Emang prabowo, kenapa, mbak mia ?


Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network

-----Original Message-----
From: "Mia" <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Thu, 07 Aug 2008 07:21:42 
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis


Baca dari daftar Kompas, kayaknya yang terlibat korupsi lebih banyak 
ketimbang yang nggak, bicara ttg jumlah orang.

Lumayan juga sih, kiprah kita di masalah korupsi. Tapi efek 
sampingannya jadi pada takut mengambil keputusan, padahal nggak 
mengambil keputusan/resiko, bukan berarti aman. Selain itu di antara 
generasi muda yang masih culun, efeknya kadang jadi komik, saya alami 
sendiri dengan wartawan cetek yang mewawancarai saya, dimana mindset 
wartawan itu adalah semua orang yang diwawancarainya melakukan 
korupsi, ceritanya pun jadi korupsi mlulu, buset deh.  Akhirnya saya 
hanya bisa memaklumi, bahwa anak muda kadang2 lebih komik, artinya 
membawa persepsi2 kita dengan lebih ekstrim dan di luar dugaan kita.

Sejujurnya saya nggak terlalu banyak mikirin siapa yang jadi 
presiden, asal jangan Wiranto Prabowo ajah.  Dulu pernah ditanya 
sekilas oleh seorang tokoh partai yang dihormati semua pihak, menurut 
ibu apa kita mesti mendukung SBY (lagi)?  Aku bilang, menurut 
perasaanku Pak, ini nggak ada hubungannya dengan pilihanku sendiri, 
karena aku nggak milih SBY dulu, kayaknya seorang Presiden pantes dua 
kali term, kecuali kalau mesti di-impeach, atau ada perubahan besar 
di persepsi masyarakat, yang tak tertahankan.

Maksudku dengan 60% di akar rumput itu, kan nggak mesti level 
presiden, tapi level bupati/kepala propinsi, dst.  Idealnya nanti, 
capres mestinya tumbuh dari bupati/kepala propinsi, bukan begitu 
koridornya? Dalam koridor ini, strateginya bagaimana kita memilih, 
atau menjembatani pemilih untuk memunculkan calon2 bupati/propinsi.

Ini juga cocok dengan pandangan mba Herni tentang anak muda usia 25 
tahun yang bisa menunjukkan hasilnya 10-15 tahun kemudian, kalau 
bicara jangka panjang. BTW, usia 25 terlalu muda ah untuk menentukan 
pilihan karir jangka panjang di jabatan publik. Pemuda/i seusia itu 
sebaiknya menjadikan dirinya untuk mandiri secara finansial dan 
matang secara emosi, berkarir apapun nantinya.

Calon pemimpin jabatan publik (ataupun non publik, kalo secara umum), 
mesti terlibat di 60% akar rumput, itu dalam arti mereka berkiprah 
dan efeknya memperlebar kelas menengah. 
Nah, karena kelas menengah kita ini masih tipis, usaha kita sekarang 
jadi lebih terfokus untuk menaikkelaskan kelas bawah ke kelas 
menengah.  Bagi saya itu konsep kepemimpinan yang diperlukan 
Indonesia saat ini, karena bangsa Indonesia itu dasarnya egaliter, 
sosialis yang nggak tumbuh dan banyak premannya.  Kalau ini tidak 
disantuni, kapan kita akan bener2 maju, artinya kemajuan yang sustain 
bukan semu?

Pada tahap ini nggak usah dibandingin antara SM dan RS, ambil dua2nya 
saja..:-) Kalo harus membandingkan, perbandingan yang lebih tepat 
mestinya RS dan RM, misalnya.  Aku rada kecewa 'hidup adalah 
perbuatan' maju jadi capres, kukira tadinya mau ngebenahin partai 
dulu, bukannya itu yang lebih prioritas?

Saya lagi mikirin, bagaimana berkampanye dengan modal 'terukur'. 
Karena tanpa ukuran yang kita impose ke diri sendiri, itu kayaknya 
nggak etis juga. You cannot do things just because you can.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "h.s nurbayanti" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mbak Mia,
> 
> Kalau di birokrat (dan lembaga penegakan hukum) kayanya birokrat 
atau aparat
> yg masih korupsi mungkin masih banyak atau setidaknya lebih banyak 
dibanding
> yg sudah bebas korupsi hehehe. Tapi gak tau juga ya, dng reformasi 
birokrasi
> yg sedang berjalan. Percobaan pertama kalau tidak salah di Depkeu 
dan
> nantinya menjalar secara bertahap ke departemen lain. Kalau di 
lembaga
> penegakan hukum, starting pointya di MA, nanti menjalar ke 
Kejaksaan dst.
> Bagian dari reformasi ini adalah renumerasi dan peningkatan 
kesejahteraan,
> "resep klasik" mencegah korupsi ("alasan klasik"nya kan korupsi 
karena gaji
> kecil hehehe). Harusnya sih disertai juga dng perampingan, program 
pensiun
> dini atau apalah, peningkatan kualitas dan pengawasan yg ketat. 
Kalau di MA,
> pendisiplinan sbg konsekuensi dr peningkatan kesejahteraan baru 
ditaraf
> disiplin kehadiran yg kalau gak hadir ya dipotong dlm jumlah yg 
cukup besar.
> Efektif utk kehadiran, tapi belum tentu utk pembenahan yang sifatnya
> substansial. Kalau sistem pengawasannya thd hakim2 lemah dan hakim2 
yg
> korupsi kebal dari hukum shg tidak bisa dijerat, ya percuma. Tapi 
harusnya
> pengawasan kedisplinan yg efektif bisa menekan praktek2 korupsi 
yg "kecil2".
> 
> Kalau soal memproduksi calon pemimpin, kita semua bertanggung jawab 
terhadap
> kegagalan kita sendiri dalam menghasilkan calon pemimpin yang 
teladan.
> Sistem politik kita masih belum mendukung dan masyarakatnya masih 
belum
> aware. Maksudnya, kualitas pemimpin yg sekarang tidak bagus (yang 
40%), dan
> masyarakatnya sendiri belum "beres" (yg 60%) hehehe... Ngebaca 
trend program
> menjelang pemilu sekarang, banyak yg berusaha menjembatani agar 
kedua faktor
> tadi berjalin kelindan. Simplenya sih mempertemukan antara janji 
dan program
> kandidat dengan ekspektasi masyarakat.. kedua hal ini selalu 
dibarengin,
> menciptakan komunikasi dan pengawasan. Supply and demand. Tapi 
setau saya
> ini utk anggota parlemen. Dan lebih mantap lagi bila masa jabatan 
utk
> anggota parlemen bisa dipersingkat, tidak  5 thn kaya sekarang.
> 
> Sementara utk presiden... hmmmm.. kayanya lebih kompleks hehehe.. 
Wong
> posisi presiden dan posisi orang2 di kabinetnya nanti aja masih 
jadi arena
> politik dagang sapi.. karena masih bergantung pada (kompromi dng) 
partai
> politik. Calon independent juga menimbulkan keraguan sendiri.. 
Masalah yg
> terbesar adalah dia pastinya akan menghadapi halangan kekuatan 
sistem bobrok
> yg berlapis2. Utk menang, harus berkompromi/negosiasi.. Kalaupun 
berhasil
> menang, masuk perangkap sarang laba-laba. Gak akan bisa mengatasi
> permasalahan yg mengakar di sistem kalau dia juga gak punya 
jaringan lain yg
> nge-back-up-nya utk melakukan perubahan (yg berarti, harus
> kompromi/negosiasi lagi). Jadi, emang yg perlu dibangun bukan cuma
> memproduksi calon pemimpin, tapi jaringan yg baik agar pemimpin yg 
baik
> tidak berjaringan/di-back-up dng jaringan yg tidak baik. Dan 
sekumpulan
> orang sudah memulai ini, sebenarnya (kali aja..).
> 
> Soal calon independen yg muda2, saya lebih concern soal metode 
kampanyenya
> aja, duit bermilyar-milyar itu lho..dan siapa yg ngebayarin 
dibelakangnya
> :-) Posisi/jabatan publik ini memang sebaiknya dilihat sbg 
sebuah "karir"
> (makanya kalau bisa milih, saya lebih memilih strategi utk ngambil 
yg baru
> 25 th dan digembleng untuk "dipanen" 10-15 th kemudian hehehe). 
Sebagian
> dari mereka memang tidak dari jalur politik, tapi katanya emang mau
