Dulu saya kadang berjilbab sebagai protes pribadi dilarangnya orang berjilbab, atau mendapat tekanan diskriminasi karena berjilbab.
Sekarang saya malah nggak berjilbab di tengah orang berjilbab atau kewajiban berjilbab, sebagai protes pribadi karena Perda jilbab dan karena yang nggak berjilbab mendapat tekanan atau diskriminasi. Jadi sikap saya itu bukan karena jilbab per se, bukan pembenaran untuk soal jilbab, tapi ini sebagai reaksi pribadi dari rasa keadilan yang terusik. Diliat dari satu sisi, mungkin sikap dan pernyataan saya ini sekarang merupakan pernyataan politik, walaupun dari ekspressi pribadi. Mungkin ini persinggungan antara personal is politic dan politik sebagai infrastruktur masyarakat, antara wilayah pribadi dan agama sebagai psikologi sosial. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalau Pak Catur Waskito Edy ini bertanya pada setiap perempuan yang > menggunakan jilbab, apa sih tujuan mereka berjilbab?? > > Tentus aja akan ada ribuan bahkan jutaan alasan yang menjadi dasar > dari apa yang menjadi pilihan para perempuan untuk memakai > jilbab...misalnya saja ada teman saya yang memakai jilbab karena > rambutnya rontok, ada yang memakai jilbab karena malas menyisir atau > menata rambut sehingga pemakaian jilbab membuatnya sangat praktis > dalam berdandan, ada juga yang memakai jilbab karena percaya bahwa > rambut perempuan adalah aurat, ada yang pake jilbab untuk menyenangkan > suami atau bikin suami merasa aman sehingga tidak "mencurigai":), ada > juga yang berjilbab untuk menyenangkan hati mertua atau calom mertua, > ada yang berjilbab ikut-ikutan temen, atau memang lagi nge-tren, ada > juga yang pek jilbab karena terpaksa karena mau ke pengajian atau lagi > ikutan pesantren...kalau saya sebutkan bisa panjang lagi daftarnya > karena setiap orang mempunyai keuntungan yang berbeda-beda dari > pemakaian jilbab yang dia lakukan dengan kesadaran dirinysa sendiri > atau kondisi terpaksa. > > Semua alasan perempuan dalam berjilbab sepertinya syah-syah saja kalau > menurut saya, toh yang dijilbabin rambutnya sendiri, bagian dari > tubuhnya sendiri kecuali kalau yang di jilbabin adalah rambut orang > lain dan tubuh orang lain...ini yang jadi masalah seperti yang > bermunculan sekarang ini semenjak ada perda jilbab di beberapa daerah. > > Masalahnya muncul ketika semua alasan perempuan untuk berjilbab itu di > harus disamakan. Dengan meng-klaim bahwa hanya ada satu alasan yang > valid di akui dan tertera di dalam kitab suci Al-Qur'an maka tidak > boleh ada alasan lain bagi perempuan untuk berjilbab. > > Hampir sebagian besar umat Islam pada saat ini mempunyai kecenderungan > dalam berpikir bahwa alasan seorang perempuan untuk menggunakan jilbab > pada tubuhnya dikarena sebagai suatu keharusan dalam menutup aurat dan > menjaga nilai keimanan seorang perempuan, dengan kata lain bahwa nilai > ke-imanan perempuan salah satunya di dilihat..diukur dan dinilai dari > selembar kain yang bernama jilbab. > > Tentu saja mereka yang berpikir bahwa alasan diharuskan menggunakan > jilba untuk menutup aurat dan menjadi nilai keimanan perempuan percaya > dan menyakini bahwa apa yang menjadi pemikiran mereka sesuai dengan > apa yang ada dalam sumber hukum umat Islam yaitu kitab suci Al- Qur'an. > > Sekarang pertanyaanya, apakah benar tujuan memerintahkan perempuan > berjilbab didalam Qur'an untuk menutup aurat perempuan dan menjadi > tolak ukur terhadap nilai keimanan perempuan??? > > Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan > isteri-isteri orang mu'min:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke > seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah > untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha > Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 33:59) > > Sebenarnya tidak ada ayat dalam surat manampun didalam Qur'an yang > menyatakan secara gamblang dan jelas bahwa memerintahkan perempuan > berjilbab untuk menutup auratnya. Adapun didalam Qur'an Surat 33 ayat > 59 sedikit banyak menjadi kita dapat mengetahui tujuan dan maksud > sebenarnya dari adanya perintah menggunakan jilbab bagi perempuan. > > Dalam Qs.33:59 di sebutkan bahwa perintah menggunakan jilbab bagi > perempuan bertujuan agar perempuan tersebut di kenali dan tidak di > ganggu... > > Pertanyaanya kemudian, dikenali sebagai apa dan tidak di ganggu oleh > siapa...bagaimana sesuatu yang dikenali dapat mengakibatkan sesuatu > tsb menjadi tidak diganggu..dengan demikian sesuatu yang masih > diganggu tentu saja bisa berarti sesuatu tersebut tidak dikenali.. > > Dengan demikian ini memunculkan satu "tanda tanya" juga untuk umat > Islam dan masyarakat muslim saat ini. Jika dengan berjilbab perempuan > pada zaman Nabi dari dikenali dan kemudian tidak diganggu lalu mengapa > begitu banyak perempuan berjilbab sekarang ini mereka masih tetap > diganggu??? apakah mereka tidak dikenali?? tidak dikenali sebagai apa?? > > Saya masih ingat beberapa taun yang lalu terjadi pembunuhan terhadap > 2orang perempuan berjilbab yang baru saja pulang selepas menghadiri > pengajian di Darul tauhid. Kalau saya melihat profil ketiganya saya > tahu bahwa jilbab yang mereka kenakan bukan termasuk kategori "jilbab > gaul"..jadi mengapa mereka masih tetap tidak dikenali dan masih tetap > diganggu?? > > Syahdan ketika para2 istri Nabi dan wanita2 lainya hendak membuang > hajat atau keluar rumah pada malam hari , mereka sering mendapatkan > gangguan dari para kelompok pemuda dan ketika mereka di tegur, mereka > berkilah karena mereka tidak tahu kalau para perempuan itu bukan budak. > > memang para budak khususnya budak perempuan dalam budaya arab pada > saat itu boleh di "ganggu" dalam arti bisa menjadi target pelecehan > seksual. > > Jalal al-Din al-Suyuthi (w. 911 H) dalam kitabnya Al-Durr al- Mantsur > fi al-Tafsir al-Ma'tsur (Beirut: Dar al-Fikr, 1414H/1993M, Jilid VI, > halaman 659) menyatakan bahwa sebelum ayat ini diwahyukan, banyak > laki-laki di Madinah yang mengikuti perempuan mukmin dan mengganggu > mereka, jika laki-laki itu ditegur, maka mereka akan berkata: `saya > kira dia budak perempuan' maka Tuhan memerintahkan perempuan- perempuan > mukmin untuk membedakan pakaian mereka dari pakaian budak, dan > mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh mereka. > > kalimat dzalika adna an yu'rafna fala yu'dzaina (yang demikian itu > supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak > diganggu) dalam ayat di atas, Menjadi berkaitan dengan alasan2 yang > dikemukakan di atas. Mereka di kenali sebagai apa? tidak di ganggu > oleh siapa?? > > Dengan demikian sedikit banyak terjawab sudah apa alasannya dan apa > yang mernjadi penyebabnya mengapa perempuan muslim2 sekarang ini > walaupun berjilbab mereka tetap tidak dikenali dan tetap mereka bisa > saja diganggu. > > Jadi tujuan yang ada didalam Qur'an ketika perempuan diperintahkan > untuk berjilbab bertujuan untuk memberikan SATU SISTEM MEMBEDAKAN > ANTARA PEREMPUAN MERDEKA DAN PEREMPUAN BUDAK. Tentu saja dengan tidak > adanya sistem perbudakan dalam masyarakat Islam sekarang ini tujuan > diperintahkannya jilbab bagi perempuan muslim yang sesuai dengan apa > yang ada didalam Qur'an yaitu MEMBEDAKAN PEREMPUAN MERDEKA DENGAN > PEREMPUAN BUDAK sudah menjadi tidak relevan lagi dan dengan sendirinya > terhapuskan. > > Jadi kalau saya bisa "ngomong" langsung sama Pak Catur, saya akan > bilang bahwa mereka yang menggunakan jilbab tapi masih tetep pacaran, > mesra-mesra dengan yang bukan muhrimnya, masih tetep suka mojok berdua > atau bertiga sama setan sekalipun masih tetap menggunakan Jilbab > asli..coba aja buktikan sendiri sekali-kali...anda datangi itu > perempuan yang anda anggap memakai jilbab palsu dan pegang kain jilbab > yang dipakainya...asli atau palsu??:)) > > Tapi justru klaim anda yang menyatakan bahwa tujuan YANG ADA DIDALAM > QUR'AN dari adanya perintah berjilbab bagi perempuan adalah untuk > menutup aurat perempuan dan untuk menjaga nilai keimanan perempuan > ADALAH SEBUAH KLAIM PALSU..SUATU KLAIM YANG DIDASARI SEBUAH KEBOHONGAN:( > >