Menurut Prof Abdurrahman Jay, shalat berjamaah itu dilakukan pada waktu
pertemuan para ilmuwan Fisika di Toronto sekitar tahun 80-han. Fyi, Ustzdz
Syamsi Ali tidak jelas bagi saya kapan dia ke Canada, yang waktu itu belum
menjabat sebagai imam di Islamic Cultural Center.

Oh, ya dengan dikuburkannya Prof Abd Salam di Pakistan itu memperkuat bahwa 
beliau adalah Ahmadiyah Lahore, oleh karena Pemerintah Pakistan tidak 
memperbolehkan penganut agama Ahmadiyah Qadiayan masuk dalam bumi Pakistan. 
Yang ada di Pakistan sekarang hanyalah para pnganut Islam Ahmadiyah Lahore 
yang tidak mengakui kenabian MGA. Jadi siapa yang mengurus pemakaman Abd 
Salam, kalau tidak ada penganut Ahmdiyah Qadiyan di Pakistan, andaikata Abd 
Salam itu penganut agama Ahmadiyah Qadiyan?!?.
Wassalam,
HMNA

----- Original Message ----- 
From: "Muhkito Afiff" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, July 11, 2007 11:04
Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...


> Apakah benar Prof Abdurrahman Jay dan Prof Abd Salam (Abdus Salam ?)
> shalat berjamaah dengan Syamsi Ali sebagai imam, sewaktu menjadi imam
> Masjid Washington(?)?
>
> Tolong dikoreksi jika asumsi saya salah.
>
> Kalo menurut saya sih ini tidak mungkin karena anakronis (temporally
> incongruous).
>
> Prof Abdus Salam meninggal 21 November 1996, di rumahnya di Oxford,
> Inggris. Sebelum meninggal, Prof Abdus Salam lama menderita
> "progressive supranuclear palsy" yang menyebabkan kesulitan bicara
> dan berjalan, hingga terpaksa memakai kursi roda. Beliau pensiun dari
> jabatan direktur ICTP Trieste pada tahun 1994.
> <Sumber: http://www.answers.com/topic/abdus-salam?cat=technology>
>
> Sementara Ustad Syamsi Ali baru tiba di Amerika (NEW YORK) awal 1997.
>
> (Syamsi Ali dikenal sebagai salah satu imam Islamic Cultural Center
> of New York, atau lebih dikenal sebagai Masjid 96th Street, bekerja
> sebagai staf lokal Kantor Perwakilan Tetap RI untuk PBB New York)
>
> Sebagai tambahan, mengenai status ke-Ahmadiyah-annya (saya ambil dari
> sumber di atas):
>
> Professor Salam was a devout member of the Ahmadiyya Muslim
> community. Because he was an Ahmadi, he was never sufficiently
> recognized by the Pakistani government for being the country's first
> and only Nobel Laureate. In 1998, the government issued a stamp with
> his picture, but only as part of the series of stamps "Scientists of
> Pakistan" and without any special dedication to him.
>
>
> Barangkali "Prof Abd Salam" yang Abah maksudkan adalah orang yang
> lain dengan "Prof Abdus Salam"?
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur
> Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>> Menurut Prof DR Abdurrahman Jay yang pernah bertandang ke rumah
> saya, beliau
>> pernah salat berjamaah dan disampingnya dalam satu saf ialah Prof
> Abd Salam,
>> sama-sama menjadi makmum yang imamnya Syamsi Ali. Ustadz Syamsi Ali
> adalah
>> imam Masjid Washhington berasal dari Makassar dari organisasi
> Muhammadiyah.
>> Itu berarti Prof Abd Salam tidak beragama Ahmadiyah Qadiyan, karena
> penganut
>> Ahmadiyah Qadiayn.eksklusif, tidak mau shalat berjamaah dengan imam
> yang
>> bukan beragama ahmadiyah Qadiyan. Jadi kalau Prof Abd Salam itu
> Ahmadiyah,
>> maka niscaya beliau beragama Islam Ahmadiyah Lahore. Itu namanya
> sapi punya
>> susu, kerbau punya nama.


Kirim email ke