini
menyusun persenyawaan  hidrokarbon dengan  memakai energi photon dari
matahari. Pigment  hijau ini dalam istilah ilmiyahnya disebut chlorophyl,
zat hijau daun. Istilah  ilmiyah ini tidak tepat, oleh karena pigment  hijau
itu terdapat  pada seluruh bahagian pohon yang masih hijau  warnanya, di
akar yang tersembul di atas tanah, di batang, di  cabang,  di dahan,  di
ranting, di daun, si pucuk, di ulam, di kelopak  bunga dan di buah. Jadi
yang betul ialah istilah zat hijau pohon. Hasil karya zat hijau pohon berupa
persenyawaan  hidrokarbon, itu adalah makanan dan bahan bakar. Sesungguhnya
makanan itu pada hakekatnya adalah juga bahan bakar yang terbakar dalam
tubuh kita, sehingga tubuh kita ini bisa tetap suhunya, katanya orang sehat
sekitar 27 derajat Celcius.

    Pada  waktu  langit  bersih  permukaan  bumi  yang   menerima
gempuran photon dalam arah tegak lurus akan menerima  energi
setiap jam sekitar 870 watt-jam (WJ) per satu meter persegi  pada
ketinggian  yang  sama dengan permukaan laut. Makin  tinggi  dari
muka laut energi yang tertampung itu makin banyak pula, berhubung
udara yang menghalangi makin tipis. Pada ketinggian sekitar  4400
meter di atas muka laut, energi yang diterima setiap jam per satu
meter  persegi sekitar 1,16 kilowatt-jam  (KWJ).  Satelit-satelit
komunikasi  pada  GSO-nya (apa itu GSO lihat Seri  289)  menerima
setiap jam energi per satu meter persegi sekitar 1,36 KWJ.

    Secara  kasar  dapat dihitung bahwa gurun pasir  Sahara  akan
dapat menghasilkan energi sejumlah 8 kali kebutuhan energi  ummat
manusia  pada  tahun  2000. Perhitungan  ini  berasumsikan  bahwa
efisiensi mesin matahari sekitar 20%. Sebagai bahan  perbandingan
dengan yang telah lama diaplikasikan, yaitu  laboratorium-angkasa
Skylab  mempunyai  130  meter persegi luas  dari  pelataran  sel-
matahari  yang  terbuat dari silicium sejumlah 272642  biji  sel.
Dengan  efisiensi  sekitar  11 - 12%,  sel-sel  itu  menghasilkan
daya   listrik  sekitar  12,65  -  13,8  KW.   Sel-matahari   itu
diperkembang pula supaya efisiensinya meningkat, dari silicium ke
cuprum sulfida-cadmium sulfida, gallium arsenida, indium fosfida-
cadmium sulfida, dan selenium.

    Di  samping sistem sel-matahari dipakai pula sistem  kolektor
panas. Sekarang ini dipakai untuk memanaskan rumah di daerah yang
beriklim  dingin. Dalam sejarah sistem kolektor panas  ini  telah
diaplikasikan dalam peperangan oleh Hannibal (247 - 183)  sebelum
Miladiyah (SM) dalam Perang Finiqi ke-2 (218 - 201) SM.  Hannibal
membawa  bala  tenteranya dari Spanyol melalui  pegunungan  Alpen
menyerang  kota  Roma. Ia membinasakan pasukan Romawi  di  Cannae
(216  SM) dengan mengumpulkan sinar matahari oleh cermin  cekung
yang   difokuskan  kepada  pasukan  Romawi  tersebut.   Teknologi
kolektor   panas  dengan  cermin  cekung  ini   didapatkan   oleh
Archimedes (287? - 212) SM. Pada reruntuhan Ninive dan pada kota-
kota  lain  di Mesopotamia telah didapatkan  cermin  cekung  yang
dipakai sebagai kolektor panas.

    Sistem kolektor panas secara optik tersebut (teknologi cermin
cekung)  dewasa ini dipakai dalam teknologi  generator  (M)agneto
(H)ydro  (D)dynamic, MHD. Sinar matahari ifokuskan secara optik  ke
ketel  yang berisi gas yang dipanaskan hingga suhu sekitar  2500o
C. Gas yang keluar dari ketel dipacu dengan laju 1000 meter/detik
(di  atas  laju  kritis)  dalam  tabung  expansi  yang  berbentuk
konvergen-divergen. Gas yang dipacu ini difokuskan oleh magnet ke
kutub   elektrode,   sehingga   menghasilkan   aliran    listrik.
Selanjutnya  gas itu dipakai pula untuk menggerakkan  turbin  gas
yang  dikoppel  dengan generator, yang juga  menghasilkan  aliran
listrik.

    Apa  yang  diceritakan mengenai teknologi  pemanfaatan  sinar
gamma  melalu sistem sel-matahari dan sistem  kollektor  tersebut
masih  dalam skala kecil. Adalah tantangan teknologik dalam  abad
ke-21 untuk memanfaatkan sinar matahari dalam skala besar.  Mampukah
ummat  manusia  memanfaatkan energi sinar matahari,  yang
tanpa  polusi  gas rumah kaca, menjadi  energi  alternatif  untuk
memenuhi  keserakahan  peradaban manusia mengkonsumsi  energi  di
abad ke-21? WaLlahu A'lamu bi shShawab.

*** Makassar, 16 November 1997
        [H.Muh.Nur Abdurrahman]
******************************************************


----- Original Message ----- 
From: "Dana Pamilih" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, January 31, 2007 23:17
Subject: [wanita-muslimah] Re: Monarki/teokrasi/demokrasi


> Energi nuklir itu mahal awalnya tetapi murah nantinya. Cuma yg belum
> memuaskan ialah bagaimana mendaur ulang atau membuang dg aman
> sampah/ampasnya?  Berapa hitungan biaya sebenarnya?
>
> Bio-energi secara politik lebih memuaskan kecuali berarti akan merusak
> hutan tropis.
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> >  Bu Les berkata :
> >
> > Pengembangan maupun perencanaan teknologi nuklir sebagai sumber daya
> >  energi memang sudah seharusnya dilakukan oleh setiap negara yang
> >  sadar akan pentingnya sumber energi ini di masa depan. Repot memang
> >  jika punya tetangga dari negara-negara yang kaya minyak, tapi tidak
> >  paham akan ilmu di masa depan:)
> >
> > ========================
> >
> > Jano-ko :
> >
> > Jangan-jangan malah bules yang repot.....coba tuch lihat kasus
> Nuklirnya Iran....
> >
> > Salam.
> >
> >
> >
> > lestarin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                                  Yth.
> Pak Ariel,
> >
> >  Memang benar soal minyak, kalau habis semua akan merasakan
> >  pengaruhnya:). Soal penghematan, tidak hanya orang Indonesia yang
> >  kurang paham makna hemat energi, masyarakat timur tengah pun
> >  termasuk yang kurang paham soal ini, hampir semua negara di timur
> >  tengah yang "maju dan banyak duwit" (menurut versi Pak Aly nih:)),
> >  sangat terbiasa dengan "kemewahan" penggunaan energi dan cenderung
> >  pada pemborosan. Barangkali pak Aly juga bisa menambahkan ceritanya
> >  betapa Dubai, Kuwait dan beberapa negara timur tengah lainnya tidak
> >  akan segan-segan memasang lampu jalan maupun lampu taman yang luar
> >  bisa megah, sehingga malam bisa seterang benderang siang:D. Belum
> >  lagi soal penggunaan energi di rumah tangga yang juga tidak semuanya
> >  terbiasa berhemat.
> >
> >  Pengembangan maupun perencanaan teknologi nuklir sebagai sumber daya
> >  energi memang sudah seharusnya dilakukan oleh setiap negara yang
> >  sadar akan pentingnya sumber energi ini di masa depan. Repot memang
> >  jika punya tetangga dari negara-negara yang kaya minyak, tapi tidak
> >  paham akan ilmu di masa depan:)
> >
> >  Wassalam
> >
> >  Lestari
> >
> >  > Mbak Lestari,
> >  >
> >  > Minyak bumi yang berasal dari fosil memang merupakan salah satu
> >  sumber
> >  > daya energi yang hingga saat ini belum ditemukan substitusi yang
> >  > sepadan. Memang ada bioetanol & batu bara namun belum dapat
> >  dijadikan
> >  > subsitusi minyak bumi secara mutlak, ada nuklir namun mempunyai
> >  resiko
> >  > tinggi sebanding dengan manfaatnya. Betapa pentingnya minyak bumi
> >  bisa
> >  > dilihat dari pengaruhnya terhadap perekonomian makro. Bila minyak
> >  bumi
> >  > habis bukan hanya negara2 Arab yang celaka, namun seluruh dunia
> >  akan
> >  > merasakan pengaruhnya. Disini pentingnya kampanye penghematan
> >  energi.
> >  >
> >  > Saya sepakat bahwa negara2 Arab memang hanya mengandalkan minyak
> >  bumi
> >  > untuk membangun bangsanya. Tidak ada inovasi dari mereka. Iran
> >  sudah
> >  > memulai dengan mencoba mengembangkan teknologi nuklir, ternyata
> >  > ditentang  oleh negara2 barat termasuk oleh tetangga Arab Saudi :)
> >  >
> >  > Salam,
> >  > -ariel-
> >  >
> >
> >
>
>
>
>
> =======================
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
> Yahoo! Groups Links
>
>
>

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 

Reply via email to