mas Irwan,

kalo kita jeli, 

banyak kok yang pake baiat itu, lha wong pekerjaan aja pake bai'at kok.
silahkan saja lihat sekeliling kita, memang namanya bisa jadi bukan bai'at.
baiatnya Ahmadiyah bahkan IMHO secara kata per kata sangat umum kecuali yang 
terakhir yang agak eksklusif. Yang terakhir pun kan hanya mengajak kearah 
persaudaraan "keahmadiyahan" dan ini juga biasa ;-)
Lihat di partai misalnya, di AD/ART, syarat-syarat anggota dll. 
 
juga soal "nabi",  silahkan lihat sebagian jamaah-jamaah itu,
biasanya ada sosok "sempurna" yang hampir tidak mungkin dibantah.
apa bedanya dengan "nabi yang tidak mengemban syari'at"?
namanya bukan nabi sih, imam, syekh, dll., tapi kelakuan sih kayak nabi.

nah situasi pseudo-kenabian ini yang tidak terjadi di lembaga tradisional 
seperti muhammadiyah dan NU, di sana mekanisme kontrol itu masih jalan walaupun 
pada hierarki tertentu.

Bahkan tokoh Gus Dur itu mendapatkan kontrol yang keras dari komunitas NU,
sangking bebasnya bahkan keponakannya sendiri juga bisa "menegur"(tentu saja 
dengan caranya sendiri-sendiri) dan jelas tidak ada kata-kata "kafir" keluar 
dari Gus Dur.
Begitu juga misalnya JIL yang sebagian besar dari NU dll.

Padahal di sokoguru NU itu jelas-jelas "ulama ASWAJA adalah pewaris para nabi", 
tapi kok diimplementasi dengan cara yang sanga-sangat berbeda ya...


  ----- Original Message ----- 
  From: IrwanK 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 12, 2008 4:19 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: BAI'AT-->Re: Pengalaman Kristen terjadi pada 
Islam sekarang


  Mungkin kalau mereka gak jawab takut disangka promosi.. :-)
  Kalo gitu enak ya jadi pimpinan pergerakan.. bisa bikin 'aturan' membai'at
  (calon) member baru.. mirip cara kerja MLM donk..

  Wassalam,

  Irwan.K

  2008/5/12 Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]>:

  > Bung Irwan, terimakasih banyak udah sharing sumbernya. Rupanya itu
  > isi syarat baiat (syarat untuk bisa di baiat). Saya kira syaratnya:
  > 1. Harus punya KTP (harus sudah dewasa) 2. Harus setor uang 3.
  > Pengalaman 2 tahun., dll
  >
  > Kalau ini sih menurut saya bukan syarat, tapi isi janji itu sendiri.
  >
  > Rupanya 'baiat' yang syahadatain aja kurang cukup kali ya? Jadi,
  > perlu baiat ala masing2 pemimpin. Mungkin jg benar ini untuk
  > penggalanangan dana? kan disalah satu janjinya harus
  > mengutamakan 'agama' diatas segalanya. Jadi, kalo agama suruh setor
  > uang, ya harus donk.
  >
  > Sepertinya, mas prie juga sudah bertanya sama MAS bagaimana proses
  > MAS menjadi Ahmadiyah.
  >
  > Knapa saya bertanya sama bung Irwan?? Nyatanya pertanyaan saya lebih
  > cepat dijawab dibanding saya bertanya kepada MAS dan TSN...:-))
  > Gak salah orang donk! Kan saya dah bilang lagi males googling (moga2
  > gak 'diomelin' mbak Mia).
  >
  > Saya cuma bisa nebak, yang memberikan hak utk membai'at ialah
  > pemimpinnya.
  >
  > wassalam,
  >
  >
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>,
  > IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > >
  > > Lho koq jadi gw yang dimintain nih Mbak Lina? Kenapa gak minta aja
  > sama MAS
  > > or The Saint Now? :-)
  > > Ada yang tahu siapa yang memberi hak membai'at di jaman sekarang?
  > > Kabarnya sih pergerakan lain (yang juga ada di Indonesia) punya
  > sistem
  > > bai'at..
  > > Kaya'nya emang dengan iming" syurga, paling enak bikin pergerakan
  > dengan
  > > bai'at..
  > > bakal cepet punya pengikut.. apalagi dengan sistem setoran (wajib
  > dan
  > > sukarela) sekian persen
  > > tiap bulan..
  > >
  > > CMIIW..
  > >
  > > Wassalam,
  > >
  > > Irwan.K
  >

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke