Menurut Pak Janoko jika saya mengkritik pemahaman terhadap Qur'an, apakah saya dibisa dikatakan sebagai mengkritik Gusti Allah??? wah istigfar atuh Pak, masa Gusti Allah disamakan dengan Qur'an???
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Chae ( manusia ) berkata = > > Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak > setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin > perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian > laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang > tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana > perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa > harus menhadirkan 4 saksi (mana mungkinnnn!! !!!!!!), perempuan sebagai > istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21) , > perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan > lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di > perlakukan sebagai "setan" bagi laki-laki sehingga wajib di keberi > keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan > laki-laki (Qs.33:59) > > ...Masih mau lanjut..;)) > > ================ > > Jano - ko = > > Jano - ko bertanya, apakah chae bermaksud dan berniat mengritik Al Qur'an, apakah chae bermaksud mengritik Allah ? > > Apakah chae mau menyamakan dirinya dengan Tuhan ? > > Sore. > > > ---ooo0ooo--- > > > Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak > setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin > perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian > laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang > tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana > perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa > harus menhadirkan 4 saksi (mana mungkinnnn!!!!!!!!), perempuan sebagai > istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21), > perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan > lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di > perlakukan sebagai "setan" bagi laki-laki sehingga wajib di keberi > keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan > laki-laki (Qs.33:59) > > ...Masih mau lanjut..;)) > In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <ko_jano@> wrote: > > > Jano - ko = > > > > Mas kapan tho mau berhenti "ber - ignorance ria" ? > > > > Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu > mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono > > > > Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah > pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu > terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis > F dan banyak membaca. > > > > Diskusi - membaca - diskusi - membaca. > > > > > > Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus > ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia > tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak, > yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka > juga bertasbih kepada Allah SWT. > > > > > > Salam manis > > > > > > ---ooo0ooo--- > > > > > > > > Dan <dana.pamilih@> wrote: > > Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban > Islam oleh > > karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh > > perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan pemikiran > > dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi > > dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa > > Pencerahan, dsb dsb. > > > > Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya > > menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan > > belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir > > Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul > > buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran > > filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara > > demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan > > pemikiran2 filsuf mana yg dianut? > > > > Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih > > belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini > > bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan > > tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi > saya. > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" > > <wikan.danar@> wrote: > > > > > > ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi, > > > dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak > > > Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang > > > mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik. > > > > > > Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar > > > berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate) > > > terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau > > > mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan > > > negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai > > > presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum. > > > > > > Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan > > > dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang dibilang sebagai > > > contoh negara theokrasi. Oke, banyak orang berpendapat demikian, tapi > > > ada pula yang berpendapat lain. Misalnya dengan menyebut sebagai > > > "demokrasi beragama" (religious democracy), alih2 theokrasi. > > > Pelaksanaan pemilu di Iran juga bagus dan lancar. Yang namanya supreme > > > leader juga gak seenaknya sendiri memutuskan. Pada beberapa sisi, > > > supreme leader seperti halnya raja pada negara2 monarki konstitutional > > > sebagai lambang spiritual dan penentu akhir dari sistem bernegara. > > > Artinya pada suatu saat negara chaos karena kudeta atau ketiadaan > > > pimpinan, maka ada supreme leader yang bakal menangani negara, jadi > > > tidak sampai ancur2-an seperti Indonesia pada Mei 1998. > > > > > > Kita juga bisa belajar dan melihat betapa kudeta di Thailand bisa jadi > > > tidak berdarah karena peranan raja yang besar. Orang masih menghargai > > > raja, meskipun perdana menteri sudah diturunkan. Militer pun tidak > > > bakal semena2, karena ada raja yang bakal menjadi kata akhir bagi > > > negara. > > > > > > Terus, saya baca lagi negara2 yang termasuk theokrasi dari daftar di > > > wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Theocracy > > > Oh, ternyata Israel dan Inggris juga termasuk di dalamnya. > > > Apa maksudnya ini? Condolezza Rice termasuk yang memuji2 Israel > > > sebagai negara yang demokratis. Nyatanya bentuk pemerintahan Israel > > > adalah theokratis. Jadi demokratis/theokratisnya suatu negara, jangan2 > > > hanya didasarkan oleh persepsi Amerika saja, bukan kenyataan > > > sebenarnya. > > > > > > Inggris? Ternyata negara theokratis juga dengan kerajaan sebagai > > > "Supreme Governor" dari Gereja Inggris dan "Pelindung Kepercayaan". > > > Jadi Pak Dana, lupakanlah Inggris sebagai negara demokratis, karena > > > nyatanya dia adalah theokratis. Mau berdebat soal istilah? Silakan > > > saja. Kalau misalnya Iran Anda sebut sebagai theokratis, Inggris juga > > > bisa dong saya sebut sebagai theokratis. Ini saya ngambilnya dari > > > Wikipedia lho, bukan pendapat subjektif saya pribadi. > > > > > > Selanjutnya ... > > > Pendapat Pak Dana lebih bernuansa prasangka ketimbang kebenaran. > > > Karena nyatanya, pada partai2 Islam yang menjadi peserta bahkan > > > pemenang pemilu di beberapa negara seperti Aljazair, Mesir, Turki, > > > Palestina, kebanyakan dari mereka diserobot dengan cara yang tidak > > > adil. Jadi bagaimana mau membuktikan diri bahwa partai Islam jadi > > > rahmatan lil'alamin kalau senantiasa dicurangi seperti itu? > > > > > > Soal Iran, Bapak bisa lihat sendiri, bagaimana seorang Ahmadinejad > > > yang sederhana bisa menjadi pemenang pemilu di Iran. Di Amerika, mana > > > bisa seorang yang gak punya duit bisa jadi presiden? Lihat dan > > > renungkan Pak Dana. Betapa di Amerika, kekuatan duit itu begitu utama > > > untuk pelaksanaan demokrasi. Sehingga akhirnya banyak warga yang putus > > > asa dan memilih untuk tidak memilih dalam pemilu. Apakah ini benar > > > demokrasi, atau sebenarnya kekuasaan/kekuatan uang (Duitcracy)? > > > > > > salam, > > > -- > > > wikan > > > http://wikan.multiply.com > > > > > > On 3/6/07, Dan <dana.pamilih@> wrote: > > > > > > > > Persoalan utama apakah demokrasi Islam itu benar2 demokrasi. Apakah > > > > penguasa benar2 bertanggung jawab pada rakyat bukan kepada Tuhan > > saja? > > > > > > > > Apakah ada transparansi yg memuaskan dalam hal menjalankan negara? > > > > Apakah rakyat benar2 bisa menurunkan penguasa yg tidak lagi > > disukainya? > > > > > > > > Praktek dan pengalaman negara2 syariat atau bermayoritas Islam itu > > > > ternyata tidak menjawab pertanyaan2 di atas secara memuaskan. > > > > > > > > Konsep pemerintahan Islam itu umumnya teokratis. Saya pernah debat > > > > sama pak HMNA dan dia bilang Iran bukan teokrasi. Terus saya tanya > > > > memang presidennya bisa gonta ganti tapi Supreme Leader (Ayatullah) > > > > nya bisa diganti enggak? Bukannya seumur hidup dan hanya bertanggung > > > > jawab kepada Tuhan bukan kepada rakyat? Ini teokrasi namanya. > > > > > > > > Indonesia lebih demokratis karena memang kita sekarang ini negara > > > > demokrasi beneran bukan cuma namanya doang. > > > > > > > > > > > > > > > Send instant messages to your online friends > http://uk.messenger.yahoo.com > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com > > [Non-text portions of this message have been removed] >