Qur'an MADE IN Qadian.

Hi..hi...kalo pinjem istilah nya MAS ini, "agen kebenaran" vs "agen 
kebenaran ahmadiyah", Lalu apa bedanya?? Bedanya yang "agen 
kebenaran" tidak menjunjung sapa2 lagi selain Kanjeng Nabi SAW 
sedang yang "agen kebenaran ahmadiyah" selain menjunjung tinggi 
Kanjeng Nabi SAW juga menjunjung tinggi "MGA". 

Waduh!. Terserah deh kalo mo bilang si Alhadar tulisannya begono 
begini, sama ama orientalis lah. Saya sih maklum: bagi yang 
tersinggung akan bilang seperti itu. Toh saya ini juga tidak 
menjunjung tinggi si alhadar...:-). 

Keren juga tuh judul ye?
 
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Karena tidak memiliki argumen untuk menyanggah argumen saya, maka
> makin dipertontonkanlah wajah aslinya Lina ini, sekarang Lina sibuk
> berperan sebagai "agen kebenaran", yang memposting tulisannya al-
Hadar
> (Penulis buku Ahmadiyah telanjang bulat di panggung sejarah), buku
> yang penuh dengan tulisan provokasi, pelintiran, fitnah dan bualan,
> serta menggunakan bahasa sarkastik dan hiperbola yang sangat jauh 
dari
> nilai-nilai agama, akhlak dan akademis.
> 
> Buku karya al-Hadar itu adalah setali 3 uang dengan karya para
> orientalis yang berusaha mendiskreditkan Rasulullah s.a.w., dan 
buku
> al-Hadar ini adalah contoh nyata yang levelnya bahkan lebih rendah
> dari Satanic Versesnya Salman Rushdi atau karya-karya orientalis
> lainnya yang memang bertujuan untuk mendiskreditkan Rasulullah 
s.a.w.
> secara sistematis.
> 
> Saya teruskan dengan komentar singkat saja, akan saya buktikan 
bahwa> adanya pelintiran, fitnah dan bualan adalah mewakili wajah, 
karakter> dan sikap penulisnya maupun penggemarnya yang banyak 
bertebaran di> berbagai milis seperti Lina ini.
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <linadahlan@>
> wrote:
> >
> > QUR'AN MADE IN QADIAN
> 
> Al-Qur'an bukanlah made in Mekkah atau Medinah, apalagi made in 
Qadian.
> 
> Al-Hadar ini, dan para penggemarnya seperti Lina, ternyata tidak
> mengerti bahwa al-Qur'an adalah milik Allah Ta'ala.
> 
> Kasihan.

Lina: Bagi saya, saya kasihan kepada MAS karena tidak mengerti 
arti "Qur'an MADE IN Qadian". Ungkapan ini berarti ada sebuah kitab, 
yang "meniru" kitab suci AlQur'an, yang di buat di Qadian. 

> 
> > Satu hal lagi yang menarik dari tingkah laku nabi India  itu
> > ialah  koleksi wahyu-wahyunya. Di antara kitab-kitab yang ia
> > tulis ada semacam kitab suci, di mana di  dalamnya  terdapat
> > kumpulan-kumpulan   wahyu   yang  ia  terima  dari  tuhannya
> > kemudian    wahyu-wahyu    itu    ia    gabungkan     dengan
> > potongan-potongan ayat suci Al-Qur'anul Karim.
> > Ayat-ayat  Al-Qur'an  yang  dibajak  Mirza  Ghulam Ahmad itu
> > dimasukkan  dalam   karangannya   secara   terpotong-potong.
> > Kemudian  ia  rangkaikan  potongan-potongan  ayat  suci  itu
> > dengan   ucapan-ucapannya   sendiri   dan   hasilnya   mirip
> > firman-firman Tuhan dalam Al-Qur'an, namun pada kenyataannya
> > merupakan Qur'an baru made in Qadian.
> 
> Ini satu contoh nyata, bahwa al-Hadar itu  merasa dirinya sebagai
> pemilik al-Qur'an, sehingga kalau ada wahyu dari Allah Ta'ala yang
> diturunkan kepada orang lain isinya sama dengan ayat-ayat al-
Qur'an,> maka dikatakannya telah dibajak.

Lina: Coba aja baca Tazkirah itu, memang tidak bisa dihilangkan 
kesan bajak membajak. Ada kalanya yang ditiru adalah (ide) cerita 
asbabun nuzulnya...ha..ha.. Sampeyan ngerti bahasa Urdhu gak? Kalo 
gak, berarti sampeyan siap2 dibodoh2in ama wahyu yang berbhs Urdhu 
itu. Ato sampeyan pasrah ama Ulama yang paham bhs Urdhu?
> 
> > Bila hendak memulai membaca  kitab  suci  Qadian  itu,  bagi
> > orang-orang   Ahmadiyah   ditanam  pada  lubuk  hati  mereka
> > keimanan bahwa kitab suci Mirza  Ghulam  Ahmad  sama  dengan
> > kitab  suci  Al-Qur'anul  Karim.  Tentu  saja  keimanan yang
> > demikian itu harus tertanam pula pada orang-orang yang bukan
> > Ahmadiyah  apabila  mereka  bermaksud  memasuki aliran Mirza
> > Ghulam.
> 
> Tulisan al-Hadar ini membual.
> 
> Kitab sucinya Hz. Mirza Ghulam Ahmad as. adalah al-Qur'an. Kitab
> sucinya orang-orang Ahmadi adalah al-Qur'an.
> 
> Mirza Ghulam Ahmad menyatakan:
> 
> "Tidak ada kitab kami selain Qur'an Syarif. Dan tidak ada rasul 
kami> kecuali Muhammad Musthafa shallallaahu `alaihi wasallam. Dan 
tidak ada> agama kami kecuali Islam. Dan kita mengimani bahwa nabi 
kita s.a.w.> adalah Khaatamul Anbiya', dan Qur'an Syarif adalah 
Khaatamul Kutub.> Jadi, janganlah menjadikan agama sebagai permainan 
anak-anak. Dan> hendaknya diingat, kami tidak mempunyai pendakwaan 
lain kecuali> sebagai khadim Islam. Dan siapa saja yang 
mempertautkan hal [yang> bertentangan dengan] itu pada kami, dia 
melakukan dusta atas kami.> Kami mendapatkan karunia berupa berkat-
berkat melalui Nabi Karim> s.a.w. Dan kami memperoleh karunia berupa 
makrifat-makrifat melalui> Qur'an Karim. Jadi, adalah tepat agar 
setiap orang tidak menyimpan di> dalam kalbunya apa pun yang 
bertentangan dengan petunjuk ini. Jika> tidak, dia akan 
mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah Ta'ala.> Jika kami bukan 
khadim Islam, maka segala upaya kami akan sia-sia dan> ditolak, 
serta akan diperkarakan." (Maktubaat-e-Ahmadiyyah, jld. 5,> no. 4) 
> 
> Saya rasa cukup.

Lina: Apaan yang cukup! Bagaimana dengan perkataan MGA sendiri dalam 
buku2 rujukan yang ada di catatan kaki itu. Misalnya seperti,

1) "Kita mengimani sebagaimana kita mengimani kitab yang diturunkan 
pada Nabi Khaliqil Anam." demikian kata Mirza. [1 M.G.A., Istifta', 
hal. 77: (Wa Numinu kama numinu bi Kitaabillah Khaliqul Anaam).

2) "Al-Qur'an itu Kitab Allah dan Kalimah-kalimah yang  keluar dari 
mulutku."[9 Mirza Ghulam Ahmad, Istifta', hal. 81: (innal Qur"an
kitabullah wa kalimaatun kharajat min tuhi.)

3) "Apabila engkau wahai Mirza menghendaki sesuatu apa saja, maka 
cukup engkau katakan: jadilah, maka jadilah ia."16 M.G.A., Istifta', 
hal. 88: innama amraka idza aradta syai'anan taqula lahu Kun Fa 
yakun.)

Tiga wahyu lucu diatas itu aja deh, kalo kang MAS bisa menjelaskan, 
saya baru merasa cukup.

Saya jadi mikir dan maklum kalo orang ulama2 non ahmadi memberikan 
gelar 'alkadzab' dibelakang nama MGA. Sedang bagi ahmadi sendiri 
diberi gelar "as". Saya sendiri memberi gelar "npl" (nabi paling 
lucu).
> 
> Salam,
> MAS
> 
Sejarah Tazkirahnya ta' pisahin aja di thread sendiri ya kang MAS..:-
)
> 
> ===============
> 
> Soal buku Tadzkirah, silahkan baca berikut ini:
> 
> Masalah Pembajakan Al-Qur'an dan Kitab Tadzkirah
>

Reply via email to