> "membuka" kebuntuan politik utk ngasih alternatif lain. Bagus sih. 
Tapi kok
> para calonnya belum berhasil menggerakan hati ya? :-) Kemarin salah 
satunya
> (RM09) udah pasang surat buat semua di koran2, nanti ada surat 
susulan yg
> lebih detail. Surat pembuka buat brainstorming aja, isinya kembali 
ke masa
> lampau... masa bertebarnya pemimpin2 yg tauladan di negeri ini. Buat
> inspirasi dan nge-set mood dulu. Bagus sih, romantik :-) Iklan2 
mereka kan
> rata2 begitu. Tapi sayangnya, utk urusan politik saya tidak 
romantik :-)
> Jadi gak usah lah ada makanan pembuka, langsung to the point ajah 
visi dan
> program jualannya apa... hehehe..
> 
> Mbak mia ngejagoin siapa buat tahun depan?
> Si "hidup adalah perbuatan?" atau Sri Mulyani?
> SM dibanding kandidat perempuan lain, gimana?
> Ratna Sarumpaet, misalnya
> 
> 
> Herni
> 
> 
> 2008/7/31 Mia <[EMAIL PROTECTED]>
> 
> >   Sekumpulan birokrat baby boomer usia diatas 45 juga udah 
terlepas
> > dari budaya korupsi, tapi filosofi kepemimpinannya masih gaya orde
> > baru, misalnya bikin kambing hitam melulu, bukan kepemimpinan
> > transformasional. Atau mental pegawai negeri banget, mau perubahan
> > tapi nggak berani mengelola resiko.
> >
> > Betul, kepemimpinan grass root belum muncul polanya. Saya percaya,
> > singkatnya 60% perubahan itu ada di akar rumput, kalo 
pelaksanaannya
> > beres, atas juga ikutan beres. Misalnya, apakah kita
> > masyarakat 'becus' memunculkan pemimpin2 dengan karakter yang 
tepat?
> > kalo ngomongin pemilu/pilkada.
> >
> > 40% pengaruh keberhasilan ada di pemimpin2 itu sendiri. Irisannya,
> > pemimpin yang sukses adalah yang memahami 'kemauan dan kondisi 
emosi'
> > masyarakat, yang tampil dalam bahasa dan expressi yang beragam. 
Jadi
> > faktor 60% dan 40% itu berkelindan.
> >
> > Kira2 apakah ibu Sri Mulyani itu calon capres/cawapres masa depan?
> > nyebut SM karena ini WM, bukan apa2. Bagaimana dengan ibu bupati
> > siapa tuh namanya lupa...
> >
> > salam
> > Mia
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%
40yahoogroups.com>,
> > "Ary Setijadi Prihatmanto"
> > <ary.setijadi@> wrote:
> > >
> > > wah siapa sih mbak tokoh-tokoh barunya...
> > >
> > > Umur 25 Rasulullah baru saja menikah dg ibunda Khadijah.
> > > Beliau jadi rasul pada umur 40 tahun.
> > >
> > > Salam
> > > Ary
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > From: h.s nurbayanti
> > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%
40yahoogroups.com>
> > > Sent: Thursday, July 31, 2008 2:53 PM
> > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham
> > Individualistis
> > >
> > >
> > > golput itu kan sikap apatis aja..
> > > simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-)
> > > tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik..
> > > banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama..
> > > mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe
> > >
> > > kalau mau tau siapa aja mereka..
> > > liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di 
milis :-)
> > > tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu..
> > > meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan.
> > > akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni?
> > > atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..)
> > > mereka lama2 jadi terseret arus...
> > > seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka
> > lama
> > > (obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an
> > kesengsem)
> > >
> > > Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja...
> > > strateginya kan gini.. ubah "kepala"nya, incer posisi strategis
> > > taro orang yg "progresif pro-pembaharuan" di posisi2 itu...
> > > lantas "efek domino" bisa muncul..
