terima kasih tanggapan bu aisha, sayangnya salah alamat. bu tahu 
pasti saya emosi krn apa? tentu praduda dan asumsi di cara ibu 
memandang tulisan saya sec subjektif kan? hehehe ...

ini dulu tanggapan saya ... maaf baru balas, kemarin cuti sehari.

eh, kyknya sayat tetap belum mendapat jawaban yang jadi hak saya kan, 
bu aisha? setuju ..?

satriyo
'yg selalu dipandang emosi dan ngawur'
;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Aisha" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Membaca diskusi pak Satriyo dan mba Chae ini membuat saya 
tersenyum. Pak Satriyo cobalah untuk tidak emosional dalam satu 
obrolan. Tanya dulu baik-baik dan tidak dengan pikiran buruk. Jika 
masih belum mengerti, tanya lagi saja. Komentar anda di bawah ini sih 
anda tidak mengerti tapi dipenuhi dengan pikiran buruk terhadap orang 
lain..:)
> 
> Yang saya tangkap dari pernyataan mba Chae ini adalah Nabi 
melakukan tafsir ulang, contohnya hukum persepuluhan diganti zakat 
dalam Al Quran. Bagi saya pribadi, saya bukan heboh lagi bertanya 
hadis atau riwayatnya taoi cari ayatnya dulu. Cari sendiri tentang 
zakat ini, nah yang begini ini yang namanya tidak disuapi. Jika ada 
satu pernyataan, mikir dan cari materinya dulu, kalau mentok gak 
ngerti juga, baru nanya lagi...:)
> 
> Saya tidak tahu Hukum Persepuluhan, nebak2 aja, mba Chae - ini 
maksudnya setiap harta harus dikeluarkan 10% atau seperpuluhnya? Jika 
iya, tentunya memang ada perubahan dengan adanya zakat yang kata 
dasarnya zakaa yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik dan 
bertambah seperti firman Allah dalam At Taubah 103. Zakat akan 
membersihkan dan menyucikan hati manusia supaya tidak mempunyai sifat 
yang tercela terhadap harta, seperti rakus dan kikir.
> 
> Dan kalau kita baca Al Anbiya 73, kita bisa mengetahui bahwa zakat, 
ibadah yang menyangkut harta benda dan berfungsi sosial itu telah tua 
umurnya dan telah dikenal dalam agama wahyu yang dibawa oleh nabi 
terdahulu. Tapi kewajiban zakat ini bagi kaum muslim baru turun di 
tahun kedua Hijriyah pada ayat-ayat yang diturunkan di Madinah. Kita 
bisa melihat At Taubah 103, 34, 60, dll - ada 26 kata zakat yang 
dihubungkan dengan shalat. Kewajiban zakat kemudian diperkuat oleh 
sunah Nabu Muhammad saw, tentang nisab, jumlah, syarat, jenis, dan 
bentuk pelaksanaannya.
> Nah sekarang, mungkin mba Chae bisa menjelaskan lebih lanjut 
tentang hukum persepuluhan dan sehingga kita bisa lebih memahami, 
bagaimana bentuk perubahannya ke zakat. Oh ya, judul thread yang "di 
saat hujan turun" saya ganti, supaya lebih fokus saja ke masalah 
zakat dan hukum persepuluhan.
> 
> salam
> Aisha
> 
> --------
> From : Satriyo
> makanya jangan keburu-buru! emang lagi diuber apaan seehhh ...? 
yang bilang sampeyan nyuapi saya beneran siapppeeehhh ...?! 
hehehe ... dah keburu-buru, nyasarrrr pullaahhh ... kcian.
> 
> eniwei, tetep ajeh kagak kejawab tu pertanyaan saya. mending emang 
sampeyan jawab 'tidak tahu' daripada jawab tapi gak passss ...padahal 
kalo passss kan enakkk tohh ... ma' nyossss ...
> 
> soal mau sampeyan (dan ini sama sekali bukan jawaban buat 
pertanyaan saya) ... Islam yang manusiawi? wuiiihhhh ... jadi dari 
dulu itu para ulama tidak ada yang menampilkan islam manusiawi ya? 
ooooo **sambil manggut2** 
> 
> ya sudah, silakan sampeyan uber itu islam yang 'manusiawi' versi 
sampeyan ... good luck!
> -----------
> "Chae" <chairunisa_mahadewi@> wrote:
> maksud disuapin disini bersifat konotasi bukan 
denotasi..mengerti??:))
> 
> maunya sih jawab tidak tahu lebih gampang enggak repot tapi kan 
sudah keburu menjawab...
> 
> kembali kepermasalahan...dalam sirah Nabi atau anda sebut riwayat 
Nabi. Hukum persepuluhan di ganti oleh sistem zakat. Persepuluhan dan 
zakat mempunyai visi dan misi yang sama cuman beda bentuk, bentuk 
persepuluhan sudah tidak membumi makanya di ganti dengan sistem 
zakatyang lebih membumi dikalangan masyarakat arab. Perubahan bentuk 
inilah yang saya namakan "penafsiran ulang" yang dilakukan Nabi...ini 
menurut saya...jika menurut anda bukan...silahkan ajukan dasar 
argumentasinya.
> 
> Saua mau Islam yang manusiawi
> -------
>  "rsa" <efikoe@> wrote:
> kapan anda pernah nyuapin saya? please deh ... ini bukan arisan 
bo! ;) jika tidak bisa jawab, terus terang saja, bu. 
> dare to say 'i don;t know' ... gitu aja ko repot...!
> 
> ada yang lain yang bisa banti chae yang lagi mentok ini?
> 
> saya ulang pertanyaan saya buat chairunisa mahadewi ini: [1] mana 
hadis atau riwayatnya? (mohon scroll up/back buat ref  statement yang 
saya pertanyakan) [2] Ibu (=chae) mau Islam berubah bagaimana/spt 
apa? (buat yang ini ya hanya si ibu chae satu ini yang bisa jawab ... 
tapiiii ...)
> -------------
>  "Chae" <chairunisa_mahadewi@> wrote:
> Silahkan dirunut riwayat Hidup Nabi Muhammad saw. Agar lebih jelas 
bisa anda lihat bagaimana posisi Taurat, bagaimana pernyataan Qur'an 
terhadap Taurat dan bagaimana implementasi taurat dan Qur'an di masa 
hidup Rasul... ayooo dong jangan mau di suapin terusss ahhh;))
> ----------------
> "rsa" <efikoe@> wrote:
> saya ulang agar bisa menjawab pertanyaan saya:
> 
> "Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya "> 
Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap 
bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi..." ...?
> 
> Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, 
beriman pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa 
jelaskan maksud ibu ini apa?
> 
> terima kasih."
> 
> ringkasnya, bu, 2 pertanyaan saya itu (tidak ada satupun yang ibu 
jawab) [1] mana hadis atau riwayatnya? [2] Ibu mau Islam berubah 
bagaimana/spt apa?
> 
> terima kasih
> satriyo
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Reply via email to