Pak Dana, komentar anda di paragraf akhir menggelitik saya 
ni: "Sekarang soal politik mempolitikkan siapa yg mempolitikkan agama
paling gencar? Yg pasti bukan negara sekuler yg mentabukan politisasi
agama."

Buat sekarang ini, USA yang buat saya masuk negara sekular, di bawah 
administrasi/pemerintahan Bush jelas sangat kuat elemen fanatisme 
Protestan-nya, di antaranya dengan sli-of-the-tongue nya waktu 
menyebut 'crusade' dan juga informasi bahwa setiap pekan, wajib para 
staf gedung putih ikut Bible Study, yang belum pernah dilakukan 
sebelumnya.

Di luar konteks Bush, bagaimana kontroversinya seputar Ellis dan 
Barrac karena asumsi bahwa mereka muslim plus coloured american. Kalo 
nda salah ada kan ya nuwritten law/rule bahwa yang bisa diterima jadi 
presiden USA itu White-Protestant-Male-Anglo american. 
Perhatikan 'Protestant' di sana. Sehingga cukup kontroversi ketika 
Ellis minta disumpah menggunakan al-Qur'an warisan Jefferson dan 
bukan Bible walau di muslim.

Atau di Italia, yang hemat saya juga sekular, tidak mengizinkan 
didirikan Masjid? At least ini yang terakhir saya tahu. Juga contoh 
politisasi agama di negara2 sekular lainnya baik di Amerika atau 
Eropah. cmiiw ...

Bagaimana pak? Atau definisi saya soal politisasi agama yang tidak 
pas menurut Bapak?

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Saya sendiri juga belum baca the Satanic Verses karena bahasanya
> susah.  Buku2 Salman Rushdie yg lain itu selain bobot filosofisnya
> tinggi juga pilihan perbendaharaan katanya indah.  Tidak heran kalau
> karyanya dihargai.
> 
> Sekarang soal politik mempolitikkan siapa yg mempolitikkan agama
> paling gencar?  Yg pasti bukan negara sekuler yg mentabukan 
politisasi
> agama.
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <linadahlan@>
> wrote:
> >
> > Apa sih kriterianya seni sastra itu sehingga dinilai indah?
> > Maksudnya heavy weight?
> > 
> > Tentu saja tidak sembarangan. Apakah ada kepentingan politik 
dalam 
> > memberikan kehormatan meski untuk kesusateraan.
> > 
> > Katanya sih kalau sudah ke dunia politik, pasti ada hidden 
agendanya.
> > Seperti ketika Ratu Iggris mendukung MGA dan membesarkan 
Ahmadiyah 
> > di India (juga). Saya gak tau apakah MGA mendapat gelar Sir juga 
> > karena telah menerbitkan sebuah buku setara dengan kitab suci.
> > 
> > Saya juga gak tau apa isinya satanic verse itu karena belum 
pernah 
> > baca tapi kalau sudah memancing kemarahan banyak orang dan 
seorang 
> > pemimpin sekaliber Imam Khomaeni (yang bukan orang tolol tapi 
saya 
> > juga gak ngefans ama sang Imam ini), saya dapat berkesimpulan 
isinya 
> > adalah suatu penghinaan kepada seseorang yang menjadi idola bagi 
> > orang lain.
> > 
> > Apakah suatu sastra yang berisikan suatu penghinaan kepada 
seseorang 
> > dapat dianggap mempunyai nilai sastra indah ? Mungkin juga ya 
> > bergantung bagaimana bahasa yang digunakan untuk menggambarkan 
> > penghinaan itu ? Atau bagaimana sih ya caranya Salman Rusdi 
menghina 
> > seseorang dengan menggunakan bahasa sastra? Bahasa sastra seperti 
> > bahasanya Taufik Ismail? Ato bahasa Sastranya Rendra ? Ato 
bahasanya 
> > Djenar Ayu?
> > 
> > wassalam,
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <dana.pamilih@> 
> > wrote:
> > >
> > > Dari segi sastra tulisannya sangat berat dibaca, heavy weight. 
> > > Pemerintah Inggris tidak sembarangan memberi kehormatan 
terutama 
> > utk
> > > kesusasteraan.
> > > 
> > > Keindahan suatu seni sastra tidak tergantung pada ada yg 
> > tersinggung
> > > sentimen agama,politik atau sentimen irrasional lainnya.  Banyak
> > > sastrawan Rusia juga di Indonesia yg dipersekusi karena tidak 
> > disukai
> > > oleh rezim.
> > > 
> > > Yang pada demo itu juga belum pada baca bukunya, jadi gimana 
bisa
> > > ngamuk tanpa tahu apa yg diamukin?  Punya pendapat tanpa tahu 
apa 
> > yg
> > > diberi pendapatnya itu.
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo"
> > > <wikan.danar@> wrote:
> > > >
> > > > Sir Bats boleh merasa tersaingi ...
> > > > karena telah muncul Sir baru, yaitu Sir Ahmed Salman Rushdie 
> > (yang
> > > > die-nya masih belum rush), seorang penulis muslim kelahiran 
> > India.
> > > > Tetapi di tengah2 pemberian gelarnya tersebut, muncul demo2 
> > masyarakat
> > > > muslim terutama di Pakistan, dan menganggap Inggris (terutama 
> > sang
> > > > Ratu) tidak peka terhadap orang muslim (gimana nih Pak Dana?) 
> > karena
> > > > mengangkat seorang pengarang yang kontroversial dengan bukunya
> > > > "Satanic Verses" sebagai bangsawan dalam bidang sastra, 
padahal -
> > > > menurut orang-orang - tulisan-tulisan si Salman Rushdie ini 
juga 
> > gak
> > > > bagus2 amat, dia juga gak jago2 amat dalam menulis (mestinya 
> > pakar
> > > > sastra bisa kok menilai tulisan orang, apakah bagus beneran 
atau
> > > > sekedar kontroversial).
> > > > 
> > > > Nah, masih menyangkut penghinaan terhadap Nabi, si Salman 
> > Rushdie ini
> > > > jadi Iran's Most Wanted selama 18 tahun sejak ultimatum Imam 
> > Khomeini
> > > > tahun 1989. Sebenarnya bagaimana sih Satanic Verses ini, ada 
> > yang udah
> > > > pernah baca?
> > > > 
> > > > salam,
> > > > --
> > > > wikan
> > > > http://wikan.multiply.com
> > > >
> > >
> >
>


Kirim email ke