Mungkin gak nyambung : Tapi dari lubuk hati yg dalam saya hanya ingin sekedar memujikan betapa indah kalimat2 cinta yg di sampaikan Pak HMNA, walaupun sedikit Mustinya Pak HMNA juga nulis novel roman :-)
Menurut saya banyak novel2 islami tapi miskin ungkapan percintaan yg indah. Karena menurut yg saya lihat, seperti novel 'ayat2 cinta' yg laris manis. Isinya hanya sekedar pendoktrinan bahwa cinta [ baca : asmara, ] tak diperlukan, cinta asmara adalah suatu hal yg tabu di percintaan Islam. Sehingga dengan mudahnya menasihati menikahlah; pokoknya asal yg satu laki2 yg satu perempuan. Dijodohkan. Mungkin belum 'kenal', mungkin belum pernah lihat satu sama lain. Setelah menikah yg perempuan juga mengertikan cinta semata-mata, untuk mengabdi pada Allah. Kisah cinta Zainab dengan Rasulullah memang banyak dinistakan seperti dulu misalnya oleh 'cerpen' nya Pak Sato. Sehingga terjadi banyak 'piktor' untuk kehidupan Rasulullah yg berkenaan dengan kisah pernikahannya. Sesungguhnya saling mencintai, tidak saling mencintai adalah hal yg manusiawi dan bukan sesuatu yg kotor. Beberapa tahun lalu saya pernah menghadiri walimahan sodara teman saya di Lebak. Mempelai wanitanya sudah terkena 'sindrom panik usia' [ usianya sudah hampir 35 tahun] ia berjilbab lebar, wajahnya lumayan, seorang pengajar di tsanawiyah. Kerjaannya kalo hari senggang menghadiri pengajian2. Jadi ia mau begitu saja disuruh ustadnya menikah dengan pria yg 5 tahun lebih muda tapi agak kaku dalam bergaul [pendiam]. Pake sistim taaruf. Cuma data yg disodorkan. Pernikahan berlangsung seminggu kemudian. Dengar2, setahun setelahnya mereka bercerai. Belum punya anak, dan suaminya konon jatuh cinta, kasmaran dengan perempuan lain yg lebih muda dan bekas murid isterinya. Dan si perempuan masih tetap menjanda sampai sekarang, padahal katanya sudah dilamar oleh seorang kyai pengelola pesantren untuk jadi isteri ke 2, tapi ia belum mengiyakan. Salam l.meilany ----- Original Message ----- From: H. M. Nur Abdurrahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, June 24, 2007 3:19 AM Subject: ma_suryawan, siapa itu ulama yang punya pikiran kotor <-= Re: [wanita-muslimah] Kajian Khaataman Nabiyyiin => Untuk FLORA => menjawab "HMNA" ma_suryawan memfitnah ulama:ada yang punya pikiran kotor : Pada waktu itu orang-orang Arab mencerca habis-habisan karena beliau s.a.w. dianggap telah melanggar tradisi dengan menikahi bekas menantunya sendiri, dan para kritikus serta ulama yang punya pikiran kotor mengatakan bahwa Nabi s.a.w. telah memerintahkan menceraikan perkawinan Zaid dan Zainab karena secara diam-diam Nabi s.a.w. memang sudah jatuh cinta kepada menantunya. ------------------------------------ HMNA: 1. Saya minta pertanggungan-jawab ma_suryawan apa yang ditulisnya. Sebutkan siapa-siapa itu ulama yang punya pikiran kotor tsb. 2. Sebenarnya menurut para ulama, seperti berikut: RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab: "Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu." Jawab Zainab: "Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita merdeka di antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin menikah dengannya." Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat: "Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang nyata." (Al Ahzab 33:36) Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding dengan Zaid akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu menyentuh hati Zainab: "Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid untukku, maka akupun tak kuasa menolaknya." Waktu terus bergulir, namun relung-relung hati mereka berdua masih hampa dari cinta. Jiwa-jiwa mereka berdua selalu bertemu tanpa rasa kasih sayang. Kemesraan di dalam rumah tangga itu layu tanpa pernah tumbuh berkembang. Pelaminan itu hanya menghasilkan suasana duka yang berkepak-kepak bagai sayap-sayap patah dan mengalirkan air mata kepedihan dari kelopak mata mereka. Bahtera cinta itupun terancam karam tanpa sempat berlayar menuju pelabuhan cinta. Zaid bin Haritsah merasa tak kuasa mengayuh biduk cintanya. Zainab binti Jahsyipun tak mampu mengembangkan layar kasihnya. Dengan membawa relung-relung hatinya yang patah, Zaid bin Haritsah mengungkapkan hasrat batinnya kepada Rasulullah saw untuk menutup kisah hidupnya dengan Zainab binti Jahsyi. Namun RasuluLlah hanya menjawab,"Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah." Dan tatkala saat Zaid bin Haritsah kembali mengemukakan keinginannya untuk mengakhiri lembar-lembar rumah tangganya dengan Zainab, RasuluLlah kembali menjawab," Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah." Tak lama kemudian turunlah ayat: "Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan rakhmat kepadanya & kamu juga telah memberi nikmat kepadanya (Zaid bin Haritsah)," Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah." Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah menceraikannya." (Al Ahzab 37) ------------------------- (*) Yang dimaksud Nabi SAW takut kepada manusia, yaitu komunitas musyrik dan munafiq akan memanfaatkannya untuk membunuh karakter Nabi SAW dengan menebar opini, berupa isu fitnah. Dan memang kenyataannya hal itu menjadikan salah satu isu fitnah komunitas musyrik untuk membunuh karakter Nabi SAW: "Muhammad telah menikahi janda anak angkatnya." Isu konyol ini juga telah disebar luaskan oleh para orientalis kristian dan para kristian yang membenci Islam dan Kaum Muslimin ##################################################################################################### ----- Original Message ----- From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Sent: Monday, June 25, 2007 11:08 Subject: [wanita-muslimah] Kajian Khaataman Nabiyyiin => Untuk FLORA => menjawab "HMNA" Kajian Tentang "Khaataman Nabiyyiin" Kajian 1: Firman Allah Ta'ala: "Muhammad bukanlah bapak salah seorang dari antara kaum laki-lakimu, akan tetapi ia adalah Rasulullah dan Khaataman Nabiyyiin [Meterai sekalian nabi]." (33:40) Jika Anda membaca ayat-ayat sebelumnya dalam Surah al-Ahzab ini, dapat diketahui bahwa diberikannya gelar "khaataman-nabiyyiin" kepada Rasulullah s.a.w. adalah dalam konteks pembelaan Allah Ta'ala terhadapnya berkaitan dengan pernikahan beliau dengan Hz. Siti Zainab r.a., bekas menantu dan janda dari Hz. Zaid ibn Harits r.a. (Zaid adalah anak angkat Nabi s.a.w.). Pada waktu itu orang-orang Arab mencerca habis-habisan karena beliau s.a.w. dianggap telah melanggar tradisi dengan menikahi bekas menantunya sendiri, dan para kritikus serta ulama yang punya pikiran kotor mengatakan bahwa Nabi s.a.w. telah memerintahkan menceraikan perkawinan Zaid dan Zainab karena secara diam-diam Nabi s.a.w. memang sudah jatuh cinta kepada menantunya. ----------------CUT-------------------- [Non-text portions of this message have been removed]