Yth. Pak Aly,

Barangkali Pak Aly bisa lebih lanjut berdiskusi dengan Pak Ariel 
yang sudah terlebih dahulu menjelaskan di milis, bahwa yang namanya 
minyak bumi di muka bumi ini InsyaAllah akan habis Pak:), tidak ada 
yang kekal pak. Kalau Bapak masih beranggapan bahwa minyak bumi 
tidak bakal habis di arab, walahhhh saya tidak bisa komentar lagi 
deh:D

Soal perencangan dan pengembangan energi nuklir, saya mendukung 
sepenuhnya. Bukan berarti saya langsung meminta dan mengharapkan 
reaktor nuklir sudah harus jrengg, berdiri tahun ini di Indonesia:D. 
Sekali lagi, manusia harus maju ke depan, mengembangkan diri dan 
masyarakatnya, bukankah sebuah kaum tidak akan berubah kalau mereka 
sendiri yang tidak akan merubahnya?? 
Jadi Pak Aly, apakah menurut bapak upaya pemerintah indonesia 
mendirikan Jurusan Teknologi Nuklir di UGM merupakan langkah mundur? 
Yang namanya hendak merencanakan dan mengembangkan teknologi nuklir 
kan juga harus didahului dengan mendidik manusianya yang menjadi 
tenaga ahli dibidang tersebut. Tapi saya optimis kalau pemerintah 
Indonesia berpikiran maju, maka teknologi ini pada akhirnya memang 
harus di adopsi.


Ketakutan akan bencana yang diakibatkan teknologi nuklir, itu 
manusiawi juga Pak, namun janganlah kita tidak maju/tidak berkembang 
karena ketakutan. Termasuk bila bapak menggambarkan betapa alam 
Indonesia "kurang bersahabat" banyak gempa bumi dan lain-lain, ini 
juga yang harus dipelajari dan cari teknologi rancang bangun untuk 
memadukan dengan teknologi nuklir. Misalnya saja, membuat teknologi 
nuklir dengan rancang bangun yang memiliki daya tahan tinggi, 
termasuk dengan kemampuan anti gempa dan sebagainya. Semuanya sangat 
mungkin Pak, seperti halnya semua penemuan di dunia ini yang pada 
awalnya barangkali tidak terpikirkan. Memang butuh waktu puluhan 
bahkan munngkin ratusan tahun untuk mengembangkan, namun yang jelas 
tidak menyerah/takut sebelum berusaha. Hidup kan harus optimis pak, 
optimis namun penuh perencanaan, bukan optimis membabi buta 
tentunya. Analoginya seperti anak-anak kita yang sedang melakukan 
perjalanan untuk berkemah di sebuah taman, lalu tiba-tiba alam 
kurang ramah, tentu saja anak-anak itu akan mencari tempat 
berlindung dan berteduh terdekat (dibawah pohon rimbun, disebuah 
gubuk, dll).Tetapi karena mereka sudah membawa persiapan berkemah 
(tenda, jas hujan, dll), maka pastilah mereka akan segera memakai 
jas hujannya, lalu segera meneruskan perjalanan untuk membangun 
tenda di tempat tujuan, lalu berlindunglah di tenda yang didirikan. 
Kan tidak mungkin kita menyarakankan anak-anak itu tetap berlindung 
di tempat semula, sampai menunggu hujan berhenti:D. Jadi tetap harus 
berusaha dan bekerja keras untuk mencapai tujuan, meski alam 
barangkali memang "kurang ramah":)

Soal ajal, hanya Allah lah yang maha tahu kapan waktunya bagi kita:) 
Jangankan bekerja di reaktor nuklir, lha bekerja menjadi penjual 
tempat tidur di sebuah toko saja juga harus tetap "berhati-hati" dan 
waspada, jangan sampai ketiban tumpukan tempat tidur yang 
menjulang:D .Sekali lagi Pak, semua tempat kerja selalu ada resiko, 
soal hitungan besaran resiko memang sangat relatif juga. Tetapi 
selama kita berusaha bekerja dengan sistem yang seharusnya 
dilakukan, prosedur yang tepat, maka kenapa harus sangat kuatir 
dengan keselamatan kita? Kenapa tidak percaya dengan Allah SWT.

Soal kembali ke alam memang sebuah usaha mulia, meski tidak semuanya 
bisa diperlakukan seperti itu. Artinya teknologi angin dan matahari 
bisa berdaya guna dan tepat guna untuk sesuatu hal misalnya untuk 
mendukung kebutuhan ruma tangga (sebagai pemanas, energi untuk 
masak, lampu,dll), maupun untuk penggerak kendaraan (mobil) dengan 
kecepatan terbatas tentunya, namun untuk kebutuhan energi lainnya 
pastilah membutuhkan sumber energi yang lebih besar, maka pilihan 
untuk merencanakan dan mengembangkan energi nuklir bukanlah 
seuatu "dosa":), karena apabila bisa dimanfaatkan dengan baik, maka 
manfaatnya InsyaAllah lebih besar dari mudaratnya, bukan begitu Pak?

Pak Aly, yang saya kritik kemarin itu "pemujaan" Pak Aly yang 
terlihat sangatttt begitchuuuu terhadap negara-negara Timur Tengah 
yang sering bapak sebut:D (tidak perlu saya deret hitung kan nama-
nama negaranya), malah saya hampir tidak pernah membaca di milis ini 
Pak Aly memuji-muji Iran dengan teknologinya, maupun tentag Irak 
dengan sikap almarhum Sadam Husain yang berani menyuarakan 
perlawanannya terhadap Israel dan Amerika:). Malah menurut bapak 
lebih baik menjadi negara Islam makmur/kaya, tapi tidak peduli 
dengan Palestina:)

Jadi kenapa kita tidak optimis, bekerja keras, mengembangkan diri 
dan tetap Lillahita'alla. 

Wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mbak lestarin...
> 
> minyak di arab gak habis2 spt air zam-zam... gak
> percaya .. ya sdh.. org2 bule spt inggris cuma tkng
> engineer doang diarab.. email sy belum di balas kenapa
> Mbak lestarin mendukung pendirian pabrik nuclir di
> indonesia ???...
> 
> bekerja dengan reactor saja dah lumayan ngerinya
> apalaggi nucler.. 
> 
> contoh orang terpapar radioaktic 192 Ir (radionucleid)
> wah cuma 2 bulan nunggu mati tersiksa.. terbuntung2
> badannya hingga ajal menjemput. bocornya pipa nucler
> walau hanya leak  sedikit sgt berbahaya... nuclir
> sources nya tdk kelihatan oleh mata .. tp ajal sdh
> menunggu.
> 
> slm,
> 
> 
> email sy kemarin
> Mbak lestarin...
> 
> wah hebat ya sdh menyarankan "Pengembangan maupun
> perencanaan teknologi nuklir sebagai sumber daya
> energi" 
> report ya py teman spy sy gak paham akan ilmu di masa
> depan.. tekhnologi nuklir!
> 
> ga salah tuh kalau di indonesia diadakan?.. tekhnologi
> nuklir sgt berbahaya loh .. ingat gak peristiwa
> chernobhyl adalah kecelakaan akibat tekhnologi nuklir
> yg saangaaat mengerikan kepada manusia! bisa mati
> langsung atau bila hidup dan terpapar radiasi nuklir
> umumnya maka akan mati dlm waktu 2-3 bln terbuntung2
> bagian badan manusia perlahan2!.. 
> 
> Negara2 eropa sdh mulai meninggalkan tekhnolgi sgt
> berbahaya ini spt Perancis, Swedia dan inggris
> menggantinya ke tekhnologi angin sbg sumber energi..
> lebih aman dan murah serta ramah lingkungan.
> 
> wah sy dah biasa kerja dengan bahaya radiasi (nuclir
> sources) - jarak2 paparan radiasi yg aman tp tetap
> ngeri juga, sampahnya sgt berbahaya 70 tahun minimal
> baru bisa di daur ulang oleh tenaga ahli. 
> 
> Iran juga negara arab loh... amrik gak berani gugat
> iran kenapa yo..? krn iran penghasil minyak terbesar
> ke 4 didunia, bisa gak disupply si amrik kalau gugat
> iran jd py tekhnologi energi nuclir aman2 saja. lain
> iran.. lain indonesia... inget alam indonesia kurang
> ramah.. ada gempa, pabrik berdekatan dengan rumah2 dan
> jalan publik tentu tdk aman mendirikan tekhnologi
> nuklir yg sgt berbahaya ini. 
> 
> dah kembali ke minyak, bensin dan solar bwt kebutuhan
> sehari2 diindonesia. .
> 
> slm,
> ali
> 
> 
> 
> --- lestarin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Yth. Pak Ari,
> > 
> > Saya tidak silau kok Pak, hanya men-share apa yang
> > pernah saya 
> > diskusikan dengan seorang teman:). Yang kebetulan
> > dia expat, orang 
> > barat itu saja. Saya sama sekali tidak
> > "meng-elu-elukan" kemampuan 
> > orang barat keseluruhan, jadi mohon dicermati juga
> > Pak Ari. Kalau 
> > bapak sejak dulu mengikuti milis ini pasti juga
> > paham, bahwa saya 
> > sejak dulu secara pribadi bukan kategori yang
> > "silau" terhadap 
> > sisi "barat" atau "timur tengah" -nya sebuah
> > bangsa:) Bagi saya 
> > manusia bermakna ketika ia bermanfaat bagi manusia
> > lainnya. Apa yang 
> > saya sampaikan ke Pak Aly terdahulu, lebih karena
> > mengingatkan 
> > Beliau yang terlihat sekali "silau" dan "memuja"
> > negara-negara timur 
> > tengah, padahal mereka kan manusia biasa, dengan
> > segala kelebihan 
> > dan kekurangan. itu saja:). 
> > 
> > Soal Ilmu harus disertai iman, saya juga sepakat
> > Pak, namun mohon 
> > bapak juga jangan menggeneralisir bahwa orang barat
> > hanya mengejar 
> > ilmu tanpa disertai iman yang benar, seperti kalimat
> > yang bapak 
> > sampaikan: 
> > --> Bisa dibayangkan bila mereka (orang barat) hanya
> > menegjar ilmu 
> > tanpa disertai iman yang benar, apa yang akan
> > terjadi kelak di 
> > Akhirat? 
> > 
> > Pertanyaannya: Apakah yang Bapak maksud dengan
> > keimanan? Lalu apakah 
> > kita sesama manusia bisa menilai keimanan manusia
> > lain? 
> > 
> > Wassalam
> > 
> > Lestari
> > 
> > 
>

Kirim email ke