Itulah yg saya pertanyakan mengenai tidak dibedakannya politik dari
agama menurut Islam, menurut interpretasi tertentu.  Ini ciri
teokrasi.  Apakah Islam suatu teokrasi? Menurut Gus Dur dan alm. Cak
Nur bukan.

Menurut pemahaman awam saya politik itu urusannya dg kesejahteraan
lahiriyah dan agama adalah batiniyah. Kebijakan politik menentukan
pilihan kebijakan ekonomi dlsb.

Saya tidak keberatan jika para ulama mengurus yg berkenaan dg yg
batiniyah. Emang itu urusannya.

Tapi yg politik?  Apa kompetensinya? 

Kalau dilihat dari pembahasan para ulama di sini tidak terasa keahlian
ilmu politiknya.  Mungkin saya belum bertemu saja.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> nambahin Pak Dana ...
> apa fenomena orang menyerahkan segala urusan kepada ulama juga
> merupakan bukti "kemalasan" berpikir umat pada umumnya, sehingga
> mereka tidak mau ambil resiko. serahkan saja pada ulama untuk
> memikirkan, kalau tar ditanya di akhirat, tinggal salahin aja ulamanya
> (yang mana sebenarnya tidak bisa begitu juga, karena semua orang akan
> dimintai pertanggungjawaban masing2 satu persatu).
> 
> di sisi lain, kok ya ulama ini kayak yang segala tahu ya? segala macam
> dibahas dan dijawab. kalau dalam dunia kedokteran orang tahu ada
> spesialisasinya. dan dokter bisa bilang, tidak ... ini bukan bidang
> saya, silakan tanya ke orang lain yang lebih ahli. kira-kira ada gak
> ya ulama yang berkata begitu? berkata tidak pada masalah yang tidak
> dikuasainya.
> 
> salam
> --
> wikan
> http://wikan.multiply.com
> 
> On 6/25/07, Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >  Sebenarnya yg kita bahas di milis kebanyakan adalah permasalahan yg
> >  berdomisili dalam kaidah muamalah, yaitu oleh Allah sendiri
dianjurkan
> >  utk diselesaikan secara musyawarah.
> >
> >  Yg saya khawatir ialah bahwa yg sebenarnya kaidah muamalah itu
> >  difait-accompli sebagai kaidah ibadah sehingga ruang gerak utk
> >  memusyawahkannya dan mengijtihadkan jadi terbatas dan penentu
akhirnya
> >  selalu suatu fatwa dari ulama. Dalam dinamika masyarakat modern dg
> >  berbagai ragam kepentingan, keahlian dan jalan hidup, saya rasa ulama
> >  tidak lagi berkompeten utk memberikan suatu fatwa dalam semua aspek
> >  kehidupan.
>


Kirim email ke