Sejauh diterima di negara ybs? 

Lho, gimana?  Katanya seluruh umat Islam itu menyatu.  Kalau ada 
bagian yg disakiti semua merasa sakit.

Kalau ada muslim yg enggak diterima di sesama negara Islam artinya 
prinsip ini dilanggar dong?

Atau kalau lagi disakiti semua merasa sakit tetapi kalau lagi senang 
sendiri2 aja yeh ...   Manusia sekali ... deh ... 

Jadi oleh karena itu jangan mau dibodohi, sehingga rela mati kalau 
ada sesama umat Islam disakiti, tapi kalau mereka lagi senang boro2 
malahan visa dipersulit .... 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "noteokrasi" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> "Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)wrote:
> 
> 1/ Sekuler, yang pada dasarnya adalah terserah manusia, atau manusia
> membuat hukum sesuai kemauannya, atau berdasarkan demokrasi.
> 
> 2/ Islam, yaitu menggunakan hukum yang digali dari syariat Islam. 
> _____
> 
> Mbak Ning, nimbrung ah ya, dan hallo para mujahideeen 
fundamentalis, 
> numpang lewat ya, kangen nih...
> 
> Sebenarnya hal ini sudah dibahas berulang-ulang dan jawabannya dari 
> dulu cuma mbulet ke situ-situ juga. Tapi, numpang mbulet deh ah. 
> Setahu saya, apa saja yang ada di dalam kehidupan (manusia) 
> diserahkan sepenuhnya kepada manusia yang menjalaninya dan 
> berkepentingan dalam kehidupan itu. 
> 
> Syariat Islam, sebaliknya, bisa diterapkan di negara Islam di mana 
> saja yang telah (terlanjur) menerapkannya. Sejauh tidak dipaksakan 
> penerapannya di negara sekuler, seperti Indonesia ini, SI boleh-
> boleh saja dan aman-aman saja (tidak akan ada perlawanan). 
> 
> Jadi, bagi mereka yang berminat menjalankan SI, tetapi tidak puas 
> dengan hukum sekuler NKRI, pasti akan diperbolehkan untuk pindah ke 
> negara yang sudah menjalankan SI itu (sejauh diterima oleh negara 
> yang bersangkutan lho ya). 
> 
> Noteo
>


Kirim email ke