On Fri, 2007-02-02 at 09:18 +0000, Dana Pamilih wrote:
> Salam kembali,
> 
> Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final
> tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan
> manusia terus berkembang? 
> 
> Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg
> diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2
> suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal.

Kang DP,
soal kodifikasi al-qur'an dianggap final adalah keputusan para penggede
pada masa itu. Dan kita semua setuju, bahwa umat islam akan menjadikan
mushaful utsmani sebagai KITAB STANDARD. Kita harus bisa meyakini bahwa
standarisasi ini perlu demi "kemantapan" dan "stabilitas". Diluar
keimanan mayoritas muslim bahwa al-qur'an adalah rekaman kalimatullah
alias sabda sang transenden.

hidup memang berkembang, dan al-qur'an itu adalah PETUNJUK saja, bukan
segala-galanya; banyak hal tidak dibahas dalam al-qur'an untuk aplikasi
hidup sehari-hari; istilah latinnya al-qur'an itu " Kitab Babon " umat
Islam. Untuk menghadapi realitas, maka para fuqaha dan mufasir berhak
menafsirkan untuk konsumsi umum dan setiap individu berhak membuat
tafsiran untuk keperluan sendiri.

pengguna linux lebih bisa memahami, kalo al-qur'an itu seperti source
kode dan aplikasinya tergantung spek komputer yg dimiliki; kalo memiliki
komputer berprosesor pentium I dan mencoba menjalankan kompilasi desktop
KDE 3 maka dipastikan komputer akan "klenger". untuk komputer berspek
rendah dipersilahkan melakukan kompilasi sendiri yg sesuai dengan spek
komputer; kalo bisa melakukan kompilasi sendiri silahkan, maka akan
memiliki sistem operasi yg "khas" si individu, kalo tidak mampu maka di
internet tersedia hasil kompilasi orang lain silahkan di-donlot yg
cocok.
> 
> Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha menyampaikan sesuatu yg
> baru dan lebih relevan bagi generasi manusia penerus seperti kita? 
> Mengapa tidak ada lagi communication channel dari Allah utk memberi
> petunjuk kepada umat Islam. Padahal kalau kita lihat apa yg terjadi
> di Timur Tengah dan di belahan dunia lainnya itu peranan petunjuk
> Allah sangat sangat dibutuhkan saat ini dimana sesama muslim saling
> membunuh atau terperangkap dalam kesengsaraan ekonomi.
> 
> Saya kira ini cuma ulah para teokrat agar mereka tetap dapat
> memonopoli hak utk menafsir kalimatuLlah sesuai dengan kehendak dan
> kepentingan mereka. Monopoli memiliki nilai ekonomis tinggi.

ada benarnya, terutama setelah runtuhnya kekhalifahan turki, ulama2
(teokrat) yg tadinya memiliki previllege yg diberikan khalifah menjadi
hilang; masyarakat berubah, penghargaan kepada mereka berkurang dan
akhirnya banyak yg meradang. 

sampai detik ini Allah masih memberikan wahyu-Nya, memberikan
petunjukknya kepada setiap makhluk tanpa kecuali. Hanya manusia mblenger
yg bilang wahyu berhenti dengan wafatnya Kanjeng Nabi Muhammad.
> 


salam
> 

Kirim email ke