saya enggak marah kok, soalnya sering di ingatkan sama si kecil kalau
saya marah sedikit aja sudah kaya nenek sihir;)

mungkin MBa Ning belum baca yang ini atau mungkin sudah...mudah2'an
bisa memberikan jawabanya..:))

Anak saya memanggil dirinya dengan sebutan Kaka, sama dengan yang saya
dan ayah serta adiknya jika memanggil dirinya. Tentu saja dia memiliki
alasan kenapa dia sendiri menggunakan panggilan Kaka, padahal bagi
dirinya nama panggilan lainya yang berbeda seperti Ninis, Cayu,
Nengce..adalah benar adanya karena dia merasakan bahwa Nama panggilan
itu digunakan untuk memberikan kasih sayang padanya.

Tapi kenapa dia sendiri menggunakan nama Kaka untuk dirinya, tidak dgn
Ninis, Cayu atau Nengce bahkan sekarang Om nya kalau panggil pake nama
Tuyil (tuyul kecil karena suka minta dijajanin terus hi..hi..hi..;)

Saya belum bertanya langsung pada anaknya hanya sekedar analisa
seorang Ibu saja bahwa dengan sebutan Kaka, anak sulungku merasakan
"kesempurnaanya" dari berbagai sisi, salah satunya pengakuan
keberadaanya sebagai yang pertama, memiliki tanggung jawab lebih
terhadap adiknya dll.



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
> dengan putrinya, Annisa 
> 
> ...................
> 
> "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
> eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
> 
> "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka"
> 
> " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan
> rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya."
> 
> "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam??
> 
> "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan
> di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling
> berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya
> maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
> makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan
> yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat
> kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita
> panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada
> didalam dada kita sendiri.
> 
> "ohhh"...katanya... 
> 
> Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja
> (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau
> mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati
> kok.
> 
> "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya,
> asalkan dengan rasa sayang ?"
> 
> "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar."
> 
> "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
> Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
> Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
> Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil.
> Amiin.
> Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?"
> 
> "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .."
> 
> 
> .......
> 
> Wassalaam,
> -Ning
>


Kirim email ke