Bu Mei : Ya pokoknya sih karena banyak orang pinter yg pinter berbohong. Segala sesuatunya musti jelas nggak cuma lisan tapi harus hitam diatas putih ada saksi.
======== Jano - ko : Wuah bennnul, sekarang banyak orang "sinter" ( sinting tapi pinter ) yang kepandainyaannya digunakan untuk "ngadhalin" orang lain. Saya bertahun-tahun menghadapi mafia-mafia kelas kakap yang mau merampas rumah nenek moyang saya, tapi karena berlindung kepada Allah maka kami semua selamat. Saya setuju dengan saran bu Mei, bahwa kita perlu memberdayakan Notaris, tapi harus pilih-pilih juga sich, soale ada Notaris yang ................ Karena kejadian yang menimpa keluarga saya, kayaknya saya setuju dech dengan konsep orang jawa "Kaya 7 turunan" tersebut, soale kalau kita kehilangan rumah satu buah maka masih ada rumah lain untuk berlindung. Kalau bisa sich kita punya sepuluh ( 10 ) rumah, yang sembilan ( 9 ) untuk Panti Asuhan, yang satu ( 1 ) untuk pribadi. Jadi kalau kita ketipu dan rumah kita hilang maka kita bisa tinggal dengan para anak yatim yang kita asuh. :) Gitu dulu --oo0oo-- "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Nah itu dia jangan dipelihara perasaan nggak enak, sama sodarapun harus tegas. Kalo namanya pinjam musti bertanggung jawab untuk ngembalikan, kecuali kalo minta. Kalo perlu pake tanda bukti dihadapan hukum/notaris. Nikahpun gitu musti pake bukti hukum supaya ada perlindungan diantaranya Suami juga mau bertanggungjawab ngopeni isterinya, misalnya. Wah kok larinya ke masalah ini. Ya pokoknya sih karena banyak orang pinter yg pinter berbohong. Segala sesuatunya musti jelas nggak cuma lisan tapi harus hitam diatas putih ada saksi. Sekarang ini [ lihat di tv] memang lagi maraknya urusan tanah, setelah Meruya, Alas Tlogo kemudian juga lahan di kalimantan mulai di oprek2. Di tempat saya perkara lahan yg digunakan untuk jalan tol. Setiap saat jalan tol di tutup oleh massa yg dulunya pemilik lahan yg tak puas dengan nilai tukar tanah yg diberikan. Salam l.meilany ----- Original Message ----- From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, June 08, 2007 1:06 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Tragedi Alas Tlogo wah dasar, ini orang namanya dikasih hati minta ampela dulunya dikasih ijin buat memanfaatkan lahan kosong, nanemin sayur kek oleh yang punya giliran yang punyanya mau ngambil haknya, eh malah nglunjak nganggep dirinya sebagai pemilik dan gak mau mengembalikan ke yang punya. repot emang ... kasus kayak gini emang banyak terjadi, karena "rasa memiliki" yang terlalu tinggi mereka lupa bahwa tanah yang mereka garap cuman titipan saya juga punya kasus serupa kebetulan nenek saya punya tanah di depan rumahnya terus ada orang minta ijin buat menggunakannya buat buka warung ... lama2, dia bangun rumah juga di situ, ngajakin saudara2-nya yang lain ... wah jadinya repot deh ... lama2 pemilik aslinya bisa tergusur belum kalau udah lintas generasi ... bisa kayak kasus israel vs palestina deh salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 6/8/07, L.Meilany <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > Ya betul. > Semuanya karena masalah tanah. > Di Meruya juga begitu. > Makanya kalo punya tanah jangan lama2 dianggurin :-) > Harus di pagarin supaya nggak dipunyain oleh pihak lain. > > Di JakTim juga pernah ada tanah yg belasan tahun nganggur; lantas dimanfaatkan > bercocok tanam oleh kaum pendatang. Tanam sawi, bayam, kacangpanjang. > Subur meski cuma di siram air comberan. > Kemudian sang pemilik tanah sudah ada uang datang u bikin ruko. Diusirlah > petani sayur yg > cuma2 memanfaatkan lahannya. Akibatnya juga jadi ribut. [Non-text portions of this message have been removed] Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]