Apakah benar bahwa budaya Islam/Arab itu setandus padang pasir
sehingga sentuhan2 manis dalam kehidupan antar manusia diharamkan.
Jika seni budaya itu dikebiri bagaimana dg kualitas kehidupan?

Saya mengamati juga terjadi penandusan budaya di pulau Jawa akibat
dari Arabisasi dan Islamisasi. Apakah memang ajaran Islam itu begitu
tandus budaya atau ini cuma pengaruh budaya Arab.

Jika orang pada ikut merayakan Valentine's day atau Natal sebenarnya
orang bahagia dengan adanya sentuhan2 manis dalam perayaan itu spt
menyatakan cinta atau tukar-menukar hadiah.  Hal ini adalah bagian
dari habluminannaas.

Kalau budaya Arab tidak memilikinya ya mari kita ciptakan sentuhan2
manis yg pasti ada dalam budaya bangsa Indonesia.  Apakah beragama itu
harus menghapus kehidupan seni dan budaya?

Jangan begitu paranoidnya sampai apa2 haram, jadi yg tersisa halal itu
apa?  Makin kaya kehidupan budaya suatu bangsa makin menyenangkan dan
tinggi kualitasnya.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Yah, bagian dari budaya kita adalah terbuka, plural dan eksesnya....
> gampang meniru....ape mo dikate?
> 
> Kalo aku, tiap valentine day, aku slalu ngarepin anakku kirim happy
> valentine, gitu..kalo nggak nagih deh...:-(
> 
> happy belated valentine..!
> 
> salam
> Mia
> 
> -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <wpamungk@> wrote:
> >
> > Valentine day itu dah jadi tradisi/budaya yg gak usah di ributkan
> hingga menguras enerji kita.
> > Segala sesuatu yg berasal dari barat selalu diasosiasikan dengan
> agama kristen
> > Segala sesuatu yg berasal dari Arab selalu diasosiasikan dengan
> agama Islam.
> > 
> 
> >   ----- Original Message ----- 
> >   From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
> >   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> >   Sent: Tuesday, February 19, 2008 4:32 PM
> >   Subject: RE: Balasan: Re: [wanita-muslimah] Valentine's Day dan
Islam
> > 
> > 
> >   Pernah baca buku "Jangan Jadi Bebek" karangan Iwan Januar ? Ada juga
> >   dijelaskan tentang Valentine di situ. Tapi saya tidak hendak
membahas
> >   masalah hukum perayaan Valentine-nya di sini. Saya ingin sampaikan
> >   keprihatinan saya pada remaja dan masyarakat Indonesia yang banyak
> >   "menjadi bebek" saja.
> >
>


Kirim email ke