Lalu, bagaimana dengan Anda, dan orang Islam yang percaya bahwa Nabi 
Isa yang dulu diutus kepada Bani Israil masih hidup dengan jasad 
kasarnya sampai hari ini?

Ada di mana Isa Israili yang masih hidup itu?

Bukankah Isa Israili yang dipercaya masih hidup sampai sekarang 
adalah sama kepercayaannya dengan Yesus yang juga masih dipercaya 
oleh kaum Kristen masih hidup?

Salam,
MAS



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ini sulitnya kalau Hadist maudhu bahkan palsu di pake sebagai 
> landasan. Lalu dihubungkan kepada ayat2 AlQur'an yang memang tidak 
> secara jelas mengisahkan ttg turun kembalinya Isa as.
> 
> wassalam,
> ***********
> 
> HADIST MAHDI DAN ISA
> ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
>  
> Al-Quran tidaklah memberikan  tuntunan  yang  tegas  tentang
> akan turunnya  Mahdi  dan  Isa di akhir jaman.  Padahal tiga
> orang yang mengaku dirinya Nabi  atau  Rasul  di  jaman  ini
> (Mirza  Ghulam  Ahmad,  Miza  Ahli  Muhammad dan Bahaullah),
> belum dapat menegakkan pendakwaan itu, kalau tidak  berdasar
> kepada hadis-hadis tentang turunnya Mahdi dan Isa itu.
>  
> Seratus  tahun  sesudah  Nabi  Muhammad wafat, barulah orang
> mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan hadis.   Yang  lebih
> dahulu dikumpulkan  hanyalah  Quran.    Jadi  dalam masa 100
> tahun adalah masa "kosong" yang merupakan  kesempatan  untuk
> membuat  hadis  bagi  golongan-golongan  yang  bertentangan.
> Terutama kaum Syiah.  Payahlah ulama hadis  menjaring  hadis
> mana  yang  masyhur,  mana  yang shahih, mana yang dhaif dan
> mana yang maudhu.  Pertentangan-pertentangan yang maha hebat
> di  waktu  itu  di antara beberapa firkah yang timbul karena
> politik,  menimbulkan  golongan-golongan  yang  sampai  hati
> membuat   hadis-hadis  palsu,  sehingga  payah  menjaringnya
> setelah ilmu hadis muncul sebagai ilmu yang berdiri sendiri.
> Ibnu   Khuldun   didalam   "Muqaddamah"  tarikhnya  mengkaji
> satu-persatu hadis Mahdi itu  dan  menyelidiki  sanad  serta
> matannya   sedalam-dalamnya,   sehingga   kemudian   diambil
> kesimpulan bahwasanya sebagian besar dari  hadis  ini  TIDAK    
> DAPAT DITERIMA. Oleh  sebab  itu  maka  kaum  Ahli Sunnah
> tidaklah menjadikan hadis-hadis Mahdi  atau  nuzul  Isa  itu
> menjadi pokok kepercayaan prinsipiil.
>  
> Ulama  tafsirpun berbincang hebat tentang turunnya Nabi Isa.
> Lebih-lebih telah tersebut  pula  dalam  satu  hadis,  bahwa
> "Mahdi itu  tidak  lain  adalah  Isa."  Mereka perbincangkan
> apakah Isa itu masih hidup, lalu  diangkat  Tuhan  kelangit,
> ataukah  dia  telah  meninggal  dunia sebagaimana kebanyakan
> manusia.  Tuhan bersabda tentang Nabi Isa:
>  
>             "Sesungguhnya Aku mewafatkan engkau
>              dan mengangkatkan engkau kepadaKu."
>  
> Orang yang memegang kepercayaan bahwa Nabi Isa  belum  mati,
> dan  hanya  menguatkan  bahwa  Nabi  Isa  diangkat ke langit
> dengan tubuhnya, terpaksa mesti mencari arti yang lain  dari
> kata "wafat"  itu.    Tetapi yang berpendapat bahwa Nabi Isa
> mati, langsung  saja  mengartikan  ayat  itu  menurut  zahir
> bunyinya.    Mula-mula  beliau  wafat,  setelah  itu  beliau
> diangkat ke hadirat Tuhan,  sebagaimana  setiap  insan  yang
> mulia.   Sebab  itu  ke-angkat-an itu tidak mesti ke langit,
> melainkan ke hadirat Tuhan.
>  
> Baik orang Bahai  dan  orang  Ahmadi  memegang  tafsir  yang
> menyatakan bahwa  Nabi  Isa  telah  wafat,  telah mati.  Dan
> kemudian dari hal itu, merekapun menguatkan bahwa  Nabi  Isa
> akan datang kembali.  Yang datang itu bukan Isa Israili yang
> dahulu, karena dia telah jelas  meninggal.    Yang  ditunggu
> kedatangannya  sebagaimana tersebut dalam hadis adalah orang
> lain yang membawa sifat-sifat Isa.  Kata orang  Bahai  orang
> itu adalah  Bahaullah.   Kata orang Ahmadi, orang itu adalah
> Mirza Ghulam Ahmad.
>  
> Sebenarnya kepercayaan tentang akan datangnya Mahdi  diakhir
> zaman,  atau  Nabi  Isa  akan  datang  kembali, atau Messiah
> menurut kepercayaan Yahudi, atau Buddha Gautama  bagi  orang
> beragama  Buddha,  mendalam  juga  dalam kalangan kaum Syiah
> yang selalu  menunggu-nunggu  kembalinya  Imam  mereka  yang
> ghaib.  Ismailliyah menunggu Ismail. Istna Asyriyah menunggu
> Muhammad bin Hasan Al-Askary, Imam Syiah ke-12.    Kisaniyah
> menunggu  datangnya  kembali  Muhammad  bin  Ali  Hanafiyah.
> Semuanya itu sekarang tengah ghaib dan akan datang kembali!
>  
> Kepercayaan  seperti  inipun  mendalam  pula  pada  setengah
> penganut  tasawuf,  yang  mempercayai bahwa alam diatur oleh
> wali-wali Allah  yang  bernama  "Watad,"  dan  "Badal,"  dan
> "Quthub."  "Quthub"  itu  adalah  ghaib  pula.  Di Indonesia
> kepercayaan ini sangat mendalam dalam filsafat kejawen  yang
> menunggu kedatangan Ratu Adil.
>  
> Mirza    Ghulam   Ahmad   menyatakan   bahwa   dialah   yang
> ditunggu-tunggu itu. Dialah Isa  Al-Masih  yang  dijanjikan,
> dia pula  Mahdi  yang  ditunggu-tunggu.  Dan karena ada pula
> sebuah hadis menyatakan bahwa setiap 100 tahun  akan  datang
> seorang  mujaddid  (pembaharu  keagamaan),  maka dia pulalah
> mujaddid itu.  Pendeknya segala  yang  ditunggu-tunggu  itu,
> tidak ada orang lain, melainkan dirinya sendirilah.
>  
> Oleh    karena   dialah   Al-Masih,   tentu   dialah   nabi.
> Kadang-kadang  Mirza  Ghulam  Ahmad  menyatakan  bahwa   dia
> bukanlah membawa syariat baru.  Dia dengan Nabi Muhammad saw
> adalah bagaikan Harun terhadap Musa belaka.  Penguat syariat
> Muhammad, bukan pengubahnya.  Tetapi satu hal dia menyatakan
> memang berubah yaitu jihad.  Jihad tidaklah dengan  senjata,
> cukup dengan  mengemukakan  alasan-alasan  belaka.    Adapun
> Bahaullah menyatakan dirinya terang-terang nabi lain sesudah
> Muhammad.  Dengan  kedatangannya habislah tugas agama Al-Bab
> dengan kitabnya Al-Bayan.    Dan  dengan  kedatangan  Al-Bab
> dahulu, habis pulalah tugas syariat Muhammad.
>  
> eoq..
> demikian HAMKA
>  
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" 
> <ma_suryawan@> wrote:
> >
> > Mas Rizal,
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal 
> > <rakai_rizal@> wrote:
> > >
> > > Lha di hadis-hadis shahih jelas-jelas disebut ISA lha kok 
> > ditafsirkan sebagai AHMAD. 
> > 
> > Hadits yang mana yang redaksinya menampilkan "jelas-jelas disebut 
> > ISA"?
> > 
> > Coba beri contohnya.
> > 
> > > Jelas yang mengaku "nabi" itu namanya Ahmad, bukan Isa. Ulama 
> > ahlussunah yang pernah kami temui atau kami baca kitabnya di 
> seluruh 
> > dunia dari 4 mazhab menafsirkan bahwa maksud dalam hadis-hadis 
itu 
> > memang Nabi Isa as. yang pernah diturunkan untuk Bani Israil. 
Saya 
> > sebut sebagai contoh: Al Hafiz Imam Sayuti, Syeikh Abdullah bin 
> > Shiddiq Al Ghumari (hafiz 100ribu hadis), Prof. Abdussalam 
Harrats 
> > Ph.D dan buanyak lagi. Jelas-jelas lain orang kok masih diikuti 
> juga 
> > ya....inilah bukti hidayah ALLAH itu mahal.
> > 
> > Isa mana yang anda maksud? Apakah Isa yang dulu diutus kepada 
Bani 
> > Israil?
> > 
> > >   Untuk Imam Mahdi, namanya Muhammad bin (anak dari) Abdullah 
> > keturunan Rasulullah saw., demikian menurut hadis-hadis shahih 
> yang 
> > diriwayatkan banyak perawi. 
> > 
> > Coba berikan redaksi lengkapnya...
> > 
> > > Mirza Ghulam Ahmad bin (anak dari) Mirza Ghulam Murtaza. Sangat 
> > jauh nama dan nama bapaknya. Belum lagi kalau dilihat prestasi 
> Imam 
> > Mahdi. Mendaulatkan Islam untuk kedua kalinya, di akhir zaman. 
> > 
> > Prestasi? Lha, kalau menurut anda kan imam mahdi belum datang, 
> lalu 
> > bagaimana bisa bicara mengenai prestasi?
> > 
> > Salam,
> > MAS
> > 
> > > Memenuhi bumi dengan keadilan. Berperang melawan orang kafir 
> hingga 
> > seluruh dunia ditaklukkan di bawah panji-panji Islam.
> > >    
> > >   Kalau untuk mujaddid masih bisa diperdebatkan, apa karyanya 
> yang 
> > baru itu (itu pun kalau ada yang mau berdebat).
> > >    
> > >   Untuk pernyataan sesat itu mbak Ning, rasanya sudah sejak 
> tahun 
> > 1930-an deh. Zamannya A. Hassan Bandung. Waktu itu Majelis Ulama 
> > Indonesia belum ada, lha wong Negara Indonesianya saja belum ada 
> > kok :-)
> > >    
> > >   KH. Ma'ruf Amin, Ketua Komisi Fatwa MUI itu dedengkotnya NU. 
> Kok 
> > bisa-bisanya bilang NU saling pengertian dengan Ahmadiyah. KH. 
> Ma'ruf 
> > Amin saat ini memang diakui di NU sebagai ulama yang sangat 
tinggi 
> > ilmunya. Beliau juga keturunan seorang ulama besar, Syeikh Nawawi 
> Al 
> > Bantani Al Jawi, Mufti mazhab Syafi'i di Masjidil Haram 
> pertengahan 
> > abad ke 19.
> > >    
> > >   Sementara ini sudah dulu ah, dengan ahmadiyah
> > >    
> > >    
> > >   -Rizal-
> > > 
> > >   
> > > "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <ninghdw@> wrote:
> > >   Ya sudahh... kalau mas Saints ngga mau kasih referensinya ya 
> ngga
> > > apa-apa... Soalnya referensi yang ada malahan sebaliknya sih 
mas.
> > > Malahan banyak ulama dari ormas-ormas Islam tersebut yang jelas-
> > jelas
> > > mengatakan bahwa Al Qadiniyah itu sesat, gitu lho. 
> > > 
> > > Dan yang mas Saints maksud dengan "kelompok-kelompok" 
> yang "orang 
> > sudah
> > > pada mengetahui semua" itu seperti yang mas tulis di bawah itu 
> to' 
> > (HT,
> > > PKS, DDII, KISDI,LPPI). Kirain maksudnya siapa... 
> > > 
> > > Menurut saya, "ANAK BARU" yang mas Saints katakan "gak TAHU 
> DIRI" 
> > itu
> > > sama sekali tidak memprovokasi terjadinya kekerasan, mas. Lha 
> > pernyataan
> > > "sesat" itu kan sudah sejak tahun 1974, bukan baru-baru saja 
to? 
> Itu
> > > sudah sejak sebelum "ANAK BARU" itu ada. Betul ngga, mas? 
> Menurut 
> > saya,
> > > "ANAK BARU" itu berusaha menjaga aqidah umat, dan tidak rela 
> aqidah
> > > Islam dikotori. Makanya mereka tidak akan diam saja bila tahu 
ada
> > > usaha-usaha ke arah itu. 
> > > 
> > >        
> > > ---------------------------------
> > > Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.
> > > 
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > >
> >
>


Reply via email to