> > > mengubah atasnya dan perubahan itu bisa meluncur ampe bawah..
> > > tapi yg terjadi kan gak demikian...
> > > si orang baru ternyata gak bisa mengubah sistem yg udah rusak..
> > > contohnya bisa disebut satu persatu..
> > > sebagian jadi pukulan telak juga buat yg di NGO.
> > >
> > > kalo mau liat contoh yg gampang..
> > > coba liat lembaga2 yg bisa dibilang "sukses"... MK, KPK..
> > > itu kan lembaga baru..
> > > kalau kita mau bandingkan perubahan di MK dan di MA, misalnya..
> > > jelas beda banget..
> > > argumentasinya: karena MK serba "baru".
> > > dan ini diakui oleh lembaga2 internasional, coba aja bacanya
> > report2 mereka
> > > soal ini..
> > > terutama reportnya IMF tahun 2005, kalau tidak salah.
> > > tapi toh pertanyaan utamanya tetap tidak bisa terjawab..
> > > gimana bisa mengubah sistem yg rusaknya sudah mengakar?
> > >
> > > opsi radikalnya, "potong generasi"
> > > itu yg juga tampaknya mau diterapkan juga di politik.
> > > tapi perlu dipertanyakan juga.. potongnya sejauh mana?
> > > hal ini juga coba dilakukan di institusi lain, misalnya
> > peradilan..
> > > targetnya 35-45.. orang2 umur segini yg didorong2 spy maju..
> > > tapi menurut saya pribadi sih, we should go lower than that..
> > > karena yg 35-45 bisa jadi sudah "terkontaminasi".
> > > birokrat umur segini kan udah bisa "ngocol".. politisi juga :-)
> > >
> > > idealnya mungkin umur 25.. di bawah 30 lah... tapi apa kita
> > berani?
> > > termasuk mereka yg 35-45 itu, apa juga mereka berani?
> > > wong, mereka pasti bilang..
> > > "saat ini gilirannya kami menuntut hak..."
> > > hehehe..
> > >
> > > Padahal itu "sunnah" ya?
> > > Muhammad jadi Rasul kan umur 25
> > > hehehe..
> > >
> > > Buat saya, yg muda itu selalu menarik...fresh.
> > > Pemikirannya ya, bukan fisiknya.. :-)
> > > Kalau yg suka sama yg muda karena mereka kinyis2.. itu ada
> > kelompoknya..
> > > hehehe..
> > > ya gak, con? lho, kok jadi ngelempar ke arcon? :P
> > >
> > > 2008/7/29 rama yanti <ryfa_0507@>
> > >
> > > > kalau golput itu faham
> > > > induvidualistis,..lalu paham bapakistis gimana?
> > > >
> > > > mosok pilkada di jatim mengancam kalau kalah jagoannya di
> > pilkada kali ini
> > > > dia akan menmindah kan kuburan bapak nya,....
> > > >
> > > > duhhh,..ibu,...
> > > > mbok jamu lebih pinter dari pada ibu.
> > > >
> > > > golput adalah suatu pilihan,...
> > > >
> > > > yg jadi perntanyaan adalah sebab dari golput tu,...kenapa.
> > > >
> > > > kalau parpol anda mbok, ya bikin atraktif mungkin orang akan
> > memilih partai
> > > > anda tapi. jika hanya mengatakan "INI BAPAK KU,..
> > > >
> > > > SIAPA YG MAU MILIH,..
> > > >
> > > > harus nya anda bilang mbok,...
> > > >
> > > > INI LHO AKU,...KAMU SIOPO????
> > > >
> > > > --- On Tue, 7/22/08, IrwanK <irwank2k6@ <irwank2k6%
> > 40gmail.com>>
> > > > wrote:
> > > > From: IrwanK <irwank2k6@ <irwank2k6%40gmail.com>>
> > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham
> > Individualistis
> > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%
40yahoogroups.com><wanita-muslimah%
> > 40yahoogroups.com>,
> > > > "National" <[EMAIL PROTECTED]<nasional-list%
40yahoogroups.com>
> > <nasional-list%
> > 40yahoogroups.com>
> > > > >
> > > > Date: Tuesday, July 22, 2008, 10:07 PM
> > > >
> > > >
> > > > Yang benar sekarang di Indonesia masih dominan paham
> > feodalisme..
> > > >
> > > > anak raja harus jadi raja.. anak kyai harus jadi kyai.. anak
> > jendral
> > > >
> > > > harus jadi jendral juga.. gak peduli bagaimanapun kualitas si
> > anak..
> > > >
> > > > Begitu mustinya Ibu Mega bilang.. masalahnya, mau/berani apa 
gak
> > > >
> > > > dia bilang begitu? :-p
> > > >
> > > > Wassalam,
> > > >
> > > > Irwan.K
> > > >
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>





[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke