Diambil dari:

http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/2008/04/24/apakah-masalahnya-selesai-jika-ahmadiyah-menjadi-agama-baru/

Apakah Masalahnya Akan Selesai Jika Ahmadiyah Menjadi Agama Baru?


Ruzbihan Hamazani


Keberatan sejumlah kelompok Islam terhadap Ahmadiyah, antara lain, adalah bahwa 
sekte ini menganut ajaran yang berlawanan dengan akidah Islam, terutama 
kepercayaan tentang adanya nabi setelah Nabi Muhammad. Ini berlawanan dengan 
doktrin standar Islam tentang finalitas kenabian Muhammad. Mereka mengatakan: 
jika Ahmadiyah mau tetap diakaui sebagai bagian dari umat Islam, maka sekte itu 
harus kembali ke ajaran Islam yang benar. Dengan kata lain, harus meninggalkan 
doktrin kenabian mereka. Jika tidak, mereka harus mendirikan agama baru di luar 
Islam.

 
Banyak tokoh Islam yang berpandangan bahwa masalah Ahmadiyah akan selesai jika 
kelompok ini mau memisahkan diri dengan baik-baik dari Islam, dan mendirikan 
agama baru. Pandangan ini tampaknya mendapat banyak pengikut di kalangan 
tokoh-tokoh Islam. Mulai dari Ketua MPR, anggota DPR, menteri agama, sejumlah 
tokoh dalam MUI, dan tokoh-tokoh Islam lain pernah mengemukakan hal ini secara 
publik lewat media massa.


Pertanyaannya: apakah betul jika Ahmadiyah menjadi agama baru, masalahnya akan 
selesai? Apakah benar, jika kelompok ini menyatakan diri sebagai agama baru di 
luar Islam, dia tidak dimusuhi lagi oleh sejumlah kelompok dalam Islam 
sebagaimana kita lihat saat ini?


Saya, terus terang, ragu sama sekali. Argumen ini dikemukakan oleh banyak 
kalangan Islam (terutama yang konservatif/fundamentalis) sebagai "taktik 
sementara" untuk melumpuhkan Ahmadiyah sebagai sebuah jamaah. Saya tidak yakin, 
kalangan Islam yang memakai argumen ini benar-benar memiliki komitmen untuk 
tidak mengganggu Ahmadiyah setelah sekte itu benar-benar memisahkan diri 
sebagai agama baru. Sejak awal, kelompok ini memusuhi ide toleransi dan anti 
pluralisme. Bagaimana mungkin kita bisa berharap mereka akan bersikap 
"pluralis" dan toleran terhadap Ahmadiyah setelah sekte ini benar-benar menjadi 
agama baru? Bagaimana mungkin kita berharap orang-orang seperti Khalil Ridlwan, 
Sobri Lubis, Al-Khatta, FPI, FUI, MMI, HTI bisa bersikap pluralis? Mengharap 
mereka bersikap demikian sama saja berharap "dua ditambah dua sama dengan 
lima", alias mustahil.

  
Taruhlah Ahmadiyah benar-benar menjadi agama baru, meskipun pengandaian ini 
sangat sulit terjadi, maka sejumlah masalah baru akan tetap muncul kembali. 
Sebagaimana kita tahu, Ahmadiyah masih memakai Qur'an dan hadis sebagai dua 
sumber utama dalam kepercayaan mereka. Mereka juga masih beribadah persis 
dengan umat Islam yang lain. Mereka masih menjadikan Nabi Muhammad sebagai 
panutan utama. Seluruh akidah mereka di luar masalah kenabian sama persis 
dengan akidah umat Islam yang lain. Kalau pun ada perbedaan, paling jauh hanya 
menyangkut interpretasi mengenai beberapa hal yang kurang terlalu penting 
(misalnya soal kematian Nabi Isa di mana mereka memiliki interpretasi sendiri 
yang berbeda dari umumnya kalangan Islam dan Kristen).

 
Jika Ahmadiyah menjadi agama baru, umat Islam "ortodoks" bisa jadi akan 
mengangkat masalah baru yang tak kalah rumitnya. Mereka bisa saja mempersoalkan 
penggunaan doktrin, ajaran, simbol dan atribut Islam oleh Ahmadiyah yang sudah 
menjadi "agama" baru itu. Ingat protes sejumlah kalangan Islam beberapa waktu 
lalu atas komunitas Kristen di Jakarta yang memakai simbol Islam dalam ibadah 
natal, seperti baju koko dan peci, dua jenis pakaian yang dianggap sebagai 
milik khas umat Islam. Jika umat Kristen memakai baju koko saja diprotes karena 
dianggap "mencuri" simbol Islam, apa yang terjadi nanti jika Ahmadiyah menjadi 
agama baru, sementtara jamaahnya masih beribadah dan berkeyakinan sama persis 
dengan umat Islam yang lain?


Pertanyaan yang sulit dijawab oleh kalangan Islam adalah: bagaimana mungkin 
"agama baru" (yakni Ahmadiyah) memiliki akidah, ajaran, dan ibadah yang sama 
persis dengan Islam? Bagaimana mungkin seorang Ahmadiyah yang melaksanakan 
salat, puasa, zakat, dan haji sama persis dengan umat Islam yang lain dianggap 
mengikuti agama lain hanya gara-gara perkara kecil, yakni interpretasi soal 
kenabian?

 
Masalah lain: jika Ahmadiyah menjadi agama baru, apakah mereka masih 
diperbolehkan mendirikan masjid dan beribadah dengan cara yang sama dengan umat 
Islam yang lain? Apakah jamaah Ahmadiyah masih diperbolehkan memakai Qur'an dan 
hadis sebagaimana umat Islam yang lain? Apakah mereka masih diperbolehkan 
melaksanakan haji yang masih mereka anggap sebagai kewajiban agama, sebagaimana 
keyakinan umat Islam yang lain?

 
Jika tuntuntan agar Ahmadiyah menjadi agama baru adalah meminta jamaah 
Ahmadiyah meninggalkan seluruh doktrin dan atribut Islam, dan sebaliknya 
menciptakan agama baru yang sama sekali beda dengan Islam dalam segala hal, 
maka ini permintaan yang konyol. Sebaliknya, jika permintaan itu hanya sebatas 
Ahmadiyah mendeklarasikan diri sebagai agama baru karena persoalan doktrin 
kenabian, pertanyaannya: apakah setelah itu ada jaminan tak ada gangguan lagi 
pada mereka di masa mendatang?


Jaminan itu jelas tak ada sama sekali. Sebagaimana kita tahu, agama resmi yang 
jelas-jelas sudah diakui negara seperti Kristen saja masih mengalami banyak 
kesulitan untuk mendirikan tempat ibadah, misalnya, dengan alasan melanggar SKB 
(Surat Keputusan Bersama) yang dibuat begitu rupa sehingga menguntungkan umat 
Islam yang mayoritas; jika Kristen saja mengalami banyak kesulitan, apalagi 
Ahmadiyah yang tentunya jauh lebih kecil ketimbang agama Kristen. Saya menduga, 
jikapun Ahmadiyah menjadi agama baru nantinya, mereka akan mengalami tekanan 
yang jauh lebih berat daripada yang mereka hadapi saat ini. Mereka kemungkinan 
besar akan dihalangi untuk membangun masjid karena dianggap akan bisa 
menyesatkan kalangan awam. Mereka akan dilarang untuk berdakwah, dengan alasan 
bahwa dengan memakai doktrin dan ajaran Islam yang sama dengan ajaran yang 
dianut oleh umat Islam yang lain, dakwah itu bisa menyesatkan masyarakat luas. 
Ingat, Ahmadiyah di Pakistan yang dipaksa menjadi kelompok
 di luar Islam, hingga saat ini masih mengalami masalah dengan kolompok Islam 
arus utama yang lain.

 
Dengan kata lain, dengan menjadi agama baru, Ahmadiyah menjadi lebih mudah 
dijadikan sasaran empuk untuk diserang oleh kalangan Islam. Selama Ahmadiyah 
masih berada di dalam Islam, kalangan Islam konsevatif-fundamentalis itu masih 
mengalami kesulitan untuk melancarkan "serangan penuh" atas Ahmadiyah. Begitu 
Ahmaidyah resmi keluar dari Islam dan menjadi agama baru, mereka bisa diserang 
dengan lebih leluasa.


Harus kita ingat, kebencian kelompk Islam konservatif-fundamentalis Islam tidak 
terbatas pada Ahmadiyah. Saya melihat, Ahmadiyah hanya sasaran antara saja. 
Jika mereka berhasil "melumpuhkan" sekte kecil ini, mereka akan melancarkan 
eksperimen serupa untuk menyerang kelompok-kelomok lain yang mudah dijadikan 
sasaran tembak, seperti sekte Syi'ah, atau kalangan pemikir Islam yang berpikir 
kritis yang selama ini juga sudah sering mereka benci.

 
Tujuan kalangan konservatif adalah: mereka mau menjadi pemilik tunggal merek 
"Islam". Mereka mau menjadi "diktator keyakinan".

 
Allahumma inna na'udhu bika min al-ghuluwwi fi al-din, wa na'udhu bika min 
al-mutasyadidin wa al-mutatharrifin.
 



       
---------------------------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke