--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "sir BATS" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> On Fri, 27 Apr 2007 18:18:49 +0700, asetijadi2004 
<[EMAIL PROTECTED]>  
> wrote:
> >
> > ustadz Sabri,
> >
> > Kenapa kok jadi make buatan asing kayak UBUNTU?
> > Mengapa nilai-nilai universal linux diwujudkan menjadi UBUNTU-
ISASI?
> > Bagaimana dengan IGOS Nusantara, distro buatan bangsa kita 
sendiri?
> > Bukankah karena muncul dari diri sendiri maka sangat bisa jadi 
lebih
> > cocok dengan kepribadian dan identitas bangsa ini?
> >
> > Linux itu bukan UBUNTU,
> > UBUNTU itu bukan Linux.....hmmmm...bener nggak ini ya
> > ;-))
> 
> di pc saya sekarang dual boot ubuntu dan gentoo : kenapa tidak 
IGOS  
> (Indonesia Goes Open Sources). Pertama ubuntu memperkenalkan distro 
yg  
> mudah murah meriah, saya tidak sendirian, sekarang 2 kantor cabang 
sudah  
> berubuntu ria (sekitar 17 desktop dan 9 laptop). ubuntu dukungannya 
kuat.  
> Saya belum coba IGOS. dengan ubuntu masing2 user bisa mengoprek PC 
mereka  
> sendiri, bagaimana un-install aplikasi, install aplikasi baru, 
melakukan  
> upgrade dll.
> 
> Linux itu cuma secuil kernel; linux jelAS BUKAN hanya ubuntu, tapi 
ubuntu  
> adalah linux : yang tepat Ubuntu-Linux atau Linux-Ubuntu :=)) dalam 
distro  
> linux tidak ada "buatan siapa" atau "milik siapa" semua milik 
publik  
> (General Public License) termasuk IGOS. Dalam dunia open source 
tidak ada  
> kebangsaan atau pemilik. Saya bisa saja instal linux kernel 
sendiri,  
> kompilasi modul yg dibutuhkan sesuai dengan spek komputer saya dan 
boot  
> :=) itulah GENTOO distro manual (istilahnya). IGOS dan distro lain 
tidak  
> memiliki ciri khusus cuma wall-papernya ada gambar merah putih 
hehehe dan  
> desktopnya tetap gnome (kayaknya), kernelnya tetep linux. Distro 
buatan  
> anak negri banyak ada pilinux buatan semarang, trus banyak buatan 
jogya.  
> Distro itu cuma assembling. Nah soal kernel buatan siapa, sulit 
juga misal  
> kernel 2.6 kita bisa mempreteli kernel ini hingga tidak diganduli 
modul2  
> lain yg tidak dibutuhkan. Tapi prinsipnya tetap kernel 2.6 dan 
kernel 2.1  
> yg di enhance akan jadi kernel 2.4 atau malah 2.6.
> 
> Sampeyan pasti belum mengenal linux .... hingga komentarnya ngawur 
ria :=))
> 
> -- 
> Linux Registered User # 421968
>


ic...
kalo kata Jarwo Kuwat, 
"i understand brother, thank you" ;-) 

Jadi kalo kita analogikan LINUX = ISLAM.

Asal kernelnya itu tetep Linux, ya tetep halal gitu ya...
Kan distro itu cuman kulitnya saja 

Cuman kenapa dengan begitu banyak distro lokal,
"Muhammadiyah","Nahdhatul Ulama","Persis" dll, deste
IGOS memang yang "resmi" oleh pemerintah istilahnya yang wakilnya ada 
di "MUI" tapi kok yang sedang 'hot' malah yang impor kayak UBUNTU...
;-))

Soal MS, bukankah keberadaannya merupakan keniscayaan
Redhat yang katanya dulunya anak manis OSS, ternyata mulai ikut-
ikutan MS walaupun dibungkus oleh paket "Enterprise"

Bukankah "tidak ada paksaan dalam berlinux"?
Bukankah MS juga tujuannya memberi kemudahan pada user untuk bisa 
menggunakan komputer sesuai dengan kebutuhan?
Bukankah tujuannya sama, yaitu "celebrate keberadaan komputer agar 
menjadi berkah bagi umat manusia"

Mohon ustadz Sabri, 
saya jangan dianggap sesat ya...
;-))


Kirim email ke