Oleh karena laki2 harus menjaga pandangan thd perempuan supaya tidak
melecehkan, maka kalau mau bebas memandang silahkan baca Playboy,
Penthouse, video porno, dsb.

Jadi ada saluran memuaskan keisengan secara pribadi in a private space
tanpa ada dampak fisik langsung tdh perempuan di sekitarnya in a
public space.

Makanya majalah2 spt itu harus dibebaskan penerbitannya tetapi
dikendalikan distribusinya supaya tidak merusak anak2 dibawah umur.

Tuh kan masyarakat modern sering sudah menemukan solusi bagi
persoalan2 sosial yg belum diselesaikan secara gamblang oleh agama ...
He he ... 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Koreksi, mbak. Saya kurang kata-kata : TIDAK.
>  
> Menjaga pandangan = TIDAK MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat)
> 
> ________________________________
> 
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
> Sent: Monday, February 05, 2007 12:40 PM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
> 
> 
> 
> Waduh..ma'af kalau saya salah menafsirkan pendapat Mba Ning yang
> merasa "ada masalah" untuk laki-laki jika disekitar banyak pemandangan
> dari perempuan dgn penampilan seksi versi umum bagi laki-laki;)
> 
> Jadi kita sepakat Mba Ning, kalau melihat yang seksi2 atau "yang
> merangsang" itu tidak termasuk dalam menjaga pandangan??
> 
> Jika definisi Mba Ning bahwa menjaga pandangan adalah "MELIHAT YANG
> TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat)" jadi jika memandang yang " merangsang
> boleh saja??" sepanjang yang merangsang itu bukan bagian dari aurat??
> 
> Mba Ning, dalam konteks Aurat ada di dalam Qs.20:121 bahwa adam dana
> hawa menutupi auratnya dgn daun...kira-kira bagaimana hawa menutupi
> auratnya jika aurat bagi perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka
> dan telapak tangan??
> 
> Apakah Mba Ning tahu bahwa batasan aurat perempuan seorang budak
> adalah bagian dada,perut sampai lutut. Jadi rambut,leher, betis dan
> lengan tangan bukan bagian dari aurat. Lalu mengapa terjadi perbedaan
> batasan aurat?? APAKAH BATASAN AURAT ITU SESUATU YANG KODRATI ATAU
> KONSTRUK SOSIAL??
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> , "Tri Budi Lestyaningsih
> \(Ning\)" <ninghdw@> wrote:
> >
> > 
> > 
> > Apa saya pernah bilang, bahwa menjaga pandangan artinya tidak boleh
> > memandang sesuatu yang "edun-edun" atau sesuatu yang bikin terangsang?
> > Mbak Chae terlalu jauh mentranslasinya. Menjaga pandangan menurut saya
> > adalah = MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat). Masalah aurat itu
> > "edun-edun" atau "bikin terangsang", itu mah bisa berbeda antara satu
> > orang dan lainnya. Bisa saja si A terangsang, dan si B tidak. Padahal
> > yang dilihat ya itu-itu juga. Selama yang dilihat itu aurat, maka baik
> > si A (terangsang) maupun si B(tidak terangsang) sama-sama HARAM
> hukumnya
> > untuk melihat. Atau menurut mbak Chae/dik Aisha hukumnya jadi berbeda
> > (untuk si A HARAM, dan untuk si B MUBAH)?
> > 
> > Kedua, kayanya definisi "aurat" kita berbeda, mbak Chae. 
> > 
> > Kalau menurut pemahaman saya, aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya,
> > kecuali wajah dan telapak tangan. Jadi bila ada yang terbuka di luar
> > yang dua itu, akan saya katakan membuka aurat. 
> > 
> > Menurut mbak Chae, apa sih aurat itu ? 
> > 
> > Wass,
> > -Ning
> > 
> > 
> > -----Original Message-----
> > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> 
> > [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> ] On Behalf Of Chae
> > Sent: Friday, February 02, 2007 12:22 PM
> > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> 
> > Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
> > 
> > Penjelasan Mba Aisyah lebih baik ...lebih jelas dan lebih
> > tersusun/terperinci daripada penjelasan saya, terima kasih Mba
> Aisyah:))
> > 
> > Saya hanya ingin menambahkan sedikit saja kepada Mba Ning mengenai
> > masalah Menjaga pandangan dan masalah aurat.
> > 
> > Pertama menjaga padangan tidak berkonotasi dengan tidak boleh
> memandang
> > sesuatu yang "edun-edun" atau sesuatu yang bikin terangsang baik
> > terangsang secara seksual atau terangsang yang lainya seperti materi,
> > kecemburuan dll.
> > 
> > Maksud dari menjaga pandangan adalah memanage atau
> > mengatur/mengolah/mengusahakan agar apa yang kita pandang tidak
> > menimbulkan effek negatif (mudharat) kepada diri kita.
> > 
> > Dengan demikian setiap orang akan senantiasa belajar untuk bisa
> > mengontrol dirinya, katanya sih bisa karena biasa..
> > 
> > Kedua masalah aurat, apakah aurat ini selalu berkonotasi dengan ssuatu
> > yang merangsang??
> > 
> > Ada laki-laki yang terangsang melihat hidung, bibir dari seorang
> wanita
> > bahkan ada banyaak laki-laki yang teransang lihat bulu ketiak cowo
> > lainya...apakah semua termasuk aurat??
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> , "Tri Budi Lestyaningsih
> > \(Ning\)" <ninghdw@> wrote:
> > >
> > > 
> > > Dik Aisha,
> > > 
> > > Kalau dik Aisha mengira saya menganggap memelihara pandangan artinya
> 
> > > sama dengan tidak boleh berkontak mata, dik Aisha salah.
> > > 
> > > Dalam pemahaman saya, memang pada saat berinteraksi atau berdialog 
> > > kita harus berkontak mata. Artinya ya harus memandang. Interaksi
> tidak
> > 
> > > akan effective bila kontak mata tidak terjadi. Pemahaman saya
> terhadap
> > 
> > > AnNur
> > > 30-31 itu (menjaga pandangan), bukan berarti tidak boleh terjadi 
> > > contact mata. Tetapi tidak melihat aurat orang lain. Bila 
> > > masing-masing wanita dan pria itu tertutup aurat-nya dengan
> sempurna, 
> > > insya Allah interaksi akan lebih lancar. Karena tidak perlu 
> > > menghindar-hindarkan mata dari melihat yang bukan haknya.
> > > 
> > > Jadi TIDAK BENAR bahwa yang namanya memelihara pandangan itu trus 
> > > jalannya nunduuuk terus, atau kalau lagi ngomong dengan orang lawan 
> > > jenis nunduuuk terus. Maksudnya memelihara pandangan itu ya, 
> > > mengontrol diri, agar TIDAK MELIHAT YANG BUKAN HAK-nya. Lha sulit
> kan
> > 
> > > pengontrolan diri (agar tidak melihat yang bukan haknya tersebut), 
> > > kalau banyak yang
> > > - mau tidak mau - pasti akan terlihat, wong berseliweran di depan 
> > > matanya.
> > > 
> > > Ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan apakah dia akan "tergoda 
> > > syahwatnya" atau tidak. Karena kalau menggunakan indikator tergoda 
> > > atau tidak, jadi relative untuk setiap orang. Ada orang yang bisa 
> > > tergoda hanya dengan mendengar suara perempuan, ada yang sama sekali
> 
> > > tidak tergoda biar pun ada orang pamer aurat keseluruhannya di depan
> > matanya.
> > > Kalau menggunakan indikator ini, maka bisa jadi : hukum memandang 
> > > aurat perempuan adalah HARAM bagi yang mudah tergoda, dan
> HALAL(MUBAH)
> > 
> > > bagi yang tidak mudah tergoda. Apa begitu yang dik Aisha pahami?
> > > 
> > > Wass,
> > > -Ning
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > ________________________________
> > > 
> > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> 
> > > [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> ] On Behalf Of Aisha
> > > Sent: Friday, February 02, 2007 9:55 AM
> > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> ;
> > > keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> <mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com> 
> > > Subject: [wanita-muslimah] Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
> > > 
> > > 
> > > 
> > > Mba Ning,
> > > Saya dibesarkan di tengah keluarga yang biasa ngobrol dengan saling 
> > > memandang, termasuk antar lawan jenis, misalnya anak perempuan
> dengan 
> > > ayahnya, anak perempuan dengan saudara laki-laki atau sepupu
> laki-laki
> > 
> > > atau om atau pakde, dll.
> > > 
> > > Jadi di luar rumah juga dalam aktivitas saya sejak sekolah sampai 
> > > kerja, saya terbiasa memandang lawan jenis. Ternyata ada laki-laki 
> > > yang menunduk atau memandang ke arah lain, rasanya tidak nyaman lho 
> > > mba, karena saya tidak berpakaian yang ketat atau buka sana-sini 
> > > sehingga membuat lawan jenis terangsang. Lama-lama saya mengerti
> bahwa
> > 
> > > mereka, laki-laki atau wanita yang menunduk atau mengarahkan matanya
> 
> > > ke obyek lain itu ketika berhadapan dengan lawan jenis karena 
> > > menerapkan An Nur
> > > 30-31 dengan tafsiran bahwa menjaga pandangan itu tidak boleh
> > memandang.
> > > Tidak apa-apa kalau memang mereka tidak kuat menahan nafsunya kalau 
> > > memandang, jadi saya sekarang memahami bahwa memang mereka masih
> lemah
> > 
> > > dalam kontrol dirinya atau mungkin sejak kecil tidak terbiasa untuk 
> > > melihat lawan jenis itu sebagai sama-sama manusia yang bisa bekerja 
> > > sama melakukan sesuatu yang baik dalam fungsi kekhalifahannya di
> muka 
> > > bumi dan tidak hanya memandang manusia lainnya terutama lawan jenis 
> > > sebagai makhluk yang kaitannya selalu dengan syahwat.
> > > 
> > > Nah, kembali ke tafsiran ayat itu, sama-sama muslim/ muslimah tapi 
> > > bisa beda-beda kan sikap dan perilakunya. Bagi saya sih, menjaga 
> > > pandangan itu adalah seperti yang mba Chaerunissa jelaskan, kita
> bisa 
> > > memandang lawan jenis tapi tetap bisa mengontrol diri, mengendalikan
> 
> > > diri sehingga tidak terjadi hal-hal yang buruk. Bukankah itu esensi 
> > > agama, ketika kita dihadapkan dengan segala godaan dunia yang 
> > > menjerumuskan kita ke perbuatan buruk, kendalikan, kontrol diri
> kita.
> > > Nabi Yusuf memangnya tidak memandang Zulaika? Memandang dan malah 
> > > dikejar-kejar, secara fisik dekat sekali, tapi kontrol dirinya yang
> OK
> > 
> > > sehingga dia tidak tergoda (walaupun terangsang kata mba Chae) untuk
> 
> > > melakukan hubungan seks dengan Zulaika.
> > > 
> > > Contoh kecil lainnya untuk kontrol diri, saat puasa kita punya
> makanan
> > 
> > > minum milik sendiri (halal) di rumah sendirian, pulang dari satu 
> > > tempat yang puanaaas banget, haus dan lapar, tergoda atau terangsang
> 
> > > untuk makan minum - minimal minum aja, tapi tidak kita lakukan
> karena 
> > > kita taat Allah dalam perintah puasa supaya kita jadi orang yang
> punya
> > 
> > > kontrol diri yang bagus dalam hal makan minum. Kita puasa, misalnya 
> > > punya pasangan yang halal, lalu terangsang - kita tidak melakukan 
> > > hubungan seks walaupun dengan istri/ suami sendiri karena selama
> waktu
> > 
> > > puasa, kita tidak boleh melakukannya. Dan tidak cukup kontrol diri 
> > > dari makanan, minuman atau pasangan yang halal saja, dengan puasa
> kita
> > 
> > > juga harus mengontrol diri untuk makan minum dan melakukan hubungan 
> > > seks dengan yang tidak halal, termasuk disini mengontrol diri untuk 
> > > tidak mencuri, tidak korupsi, tidak nipu, dll untuk memenuhi makan 
> > > minum, hubungan seks atau kekayaan untuk kita nikmati.
> > > 
> > > Begitu hebatnya anjuran puasa untuk bisa mengontrol diri ya mba
> Ning, 
> > > kalau memang orang benar-benar melakukannya, tidak ada alasan untuk 
> > > tidak bisa mengontrol diri ketika melihat wanita yang tidak halal 
> > > untuk dirinya. Jika memang begitu lemahnya kontrol diri, silahkan 
> > > menunduk atau memandang ke arah lain, jika sudah kuat pandanglah
> lawan
> > 
> > > bicara dengan otak bersih tidak ngeres mikir yang aneh-aneh.
> > > 
> > > Jika masalahnya di tayangan tv, di kantor, dll - itu sih bisa
> disikapi
> > 
> > > dengan aturan-aturan kesepakatan bersama. Misalnya di satu kantor
> ada 
> > > aturan, rok di bawah lutut dan blouse dengan blazer yang dadanya
> tidak
> > 
> > > terbuka. Itu sudah cukup sopan karena tidak semuanya muslimah, dan 
> > > yang muslimahnya sih rata-rata pakai rok panjang/ celana panjang 
> > > dengan jilbab. Jadi kesadaran menutup diri itu tidak dipaksakan,
> hanya
> > 
> > > ada aturan minimal saja. Saya rasa orang juga tahu diri tanpa harus 
> > > dikontrol wanita harus berjilbab semua (mengontrol orang lain),
> wanita
> > 
> > > datang ke pengajian atau ke mesjid kan tidak mungkin pakai tank top 
> > > atau pakai rok mini. Wanita mau bekerja di kantor berapa persen yang
> 
> > > pakai baju terbuka atau mini? Biasanya yang masih muda, setengah tua
> 
> > > atau tua atau yang muda juga tapi bertubuh gemuk, apa mau pakai mini
> 
> > > dan terbuka sana-sini?
> > > 
> > > Jadi kontrol diri sendiri atau kontrol orang lain?:)
> > > 
> > > salam
> > > Aisha
> > > -------
> > > From: Tri Budi Lestyaningsih
> > > Justru itu mbak Chae. Mengontrol diri di pandangan kedua dan 
> > > selanjutnya itu kan maksudnya menghindari dari memandang lagi. Lha 
> > > kalau ada di depan mata, berarti orang itu harus melengos-lengos
> terus
> > 
> > > don... Dan tidak lagi bebas memandang berkeliling. Gimana ?
> > > ----------
> > > From: Chae
> > > Untuk Mba Ning,
> > > Justru itu yang saya maksud kan bahwa perintah menjaga pandangan
> yang 
> > > saya pahami sebagai kewajiban untuk bisa mengontrol diri sebagai
> suatu
> > 
> > > hal yang harus di utamakan daripada membatasi pihak lain.
> > > 
> > > Contoh kasus Nabi Yusuf, walau di goda sama yang somelehoi,denok 
> > > geboyyy kalau basicnya ok alias kontro dirinya hebat tidak akan 
> > > tergoda walau secara naluri Nabi Yusuf juga "terangsang".
> > > 
> > > Jadi yang seharusnya di sosialisasikan adalah kontrol diri bukan 
> > > kontrol pihak lain untuk kepentingan diri sendiri. Maka dari itu ada
> 
> > > hadis yang menyatakan padangan pertama "berkah" pandangan kedua 
> > > maksiat...artinya ndak apa-apa kalau terpandang yang "edun-edun"
> > > merangsang tapi kemudian ada daya upaya dari dalam diri (kontrol
> diri)
> > 
> > > untuk bisa mengendalikan....
> > > 
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > >
> > 
> > 
> > 
> > 
> > =======================
> > Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
> masyarakat.
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> <http://www.wanita-muslimah.com>  ARSIP DISKUSI :
> > http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> <http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages> 
> > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> 
> > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> <mailto:wanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com> 
> > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> <mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com> 
> > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> <mailto:majelismuda%40yahoogroups.com> 
> > 
> > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
> > .... 
> > Yahoo! Groups Links
> >
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke