Oh maaf ya mbak, saya ngga 'ngeh kalau ini lagi ngomongin "Dampak
psikologis poligami". OK deh kalau gitu, silakan dilanjutkan. Saya
usulkan subjectnya diganti aja, kalau gitu mbak. 

-----Original Message-----
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mia
Sent: Monday, August 06, 2007 11:27 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: geger buku "Bahagiakan diri dengan satu
istri"

Mba Ning, contoh yang saya angkat adalah melanjuti dari obrolan Pak Dana
dan mba (?): "Kedua juga jarang ada dibahas apa dampak psikologis thd
anak2 dan perempuan, dsb."

Kalo mba Ning nonton pilem Berbagi Suami, bisa liat juga dampak
realistis terhadap psikologi anak.

Implikasi dari contoh tsb dari psikologisnya:
- kasus pertama, kolega yang tertekan batin akibat kondisi poligami (ini
nggak ngomongin apa poligaminya sukses ato gagal loh, bapaknya baik ato
buruk), dan nggak pernah bisa menjadi dirinya sendiri, sekalipun untuk
keputusan perkawinannya sendiri. Ini psikologi trauma dan tekanan.

- kasus kedua, betul yang disinyalir mba Ning.  Keputusan yang matang
dan dewasa, menikah idealnya bukan karena gara2 bapaknya poligami dong.
Lha, temen saya ini menciptakan dikotomi/musuh dalam pikirannya sendiri,
yang penting nggak kayak bapak, hindarkan semua kemungkinan! Ini
psikologi menciptakan musuh, bukan dari prinsip sendiri.

Gap di antara ortu dan anak selalu ada, dan itu wajar saja.  Saya cuman
menjabarkan bagaimana poligami mempengaruhi psikologis anak. 
Namun soal keputusan, la taziru waziratuw wizra uhra - masing2 kita
menanggung resiko/manfaat dari yang kita putuskan/lakukan, bukannya
orang lain, sekalipun ortu poligamor itu.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Teman saya, beristri satu, dan punya anak satu. Dia punya wanita
lain
> yang tidak dinikahi, karena dia memang merasa "tidak cukup" dengan 1 
> isterinya tersebut. Wanita lain ini juga dibiayai, hanya saja tidak 
> dinikahi. Waktu saya tanya, kenapa tidak diresmikan saja (dinikahi 
> saja), dia bilang : tidak mau menyakiti hati isteri dan anaknya.
> 
> Apakah teman saya ini termasuk orang "baik" terhadap wanita ? 
Bukankah
> di satu sisi dia menjaga perasaan seorang wanita (isterinya), tetapi 
> melecehkan wanita juga (simpanannya)?
> 
> Ada teman kuliah saya dulu, beragama katholik. Dia dekat dengan
saya,
> dan suka curhat juga, dulu waktu dia belum menikah sih. Ada
saudaranya
> yang sudah menikah. Tapi ternyata suaminya sangat kasar, dan suka 
> berjudi dan mabuk2an (kayak kisah sinetron gitu). Saudaranya itu
sering
> kabur ke rumah teman saya itu, dalam keadaan babak belur sambil 
> menangis, tapi tetap bertahan hidup menderita begitu karena "apa
yang
> disatukan Tuhan tidak boleh dipisahkan oleh manusia.", tidak boleh 
> bercerai, kecuali ada ijin dari Paus dan mengurusnya sulit sekali
(kata
> teman saya itu). Ini true story, pengalaman buruk dari pernikahan 
> saudaranya teman saya, yang katholik.
> 
> Saya ceritakan ini agar kita semua juga menyadari bahwa dalam setiap 
> keputusan itu, ada resiko dan konsekwensinya. Tidak ada jaminan
bahwa
> "tidak boleh bercerai" dan "tidak boleh poligami" akan membahagiakan 
> perempuan. Temannya mbak Mia yang memutuskan untuk menikah dengan
orang
> beda agama itu memiliki resiko yang sama dengan yang di atas.
> Keputusannya menikah dengan orang berlainan agama, demi untuk tidak 
> dimadu, menurut saya adalah keputusan yang sembrono, dunia akhirat.
> Bapaknya wajib menyesal, karena tidak berhasil mencegah anaknya
untuk
> menikah dengan non muslim.
> 
> Wallahua'lam bishowab.
> Wassalaam,
> -Ning
> 
> -----Original Message-----
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mia
> Sent: Sunday, August 05, 2007 11:13 AM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: [wanita-muslimah] Re: geger buku "Bahagiakan diri dengan
satu
> istri"
> 
> Kolega saya yang anak poligamor suka curhat, sebagai anak penurut 
> kebencian kepada bapaknya terpendam, tapi keliatan mendalam sekali.
> Kalau bertengkar dengan bapaknya, anak ini selalu kalah set karena 
> bapaknya selalu bilang daripada berzina, lalu kasih contoh Aa Gym.
> Belakangan ini dia kalah set lagi, karena ditekan bapak (dan
> pacarnya) untuk cepet2 kawin. Begitulah, dia melangsungkan 
> perkawinannya, dengan alasan karena bapaknya pingin mereka kawin 
> sekarang.
> 
> Ada teman lain yang pada suatu hari jalan dengan bapaknya dan ketemu
> temen2 bapaknya di restoran.  Eh, disangka temen2 bapaknya dia
adalah
> isteri/simpanan bapaknya yang baru.  Segitu parahkan reputasi
bapaknya?
> Sejak itu dia bersumpah akan kawin dengan dengan non Muslim yang
ajaran
> agamanya nggak memungkinkan kawin lagi, seperti Katolik. Begitulah, 
> akhirnya dia kawin dengan orang Katolik, demikian juga saudara2 
> perempuannya yang lain. Bapaknya menyesal terlambat.
> 
> salam
> Mia
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <pamilih@> wrote:
> >
> > Point ini memang jarang dibahas yaitu sampai dimana ruang cakupan 
> > kewajiban istimewa yg harus dilakukan oleh suami utk menikmati
hak 
> > istimewa itu?  Tidak ada hak tanpa kewajiban.
> > 
> > Kedua juga jarang ada dibahas apa dampak psikologis thd anak2 dan 
> > perempuan, dsb.
> > 
> > Seolah2 para poligamis ini menantang: "Eh gua diizinkan oleh
Tuhan 
> > gue, jadi elo mau apa!"  Padahal dalam setiap keputusan besar
dalam 
> > masyarakat harus dianalisa maslahat dan mudharatnya sehingga
dapat 
> > dihindari social cost yg tidak diinginkan.
> > 
> > Menjadi khalifah di bumi itu jangan melihat hak2nya yg gurih
gurih 
> > saja, lihat dong kewajiban2 pahit utk hak2 yg gurih itu.  Kalau
> sikap
> > seorang pemimpin itu seenaknya niscaya morat maritlah bawahannya.
> > 
> > Rupanya inilah kelemahan dunia Islam masa kini, terjadi defisit
> besar
> > antara hak dan kewajiban.  Masih banyak sekali kewajiban yg masih 
> > terhutang.
> > 
> 
> 
> 
> 
> =======================
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
> http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]
> 
> This mailing list has a special spell casted to reject any
attachment
> .... 
> Yahoo! Groups Links
>




=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
.... 
Yahoo! Groups Links



Kirim email ke