Hehehehe Mba' Mia, saya jadi malu neh, betapa makin merasakan ketidakadilan di muka bumi ini. Selama ini memang ide untuk "menangkapi, membrangus, mengkriminalkan" para PSK selalu memposisikan pihak perempuan tersebut sebagai yang mutlak bersalah. Padahal kenyataannya kan tidak demikian:(
Berkaca dari pengalaman saya pribadi, selaku pembeli barang dari pihak asongan, maka saya jadi makin sadar betapa posisi rentan dan ketidakadilan memang berada pada pihak yang lemah secara "ekonomi". Saya heran benar waktu itu, karena saya kok tidak ikut ditangkap ataupun dikenai sanksi saat itu, padahal jelas-jelas saya sudah siap "menyerahkan diri", menemani si mas-mas asongan yang ditangkap tersebut. Tapi apa daya, ketika saya balik ke lokasi semula, petugas satpol Pamong Prajanya sudah tidak ada, demikian juga dengan pedagang asongan tersebut. Saya malah sempat berbincang-bincang dengan pedagang asongan lainnya, teman si mas-mas tadi (yang akhirnya saya ketahui bernama Yoga), yang ternyata dibawa dan disidang ke daerah Kedoya, Jakarta Barat, kalau tidak salah sebuah tempat shelter tempat penanganan/penampungan pengasong, pengamen, pengemis, dll. Aneh juga, ditangkap di Jakarta selatan, prosesnya di jakarta barat??? Tapi menurut teman mas Yoga tadi, saya tidak perlu ke Kedoya "Besok juga sudah jualan lagi di sini Bu", demikian ujarnya karena tidak bisa mendeskripsikan dengan tepat lokasi di Kedoya-nya, sehingga saya pun titip pesan bahwa esok hari saya akan tunggu mas Yoga itu untuk menyelesaikan transaksi di dekat masjid Al-Ashar tersebut. Namun keesokan harinya sepanjang siang, saya menunggu dekat lokasi tertangkapnya Mas Yoga, yang notabene tidak jauh dari masjid Al- Ashar, si pedagang ini tak juga muncul:( maklum hari itu hujan sangat deras melanda Jakarta. Kembali ke persoalan PSK, jadi agaknya memang itu kembali yang menjadi persoalan menyedihkan, masih banyak orang, bahkan kaum perempuan sendiri, yang mendzalimi PSK dan selalu menjadikannya kambing hitam. Padahal saya yakin, kalo memang tidak ada "pembeli", para PSK tadi jelas-jelas juga tidak akan "berjualan". Sama dengan kasus saya tadi, kalau masih banyak orang-orang semacam saya, dalam hal ini membeli barang asongan, merasa membeli barang ditengah jalan raya saat lampu merah bukan sebuah "kejahatan", maka para pedagang asongan itupun akan tetap hilir mudik menawarkan jasanya. Lalu kembali kepersoalan mas asongan, mas Yoga, kali-kali ada teman- teman yang pernah kenal atau tidak sengaja bertemu dengan beliaunya ini (saya sudah lima kali nyoba lewat jalan/lokasi peristiwa, dan belum juga ketemu), barangkali bisa menjapri saya.... benar-benar saya masih punya hutang dengan mas Yoga :( Wassalam Lestari --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Temen yang anggota WM ini cerita..ayo ngakuu..:-)..sering baca ttg > kenapa yang digugat dan ditangkap PSK melulu, gimana pelanggannya? > kan ada demand ada supply...sampe suatu hari ngrasain sendiri..tapi > bukan kasus PSK loh. > > Di sekitar tugu pizza-man, nyetir sendirian lagi nungguin lampu > merah, ada pedagang asongan nawarin mainan mobil2an. Menarik mobil2an > itu, terjadilah tawar menawar antara temen kita dan asongan ini. > Setelah berkutat dg harga, jadilah transaksi. Oke deh bu, ini > penglaris saya baru keluar nih, kata asongan. Temen kita punya duit > 50 ribuan, dia minta kembali dulu, sedangkan mainan itu sudah > diterimanya. Abang asongan itu pun sibuk cari kembalian di > kantongnya..eh..tau- tau....brak..brug..brak...brug...wuissss....abang > asongan digaruk polisi kamtib, cepet banget..darimana tuh datengnya? > > Temen kita panik, sambil ngacung2in 50 ribuan ke arah kamtib dan > asongan yang udah di seberang jalan. Pak..pak...saya belum > bayar...aduh gimana ni...sementara mobil belakang udah > tat..tet....maklum lampu hijau. Sementara abang asongan walaupun > diseret polisi tetep meliat ke arah dia dengan tatapan mata tak > berdaya.. > > Waktu temen kita berhasil minggirin mobilnya jauh di ujung, balik > cari si abang, tapi nggak keliatan lagi, mungkin udah diangkut ke > kantor polisi. Sorenya, dan besoknya dia cari2 lagi, nggak ketemu > juga. Temen kita merasa berdosa, duh...dimana dikau abang > asongan...aku masi ngutang...duh kok aku nggak digaruk juga yah... > > salam > Mia > >