Apakah ada unsur penekanan thd si ibu ini karena alasan agama sehingga
dia menjadi stress berat dan menjadi sakit jiwa?

Apakah dia tidak dibolehkan bekerja oleh suaminya juga karena alasan
agama dan dia tidak menerima bahwa haknya hilang karena alasan agama itu?

Jadi apakah ini merupakan aplikasi agama yg kebablasan?

Mudah2an tidak.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ibu yg bunuh anaknya sendiri lantaran kekuatiran yg terlampau besar
bahwa anak2nya
> akan tidak bahagia.
> Ibu yg di Bandung merasa tertekan, padahal ia pandai tapi akhirnya
cuma bisa di rumah.
> Ia dari kalangan berada, ketika mau menyekolahkan anaknya ke sekolah
yg dianggap terbaik
> suaminya nggak memperkenankan, karena mereka hidup sederhana.
> Ia kecewa, jadi lebih baik dibunuh saja anak2nya supaya tidak
semakin menderita di pergaulan.
> Sekarang ia bebas karena ia membunuh lantaran masalah kejiwaan.
> 
> Begitu juga ibu yg di Malang, meskipun anak2nya sekolah di sekolah
yg terbaik.
> SPP nya hampir 1 juta/bulan, anak2nya dapat keringanan hanya
membayar 75 ribu saja.
> Selain faktor ekonomi Ibu ini bingung anaknya ada yg menderita leukemia.
> Sedangkan suaminya bekerja di luar kota. Ia sendiri mengurus 4 anaknya.
> 
> Dari kita tetangganya, sebaiknya jika melihat tetangga yg tertutup [
bener2 ketutup, nggak mau bergaul, 
> nggak ikut arisan, pengajian, nggak ikut kegiatan masyarakat,
rumahnya dipagari tinggi, sering kedengan perang piring,
> anak2nya jarang main dengan anak2 yg lain harusnya diamati].
> Mungkin ia kekurangan, mungkin mereka nggak bisa makan, mungkin
punya masalah, nggak bisa curhat, nggak bisa imel2-an, 
> nggak punya temen yg bisa diajak ngomong; sebagai solidaritas
tetangga mustinya ada aksi sehingga kejadian seperti ini tak terulang.
> 
> salam 
> l.meilany
>   ----- Original Message ----- 
>   From: Ari Condrowahono 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Friday, March 16, 2007 11:07 AM
>   Subject: [wanita-muslimah] Re: Satu lagi, ibu membunuh anaknya
[dulu kasus bandung sekarang kasus malang
> 
> 
> 
>   Kasus lengkap ibu anik - jebolan farmasi itb dan akhwat aktivis
Gamais 
>   ITB ini [membunuh ketika anak anaknya yg masih berusia belia]-
suaminya 
>   bahkan S2 dari ITB dan direktur lembaga zakat di mesjid Salman
ITB, bisa 
>   dilihat di http://masarcon.multiply.com/journal/item/50.
> 
>   Ibu Anik saat ini masuk Rumah Sakit Jiwa. Apakah mungkin gelar
apoteker 
>   lulusan ITB bisa disandang oleh seseorang yang memiliki penyakit 
>   kejiwaan ??? Bukankah pula tausiyyah dan siraman ruhani dari aa Gym, 
>   dan ustad Asep Zaenal Aushof sering membasuh jiwa para ikhwan dan
akhwat 
>   kita ????
> 
>   salam,
>   Ari Condro
>   http://papabonbon.wordpress.com
> 
>   -- 
>   Perempuan yang membunuh ke 3 anaknya di Bandung adalah seorang
muslim, ditambah suaminya adalah aktifis mesjid di ITB, tahukah anda
alasan
>   dia melakukan pembunuhan terhadap anak2nya?? karena kuatir akan
>   kesejahteraan (pencukupan harta benda) anak-anaknya kelak...boro-
> 
>   boro
>   kepikiran usaha cireng menghadapi kenyataan suami tidak bisa di
>   andalkan menurut persepsinya...yang ada malah pelaksanaan eksekusi
>   terhadap anak2nya.
> 
>   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>, Muhammad Aly
>   <assalamualaikum_hello@> wrote:
>   >
>   > ya inilah prinsip org cina atau indocin.. semua
>   > menomor satukan harta.. uang segala2nya..
>   > Dan maklum saja mereka indocin non muslim...
>   >
>   > muslim indonesia harus terbiasa dlm keadaan susah dan
>   > senang... seperak-dua perak alhamdulillah..walau istri
>   > katakan jualan cireng (gorengan).. why not.. harus
>   > ditekuni usaha tsb..bila suami tdk mampu lagi tdk
>   > pernah kirim2 uang bertahun2 misalkan ...
>   >
>   > slm
> 
>   [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
>    
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke