Amien Rais: Ahmadiyah Punya Hak Hidup
  TEMPO 4 MEI 2008
   
  CARUT-MARUT persoalan Ahmadiyah memasuki babak baru. Dua pekan lalu,
  Badan Aliran Kepercayaan Masyarakat menerbitkan rekomendasi bahwa
  organisasi keagamaan yang telah ada di bumf Nusantara sebelum Republik
  berdiri itu menyimpang dari Islam dan diminta menghentikan kegiatannya.
  Sebuah surat keputusan bersamadisiapkan oleh Jaksa Agung, Menteri
  Dalam Negeri, dan Menteri Agama sedang digodok untuk menindaklanjuti
  rekomendasi tersebut. Ada kabar, bakal keluar larangan bagi Ahmadiyah
  menyebarkan ajarannya di Indonesia.
   
  Di sisi lain, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Adnan Buyung
  Nasution, dengan tegas membela Ahmadiyah. Pengacara berambut perak itu
  menyebut pelarangan Ahmadiyah melanggar Undang-Undang Nomor 39 Tabun
  1939 tentang Hak Asasi Manusia sekaligus Undang-Undang Nomor 12 Tabun
  2005 tentang Ratifikasi Kovenan Internasional mengenai hak sipil dan
  politik yang menjamin dan melindungi warga negara dalam beribadah dan
  berkeyakinan.
   
  Di tengah pro-kontra yang kembali bergulir, bekas Ketua Umum
  Muhammadiyah Amien Rais menawarkan jalan tengah mengatasi persoalan
  Ahmadiyah. la mengusulkan agar Ahmadiyah dilarang menyebarkan
  ajarannya secara terbuka, tapi masih boleh secara tertutup. Dan hak
  hidup mereka sebagai bagian dari bangsa Indonesia harus dijaga.
   
  Senin malam pekan lalu, di tengah kesibukannya menerima tamu dan
  bersiap menunaikan ibadah umrah, Amien Rais menerima Nugroho Dewanto,
  Grace S. Gandhi, dan Budi Riza dari Tempo di rumahnya di kawasan
  Gandaria, Jakarta Selatan, untuk wawancara khusus. Berikut ini petikannya.
   
  Tempo: Menjelang peringatan sepuluh tahun Reformasi, salah satu
  komponen bangsa, yaitu Ahmadiyah, dianggap menyimpang dan
  direkomendasikan untuk menghentikan kegiatannya. Padahal, di mass Orde
  Baru saja, mereka bisa hidup damai....
   
  Amien Rais: Di zaman Orde Lama, mereka juga bisa hidup tenang. Saya
  mencium ada kelompok siluman yang melakukan semacam operasi Intel
  untuk memperkeruh suasana, menghancurkan ketenangan masyarakat.
  Munculnya masalah Ahmadiyah seperti konflik Islam-Kristen di Ambon
  dulu yang amat mengejutkan, karena sebelumnya tidak pernah terjadi.
  Padahal hubungan harmonis antara penganut Islam dan Kristen di sang
  tadinya selalu menjadi contoh kebanggaan nasional. Ketika berkunjung
  ke luar negeri, wring kali kita menyebut bahwa Pancasila telah
  memungkinkan anakanak bangsa yang berbeda agama bisa bekerja sama
  secara harmonis dan rukun. Tidak ada pertentangan, apalagi sampai
  konfrontasi fisik.
   
  T: Mengapa Anda menyebut siluman? Bukankah organisasi yang menentang
  Ahmadiyah jelas, seperti Forum Umat Islam?
   
  AR: Itu kan organisasi yang muncul. Yang muncul jelas konkret. Bagian
  dari umat Islam. Tapi yang merekayasa ini harus dicari.
   
  T: Apakah Anda mendapat informasi intelijen soal kelompok siluman ini?
   
  AR: Tidak ada sama sekali. Tapi kriminalisasi dan demonisasi Ahmadiyah
  ini sebuah rekayasa politik dan psikologi massa. Ini musibah. Umat
  Islam harus hati-hati.
   
  T: Sudah berapa lama Anda mengenai Ahmadiyah?
   
  AR: Ahmadiyah sudah ada di Indonesia sejak saya kecil. Ketika saya
  masuk Universitas Gadjah Mada pada 1962, saya lihat beberapa tokoh
  universitas ada yang menjadi penganut Ahmadiyah. Yang terkenal itu
  Doktor Ahmad Djojosoegito. Mereka juga punya sekolah teknik menengah
  dan sekolah menengah atas di Yogyakarta.
   
  T: Selama ini masyarakat tidak ada masalah dengan mereka?
   
  AR: Sama sekali tidak ada. Mengapa dalam dua tahun terakhir ini
  diributkan? Kalau Ahmadiyah dikatakan menyimpang dari akidah Sunni,
  sejak lahirnya, ya, sudah menyimpang. Ahmadiyah Qadian ataupun Lahore
  menganggap Mirza Gulam Ahmad sebagai Imam Mandi.
  \
  T: Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat telah
  merekomendasikan Ahmadiyah menghentikan kegiatan mereka....
   
  AR: Saya menyayangkan mengapa badan itu ketika membuat rekomendasi
  tidak sekaligus melarang umat Islam melakukan kekerasan atau merusak
  masjid atau kantor milik Ahmadiyah. Perusakan itu perbuatan yang tak
  islami. Kalau ada rekomendasi itu, mungkin orang-orang yang mau
  melakukan kekerasan akan berpikir dulu. Rekomendasi itu tidak bijak
  karena tak melihat implikasi sosial, politik, psikologi, clan
  keagamaan dari yang direkomendasikan.
   
  T: Sekarang pemerintah sedang menggodok surat keputusan bersama
  tentang Ahmadiyah. Apa implikasinya jika Ahmadiyah harus dilarang?
   
  AR: Kalau dilarang akan menjadi preseden yang luar biasa. Kapan-kapan
  kalau ada sebuah sekte muncul dan tidak sesuai dengan selera Berta
  pandangan keimanan mainstream, kembali akan dihajar, dengan diktum
  sebagai aliran sesat dan ramai-ramai akan dikeroyok massa. Masalah ini
  sudah masuk ke wilayah yang amat sangat rumit dan sensitif, sudah
  karut-marut. Tapi tampaknya pemerintah seolah-olah tidak tabu.
   
  T: Maksudnya?
   
  AR: Mengapa tiba-tiba Ahmadiyah dijadikan sasaran? Apalagi melibatkan
  aksi massa yang melibatkan ribuan orang dan well-organized. Ini
  menimbulkan tanda tanya. Saya curiga persoalan ini sengaja dimunculkan
  supaya masyarakat lupa akan persoalan kenaikan harga bahan pokok, dari
  kegagalan pemerintah mengatasi kondisi infrastruktur yang sudah
  hancur-hancuran. Supaya masyarakat lupa akan kenyataan bahwa
  pemerintah ini sudah broken government.
   
  T: Anda curiga pemerintah berada di batik aksi anti-Ahmadiyah? Kalau
  benar, bukankah kekerasan ini membuat citra pemerintah menjadi jelek
  menjelang pemilihan umum?
   
  AR: Saya kira ini tidak langsung berhubungan dengan pemilihan umum.
  Tapi di mana pun, pemerintah yang sedang anjlok citranya karena tidak
  bisa mengatasi masalah mendasar yang dihadapi rakyatnya biasanya
  menjadi kreatif dan inovatif menciptakan isu yang tahan agak lama.
   
  T: Tujuannya?
   
  AR: Untuk memalingkan perhatian masyarakat dari pengangguran yang
  membengkak, kelaparan, dan kesengsaraan. Dulu Bung Karno mengganyang
  Malaysia. Padahal Malaysia tidak ada salahnya. Tiap hari pawai, sampai
  lupa inflasi sudah 900 persen. Lupa bahwa di desa atau di kota sudah
  ada orang yang makan tikus bakar. Rakyat jadi asyik masyuk dengan
  konflik dan melupakan, bukan sejenak-dua jenak, tapi cukup lama
  kesusahannya. Saya bisa saja keliru, tapi untuk menganut agama yang
  dia pilih. Anak kecil juga hafal Surat AlKafirun: lakum dinukum
  waliyadin, bagimu agamamu, bagiku agamaku. Ini mengajari kita semua
  supaya ada koeksistensi secara damai di antara pemeluk agama berbeda.
  Dalam AlQuran juga dikatakan, "Barang siapa ingin kafir, silakan
  kafir. Barang siapa ingin beriman, silakan beriman."
   
  T: Jadi tidak ada paksaan dalam beragama?
   
  AR: Yang paling penting, tidak ada paksaan dalam beragama. Saya
  membaca tarikh Nabi, beliau tidak pernah mengajari supaya sekte yang
  dianggap menyimpang dibasmi dengan kekerasan. Orang kafir juga harus
  dilindungi karena punya hak hidup.
   
  T: Konstitusi kita juga menjamin kebebasan orang beribadah?
   
  AR: Ya, itu jelas sekali. Jadi Tuhan untuk menganut agama yang dia
  pilih. Anak kecil juga hafal Surat AlKafirun: lakum dinukum waliyadin,
  bagimu agamamu, bagiku agamaku. Ini mengajari kita semua supaya ada
  koeksistensi secara damai di antara pemeluk agama berbeda. Dalam
  AlQuran juga dikatakan, "Barang siapa ingin kafir, silakan kafir.
  Barang siapa ingin beriman, silakan beriman."
   
  T: Jadi tidak ada paksaan dalam beragama?
   
  AR: Yang paling penting, tidak ada paksaan dalam beragama. Saya
  membaca tarikh Nabi, beliau tidak pernah mengajari supaya sekte yang
  dianggap menyimpang dibasmi dengan kekerasan. Orang kafir juga harus
  dilindungi karena punya hak hidup.
   
  T: Konstitusi kita juga menjamin kebebasan orang beribadah?
   
  AR: Ya, itu jelas sekali. Jadi Tuhan sang Maha Pemurah dan pencipta
  langit dan bumi telah menciptakan keragaman. Ya, sudah.
   
  T: Secara politik, apa sebenarnya yang dikhawatirkan dari Ahmadiyah?
   
  AR: Ahmadiyah bukan gerakan politik. Bahkan istilah jihad di tangan
  Ahmadiyah jadi melempem. Buat mereka, jihad berarti berdakwah saja.
  Jadi keliru kalau ada yang menganggap Ahmadiyah akan mengembangkan
  negara syariah. Beberapa stasiun televisi mereka di Eropa hanya bicara
  tentang ajar-an Islam, akhlak, dan ekonomi.
   
  T: Bagaimana profil orang Ahmadiyah?
   
  AR: Di Pakistan mereka tetap eksis. Mereka naik haji ke Mekkah dan
  Madinah, juga tetap salat lima waktu. Bahkan setahu saya, banyak
  jenderal angkatan taut, darat, dan udara di Pakistan orang Ahmadiyah.
  Bahkan pemenang Nobel Fisika, Dr Abdussalam, juga orang Ahmadiyah.
  Jadi mereka itu sekumpulan orang intelektual. Bahkan, kalau mau jujur,
  yang menyiarkan agama Islam di Eropa, ya, orang-orang Ahmadiyah lewat
  stasiun televisi dan stasiun radio..
   
  T: Mungkinkah persoalan Ahmadiyah dibawa ke Dewan Perwakilan Rakyat,
  karena ada partai yang kencang mendukung pelarangan Ahmadiyah?
   
  AR: Saya yakin sekali tidak akan sampai ke Dewan. Kalau mengharapkan
  Dewan memvonis Ahmadiyah, itu mission impossible.
   
  T: Mengapa?
   
  AR: Saya agak paham peta di Dewan. Membuat semua anggota Dewan yang
  fraksinya berbeda-beda mengompori pemerintah agar melarang Ahmadiyah,
  itu tidak terbayangkan. Unthinkable. Ya, mungkin ada satu-dua fraksi
  yang ingin melarang Ahmadiyah. Tapi, berdasarkan pengalaman saya,
  Dewan akan selalu kembali ke titik tengah. Tidak mau diajak ekstrem.
   
  T: Bagaimana sebaiknya jalan tengah untuk Ahmadiyah?
   
  AR: Sekalipun Ahmadiyah dianggap aliran yang menyimpang dari tradisi
  Sunni, di luar mazhab Hambali, Maliki, Hanafi, Syafei, hak hidup
  mereka harus dihormati. Itu konsekuensi dari konstitusi kita. Nah,
  jalan tengahnya, Ahmadiyah dilarang menyebarkan secara terbuka
  keimanannya, secara tertutup bolehlah. Tapi, karena mereka bagian dari
  tubuh bangsa Indonesia, boleh tetap ada. Wong jadi komunis juga boleh,
  kok.
   
  T: Bagaimana dengan tuntutan agar Ahmadiyah diminta keluar dari Islam?
   
  AR: Enggak betul itu. Yang punya Islam itu Allah. Saya meratapi
  mengapa sepertinya benang emas Quran itu dilupakan. Kalau kita kembali
  ke Quran, kita kan disuruh menyeru kepada kebenaran, kepada agama
  Allah dengan cara yang baik, kearifan, mujadalah yang indah, debat
  yang sejuk, wonderful. Tidak ada dalam AlQuran menyuruh mengepalkan
  tinju dan memburu orang yang berbeda pendapat. Saya setuju pernyataan
  Din Syamsuddin: "Jangan paksakan Ahmadiyah keluar dari Islam." Sebab,
  mereka memang tidak mau. Mereka merasa Islam.
   
  T: Bagaimana bila Ahmadiyah akhirnya dilarang, masjid-masjidnya ditutup?
   
  AR: Itu akan membuat Indonesia jadi negara yang sangat tidak simpatik.
   
  T: Apa yang akan Anda lakukan?
   
  AR: Ya, saya tidak setuju saja. Wong saya cuma rakyat biasa.
   
  T: Siapa yang untung dengan karut-marut persoalan Ahmadiyah?
   
  AR: Yang untung yang tidak senang Indonesia tenteram.

       
---------------------------------
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke