nah, soal palestina ini, orang indonesia kebanyakan memandangnya sebagai permasalahan muslim vs non-muslim padahal di palestina sendiri, permasalahannya adalah bangsa palestina (muslim dan non-muslim) melawan bangsa israel. dulu pernah ada konferensi tentang palestina di jakarta mengundang duta besar palestina untuk indonesia. pak dubes menjelaskan bahwa orang palestina islam dan kristen berjuang dan bersatu padu melawan penjajahan rezim zionis israel. eh, malah sama pemimpin acaranya distop. lho, yang paling tahu kondisi sebenarnya di palestina emang siapa? ya mestinya pak dubes ini kan, lha wong dia asli dari palestina, ketimbang pemimpin konferensi yang denger2 berita tentang palestina dari katanya katanya yang banyak terdistorsi.
salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 7/17/07, Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mungkin kita bisa redefinisikan kembali 'ukhuwah Islamiyah' itu, atau > apalah istilahnya. > > Ukhuwah Islamiyah itu mesti rahmatan lil alamin. Dalam konteks > globalisasi yang tak terhindarkan ini, rahmatan lil alamin adalah > manfaat untuk semua, termasuk orang-orang dan lingkungan di ujung > dunia sana. Tapi karena keterbatasan kita sebagai manusia, tentu > saja kita punya skala prioritas bagaimana melakukan rahmatan lil > alamin itu. > > Contohnya, masak sih kita mengirimkan dana atau pasukan berani mati > ke Palestina? Simpati kita cukup berupa expressi dukungan untuk > perjuangan mereka, bahkan secara diplomatik pengakuan kedaulatan > negara itu sudah sangat appropriate. Juga buka hubungan dagang, dan > pakta2 perjanjian yang sifatnya memfasilitasi. > > Dan Indonesia mempunyai kesempatan besar untuk menjadi dirinya > sendiri, karena sudah terbiasa dengan pluralisasi, yaitu sangat > terbuka dengan 'stranger', orang atau budaya asing. Kita sudah di > arah yang benar sekarang dan dalam kesejarahannya, tapi sayangnya > kita sering tidak melakukannya secara benar (becus). Mestinya kan do > the right things, and do it right. > > Salah satu cara yang nggak bener itu adalah, kurang fokus terhadap > pengembangan middle class, yaitu kelas yang bisa mengimbangi antara > sifat masyarakat egaliter dengan lapisan elit yang feodal, yang > sering kerjasama dengan pihak asing peresin masyarakat egaliter. > Middle class itu bukan kebijakan populis loh, tapi kebijakan sinergis > antara kelas atas dan bawah, yang dampaknya akan mendilusi kekuatan > atau poros masing-masing.