--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mbak Lina ini yg katanya mau belajar, tetapi malahan ngeyel ngajak 
> debat dg cara copy paste tulisan orang lain ...
> 
> Saya teruskan.

Mas MA, jangan kesel. Emang begitu caranya saya belajar: 
membandingkan. Saya lagi ingin membandingkan MGA dengan orang-orang 
terhormat yang pernah ada dalam literatur Islam. Saat ini saya 
berpendapat MGA ini orang yang punya kharisma tapi kemudian sombong 
banget. Bahkan lebih sombong dari Umar Ibn Khattab ra, padahal Nabi 
SAW pernah bilang kalo ada nabi sesudah aku pastilah Umar orangnya. 
Tapi Umar ra gak pernah ngaku nrima wahyu (lalu buat kumpulan wahyu) 
dan jadi nabi. Subhanallah.

Saya copy pastekan karena kan mas MA tanya dari mana rujukannya dan 
supaya orang tau itu rujukan (jadi, saya gak sok2an ngaku itu 
pendapat saya). Saya paham lah kalo kemudian Ahmadi bilang alasan 
mereka ngawur.

Saya teruskan juga pembelajaran ini.

> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> <linadahlan@> wrote:
> 
> > Di buku 'Faham Mahdi Syi'ah dan Ahmadiyah dalam Perspektif'
> > Drs. Muslih Fathoni, M.A.
> > Edisi 1 Cetakan 1 (1994)
> > PT. RajaGrafindo Persada
> > Jln. Pelepah Hijau IV TN.I No.14-15
> > Telp. (021) 4520951 Kelapa Gading Permai
> > Jakarta Utara 14240
> 
> Ok.
> 
> > Lina: Okelah bener MGA nulis surat ke Ratu Inggris dan mengajak 
> > masuk Islam. Lalu bener juga gak ada surat2nya Ratu Inggris 
kepada > > Ahmadiyah yang mendukung Ahmadiyah di situs resmi 
Ahmadiyah? > > Pastinya gak bakalan ada...:-)
> 
MA:
> Kalau tidak ada, ya tidak bakalan ada...kenapa juga harus 
dikatakan > ada dukungan Ratu Inggris kepada Ahmadiyah. Sampeyan ini 
kok ngeyel > terus...
> 
> Anda mau tahu bagaimana dukungan Inggris kepada kaum Muslim di 
> India? Ini faktanya:
> 
> The Islamic Cultural Centre & The London Central Mosque (Lihat:
> http://www.iccuk.org/icc/history/history.htm) adalah mesjid dan
> pusat kebudayaan Islam yg jadi kebanggaan kaum Islam mainstream di
> Inggris dibangun dan didanai oleh Kerajaan Inggris dan diresmikan
> oleh Raja George VI pada tahun 1944 dengan maksud:
> 
> (i) Sebagai hadiah tanpa syarat dari Pemerintah Inggris untuk semua
> masyarakat Islam di Inggris.
> 
> (ii) Sebagai penghormatan atas matinya ribuan orang-orang Muslim
> India yang telah berjasa sebagai tentara dalam membela dan
> mempertahankan Kemaharajaan Inggris Raya (British Empire).
> 
> Gimana mbak Lina?

Lina: Begini mas MA,
Jelas dalam kutipan mas diatas itu ada dukungan Inggris kepada umat 
Islam India. Lah kan Ahmadiyah termasuk dong? Mengapa harus menolak 
tuduhan kalo AHmadi didukung oleh Inggris?...:-)

Hmmm...tergelitik otak saya ini ketika membaca point ke (ii) itu. 
Orang Islam India mati dan berjasa membela dan mempertahankan 
Kemaharajaan Inggris Raya. Pantesnya kan Orang India (Islam, Hindu, 
Budha, KRisten) mati dan berjasa membela dan mempertahankan Negara 
India...???

Karena hal itu juga saya jg teringat akan bacaan bhw telah terjadi 
perang saudara di India sesama muslim: muslim membunuh muslim. 
Apakah ini ada hubungannya dengan point (ii) tsb diatas bhw yang 
mati membela kerajaan Inggris mendapat penghormatan sedang yang mati 
melawan Inggris dianggap teroris ? Semoga tidak.
>  
> > Saya yakin situs Ahmadiyah bisa menulis apa saja ttg MGA. Bahkan 
> > menulis bahwa MGA menerima wahyu dari Tuhan (pengakuan MGA 
> sendiri). 
> 
MA:
> Saya yakin, sampeyan juga bisa menulis apa saja tentang apa saja. 
> 
> Bukan hanya sampeyan, tipikal kaum Kristen mainstream juga bisa 
> menulis apa saja tentang Nabi Muhammad s.a.w. dalam situs-situs 
> mereka...

Lina: Tentu saja saya dapat menulis apa saja. Tapi, karena saya tak 
ada niat untuk mencari masa dan pendukung, ngapain juga menulis. 
Saya hanya ingin mencari kebenaran untuk pribadi saya saja.
> 
> > Tapi ya terserah ahmadiers kalo mau percaya itu wahyu Tuhan ke 
> MGA, > > Ya percaya dong...
> 
MA:
> Emangnya wahyu gak boleh ada lagi setelah Nabi s.a.w.?

Lina: Kalo saya sih pikir bukan masalah boleh ada atau gaknya wahyu 
setelah Nabi SAW. Banyak juga orang sebelum MGA mengaku mendapat 
wahyu. Mungkin nanti ada lagi yang mengaku spt itu. Buat saya sih 
gak masalah karena pastinya nanti ada lagi pertanyaan apa 
itu 'wahyu'??. Namun ketika saya membaca kumpulan wahyu dalam 
Tadzkirah tsb, saya tidak meyakininya itu sebagai wahyu karena 
banyak keanehan redaksional yang akhirnya saya berkesimpulan 
penulisnya seorang yang terobsesi menjadi nabi. 

Lihat saja di Tadhkiratush Shahadatain (alislam.org). [Ini memang 
bukan wahyu ya? Ini cuma karya MGA. Hm sulitnya kalo seorang nabi 
pandai menulis ..:-)) Jadi bisa menulis wahyu sebagai pengangkatan 
dirinya sbg nabi], MGA bilang,"In order to explain this matter in 
its proper sequence it would be necessary first to make the 
statement that when God saw the world sunk into an abject state and 
the earth full of wickedness, tyrannies and iniquity, He sent me 
with the mission of propagating truth and reforming the world. The 
point of time was also appropriate, for the fourteenth century was 
approaching fast. Then, under Divine command, I raised my voice 
through printed announcements and public speeches proclaiming to 
everyone that I am the one who was destined to be raised by God at 
the beginning of this century to renovate religion, claiming that I 
have been sent with the mission to re-establish the faith that has 
disappeared from the face of the earth and to draw the whole of 
mankind back to piety and righteousness with the aid of God's own 
hand and to reform them and to remove errors of belief and conduct. 
 
> > tapi terserah saya juga kalau saya gak percaya. Seperti dikutip 
> > dalam situs www.alislam.org sbb:
> 
MA:
> Monggo mbak...kalau tidak percaya, ya sudah...buat apa dibahas 
terus > hal-hal yang sampeyan tidak percayai?

Lina: Kalau apa yang saya percayai sama dengan mas percayai, baru 
deh itu gak perlu dibahas dan gak perlu didiskusikan. Iya toh?
>  
> > "Pada akhir tahun 1890 Hz.Mirza Ghulam Ahmad menerima wahyu yang 
> > menyatakan bahwa Nabi Isa as. telah wafat dan Almasih yang 
> > dijanjikan kedatangannya di akhir zaman itu beliau lah orangnya. 
> > (Yakni: "Masih Ibnu Maryam Rasulullah faot hocuka he, aor uske 
> rangg > > me ho kar wa'dah ke muwafiq tu aya he -- [Masih ibnu 
Maryam rasul > > Allah, telah wafat. Sesuai dengan janji, engkau 
datang dengan > > menyandang warnanya." (Lihat: Tazkirah, Bhs.Urdu, 
Al-Syirkatul > > Islamiyah, Rabwah, 1969,h,183; Izalah Auham, Mirza 
Ghulam > > Ahmad,jld.2,h.561-562; Rohani Khazain, Add.Nazir Ishaat, 
London, > > jld.3,h.402)" 
> 
MA:
> Haqqul yakin, bahwa Nabi Isa a.s. dari Nazareth yang dulu diutus 
> kepada Bani Israil sudah mati/wafat/meninggal - sama seperti nabi-
> nabi yang lain dan manusia lainnya.
> 
> Mirza Ghulam Ahmad diutus oleh Allah Ta'ala dengan menyandang 
WARNA > Nabi Isa a.s....
> 
> Coba tanya sama pak Chodjim, pasti beliau lebih pandai menjelaskan 
> makna "warna" tersebut...

Lina: Ustadz Chodjim bisa bahasa Urdu ya?
> 
> > Kalau ini dari bukunya Drs. Fathoni tsb:
> > 
> > "Di  antara beberapa pengajaran dan pemahaman yang diberikan
> > kepadaku (oleh Tuhan), ialah bahwa al-Masih ibn  Maryam  itu
> > telah wafat secara alamiah seperti wafatnya para rasul lain.
> > Dan Tuhan telah memberitahukan kepadaku (dengan firman-Nya);
> > "Bahwa   al-Masih   dan   al-Mahdi   yang   dijanjikan   dan
> > ditunggu-tunggu itu adalah engkau (Mirza) dan  Kami  (Allah)
> > melakukan  apa  yang  Kami  kehendaki,  dan janganlah engkau
> > tergolong  orang-orang  yang  membuat  kedustaan"  .   Allah
> > berfirman  lagi:  "Sungguh  Kami  (Allah)  menjadikan engkau
> > sebagai al-Masih ibn Maryam."  Maka  Allah  pun  melimpahkan
> > keindahan  rahasia-Nya  dan  menjadikan  aku  dapat  melihat
> > masalah-masalah yang sekecil-kecilnya."16[Mirza Ghulam Ahmad, 
> > Itmamul-Hujjah'alal-Lazi Lajja wa Zaga'anil-Mahajjah, (Lahore: 
> > Kalzar Muhammadi, 1311 H), hlm. 3.
> 
> Iya, terus?

Lina: Terusnya ya aneh aja redaksional wahyu Tuhan kayak gitu. Entar 
engkau, entar aku. Apa salah cetak saja? NGemeng2 Mas MA ngerti 
bahasa URdu ya? 
> 
> > Apakah ini tidak termasuk dalam sejarah?? [Mushlih Fathoni]
> > 
> > Tampaknya keluarga Mirza ini, pernah menjadi pembantu  setia
> > pemerintah  kolonial  Inggris  di  India.  Jauh sebelum itu,
> > keluarga tersebut sudah menjalin kerja sama yang erat dengan
> > pimpinan  kaum  Sikh,  Ranjat Singh.5 Dengan demikian, tidak
> > pelak lagi jika aliran Ahmadiyah bersikap kooperatif  dengan
> > pemerintah  Inggris.  Tentunya  sikap  kooperatif  tersebut,
> > berbeda dengan sikap kooperatif yang dijalankan oleh  Sayyid
> > Ahmad  Khan,  sekalipun  keduanya  sama-sama mendapat reaksi
> > keras  dari  ummat  Muslim   India.   Apabila   Ahmad   Khan
> > menginginkan  agar ummat Muslim bisa memperoleh kemajuan dan
> > kesuksesan  sebagaimana  yang  dicapai  oleh  bangsa  Eropa,
> > dengan  mendirikan  Universitas  Aligarh,  maka Mirza Ghulam
> > Ahmad dengan Ahmadiyahnya ingin mendapat perlindungan secara
> > politis,  sehingga ia bebas menyebarkan ide kemahdiannya dan
> > dapat mempertahankan aliran yang didirikannya.
> 
> Pendapat dan kesimpulan Muslih Fathoni jelas ngawur...
> 
> Menghubungkan keluarga Mirza Ghulam Murtada (Ayahnya Mirza Ghulam 
> Ahmad) dan leluhurnya dengan berakhirnya kekuasaan Sikh dan 
> datangnya Inggris dengan aliran Ahmadiyah adalah kesimpulan yang 
> ngawur...Sikap Keluarga Mirza GHulam Murtada terhadap Inggris 
tidak > ada hubungannya dengan sikap keagamaan gerakan Ahmadiyah dan 
aqidah > yang dimiliki oleh Jemaat Ahmadiyah.
> 
> Makanya kalau mau belajar, belajarlah yang tekun dan tulus...

Lina: Wajar saja Drs Muslih Fathoni berpendapat begitu dan wajar 
pula ahmadiers berpendapat spt diatas juga...:-). Wajar juga kalo 
saya bertanya 'buat Inggris yang sedang berpolitik dan menjajah 
India, apakah mereka menolong sekelompok golongan tanpa pamrih'?? 
sebagaimana misalnya Amerika menolong pemerintah Indonesia (yang gak 
ada di web2 negara Indonesia) tanpa pamrih??

>  
> > Disamping itu, pendiri  Ahmadiyah  juga  ingin  melestarikan
> > tradisi keluarganya yang telah lama menjalin hubungan mereka
> > dengan  pemerintah  Inggris,  sebagaimana  pernyataan  Mirza
> > Ghulam Ahmad sendiri:
> >  
> > "Sungguh  sejak  masa mudaku sampai hari ini, aku dalam usia
> > 60 tahun, aku menjadi orang yang gigih berjuang dengan lisan
> > dan penaku supaya aku dapat memalingkan keikhlasan hati kaum
> > Muslimin kepada pemerintah Inggris karena  kebaikannya,  dan
> > bersikap  lunak  kepadanya.  Dan  aku  mengajak mereka, agar
> > mereka  menghilangkan  pikiran  untuk   berjihad   (terhadap
> > Inggris),  dimana  pikiran  seperti  itu  masih diikuti oleh
> > sebagian mereka yang bodoh-bodoh, dan pikiran semacam itulah
> > yang  mencegah  mereka  tidak  mau  patuh  kepada pemerintah
> > Inggris."6[Abul-A'la al-Maududi, Ma Hiyal-Qadiyaniyyah, 
selanjutnya> >    disebut al-Maududi, (Beirut: Darul-Qalam Kuwait, 
1969),> >    hlm. 12.]
> 
MA:
> Kalau mengutip dari tulisannya Muslih yang megutip Maududi 
(Pendiri > Jemaat-e-Islami/Jemaah Islamiyah) yang benci kepada 
Ahmadiyah maka > hasilnya akan seperti itu...
> 
> Namun, ketika anda lihat fatwa, sikap dan pendapat ulama-ulama 
Islam > lain terhadap hubungan antara Islam (Jihad) dan Inggris, dan 
kenapa > dulu para ulama Islam mainstream melarang ummat Islam 
melakukan > perlawanan fisik dg senjata (Jihad) kepada Inggris di 
India. 
> Jawabannya adalah: Karena dulu ketika Inggris menduduki Hindustan 
> sampai akhirnya menjadikan India sebagai negara th 1947 - tidak 
> mempersekusi ummat Islam, bahkan Inggris memberi kebebasan dan 
> perlindungan bagi umat Islam di Hindustan untuk menjalankan ibadah 
> dan keyakinannya. Oleh sebab itu para ulama Islam mainstream 
> mengeluarkan fatwa-fatwa tentang Jihad dan Inggris sbb:
> 
(deleted)
> 
> Paham mbak Lina?

Lina:
Paham sekali. Tapi buat saya tulisan Mushlih Fathoni itu saya 
tampilkan bukan membahas soal fatwa jihad, namun utk menunjukkan 
alangkah dekatnya hubungan MGA dengan Inggris tsb. Mestinya kan 
Orang India patuh sama pemerintah India, bukan pemerintah Inggris? 
Kok MGA ngajarin gitu? Kalo MGA patuh sama Inggris ya ..okelah MGA 
jadi orang Inggris aja...:-)
>   
> > Demikian pula halnya dengan  pernyataan  Basyiruddin  Mahmud
> > putera  Mirza  Ghulam  Ahmad,  yang  sewaktu  Putera Mahkota
> > Kerajaan Inggris berkunjung ke India, menyatakan:
> >  
> > "Kami atas nama seluruh warga Ahmadiyah mengucapkan  Selamat
> > datang  atas  kunjungan  Tuan  ke  India,  dan kami tegaskan
> > kepada  Tuan  bahwa  warga  Ahmadiyah  adalah  setia  kepada
> > pemerintah   Inggris.   Dan   insya'allah   kesetiaan  warga
> > Ahmadiyah ini akan tetap untuk selama-lamanya."7[ibid]
> 
MA:
> Sumbernya?

Lina: kan "ibid"
> 
> > Lina: Makanya saya bertanya. Bertanya adalah suatu pembelajaran.
> 
> Kalau tanya, dan sudah dijawab dan dijelaskan mestinya tidak 
memberi > copy paste tulisan orang lain dan kemudian ngajak 
debat...itu > namanya buka pembelajaran, tetapi pengeyelan...

Lina: Kalo murid ngeyel, guru itu harus sabar...:-)
> 
> > > Apa definisi Anda mengenai "kitab suci"?
> > 
> > Karena merupakan kumpulan wahyu tuhan kepada MGA.
> 
> Jadi, kumpulan wahyu Tuhan = kitab suci, gitu mbak?

Lina: Iya menurut saya.
> 
> > Tambahan:
> > Pada awalnya perjuangan Mirza memang mendapat pujian. Namun 
> setelah > > terjadi pergeseran akidah pada MGA, banyak yang 
menentang. Itu > juga > > berdasarkan buku Fathoni tsb namun saya 
juga baca di situs resmi > > Ahmadiyah bhw "Mlv.Muhammad Hussein 
Batalvi, seorang tokoh > terkemuka > > dari kelompok Ahli Hadis di 
India, banyak memberikan sanjungan > > terhadap buku Barahiin 
Ahmadiyyah maupun terhadap penulisnya.> Beliau > > ini adalah 
seorang tokoh yang sangat mendukung perjuangan Hz.Mirza 
> > Ghulam Ahmad a.s. pada mulanya, namun pada akhirnya beliau 
berubah > > menjadi penentang keras beliau" 
> 
> Cocok mbak...penentang terbesar seorang nabi adalah orang 
> disekitarnya yang dulu mengenalnya dengan baik...
> 
> Sejak dulu memang begitu mbak.
> 
> Cobalah belajar lagi...

Lina: Tidak juga. Banyak juga orang disekitar Nabi SAW yang dari 
dulu mengenalnya baik sampai matipun tetap baik. Dan Nabi SAW tidak 
pernah ditentang sahabatnya karena perubahan akidah dalam diri Nabi 
SAW, sebagaimana MGA. Jadi, saya mengertinya  MGA itu awalnya memang 
sangat disanjung karena ide-idenya yang briliant dan akidahnya yang 
mengakui shahadatain. Namun ketika ada tadzkiratus sahadatain, 
banyak ulama yang menentangnya.

Bahkankah ada juga fatwa2 MGA yang mengatakan bahwa kalo ada muslim 
yang tidak percaya dengan AlQur'an dan Sunnah (tafsiran AHmadi) 
adalah kafir. Lah sama saja rupanya ya? 

wassalam,
>


Kirim email ke