http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2007100503082914
Jum'at, 5 Oktober 2007 BURAS Mengeroyok Kemiskinan! H.Bambang Eka Wijaya: "RAMAI sekali orang mengambil formulir pencalonan diri dalam Pemilihan Gubernur Lampung!" entak Umar. "Sebagian besar mengaku terpanggil untuk meningkatkan derajat hidup rakyat dari kemiskinan, yang tercatat termiskin kedua di Sumatera!" "Syukurlah!" sambut Amir. "Kian ramai orang mampu bertekad mengeroyok kemiskinan, makin baik! Sebab, hanya dengan semua pihak dari segala penjuru mengerubutiinya, bisa lebih cepat pula kemiskinan diatasi!" "Tekad awal untuk memfokuskan perhatian pada kemiskinan itu penting, sehingga saat terpilih kelak menempatkan usaha mengatasi kemiskinan sebagai prioritas utama, bukan lagi di urutan ke sekian yang akhirnya cuma jadi sambilan!" tegas Umar. "Lantas, saat hasil survei BPS menyebut kemiskinan memburuk, dengan mudah pula melempar kemiskinan itu tanggung jawab kabupaten/kota! Di lain pihak, kabupaten/kota mengelak, tak mungkin pihaknya mengatasi kemiskinan dengan pendapatan asli daerah (PAD) yang minim, untuk belaja DPRD saja tak cukup!" "Itu dia, kasihan rakyat menderita berlarut-larut akibat lempar-melempar tanggung jawab!" tegas Amir. "Padahal, untuk mengatasi kemiskinan perlu usaha bersama, secara keroyokan! Sektor pemerintah, mulai pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kepala desa, kepala dusun sampai RW/RT melakukan kegiatan efektif dengan program masing-masing, didukung program ekstra dari BUMN dan lembaga yang ada seperti Koperasi, BKKBN, dan seterusnya! Lantas lembaga sosial-politik, dari partai-partai politik--yang setiap kampanye berjanji meningkatkan kesejahteraan rakyat--hingga organisasi kemasyarakatan (ormas), menjalankan program pengentasan kemiskinan masing-masing! Semua itu diperkuat gerakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) membina rakyat sesuai dengan bidang pengabdian masing-masing! Itu pun masih belum cukup! Para pengusaha, lewat program CSR--corporate social responsibility--perusahaan miliknya, memfokuskan bantuan ke pengentasan kemiskinan!" "Kalau dikeroyok ramai-ramai begitu, diyakini usaha pengentasan kemiskinan bisa berhasil lebih cepat!" timpal Umar. "Tapi untuk itu, khususnya eksekutif di pemerintah daerah, harus lebih dahulu bisa membangun perspektif di kalangan DPRD, yang menentukan dalam penetapan APBD!" "Dan itu tak mudah! Sebab, pengalaman menunjukkan DPRD cenderung menjadikan APBD sebagai 'bargain' kepentingan mereka dengan kepentingan eksekutif, yang kedua-duanya belum benar-benar berorientasi pada kepentingan rakyat!" tukas Amir. "Contohnya, karena DPRD setiap kali maunya jalan-jalan studi banding ke luar daerah, sebagai bargain-nya tak terhalang eksekutif pun ulang-alik studi banding ke luar negeri dengan rombongan besar, termasuk sebagai gratifikasi buat para pendukung politiknya!" "Alasannya, kalau Presiden biasa membawa rombongan besar ke luar negeri, apa beda eksekutif daerah, sama-sama pemerintah!" timpal Umar. "Diharapkan orang yang ramai ikut mendaftar calon gubernur bukan hanya karena ingin sering jalan-jalan ke luar negeri dengan biaya APBD, melainkan sungguh-sungguh demi mengangkat rakyat dari kemiskinan!" *** [Non-text portions of this message have been removed]