--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "akmal_sjafril"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> assalaamu'alaikum wr. wb.
> 
> kesalahan terjadi karena tidak memahami kata "qawwamuuna" dalam ayat
> yg mengatakan bahwa "laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan"... 
> padahal "qawwamuuna" memiliki makna yg lebih mendalam daripada sekedar

Memang kesulitan memahami Quran dan hadits adalah karena Bahasa Arab
mengenal jender sementara Bahasa Indonesia tidak kenal itu. Dalam
Bahasa Inggris pun jender-nya sedikit (cuma kata ganti orang ketiga
dan beberapa kata benda).

Karenanya buat yang tidak pernah belajar bahasa berjenis kelamin
seperti Bahasa Jerman, Perancis, Rusia, Arab dll, hal ini
membingungkan dan tidak masuk akal. Bagaimana mungkin suatu kata benda
mempunyai kelamin, bahkan ada yang berjenis kelamin netral? "Waria
dong," kata teman yang sedang belajar Bahasa Jerman.

Quran dan hadits dalam Bahasa Arab-nya sendiri sudah memiliki beragam
penafsiran, apalagi ketika diterjemahkan ke dalam Bhs. Indo yang non
jender. 

So brantem-brantem dikit soal penafsiran sebetulnya wajar. Asal jangan
kelewatan, apalagi sampai berkeyakinan: kamu beda denganku, aku benar,
kamu salah, karenanya kamu masuk neraka, aku masuk surga. 



Reply via email to