Mbak mei,

Masalah gender dan patriarkis, menurut saya juga masalah kemanusiaan, bahkan 
dikategorisasi lagi secara lebih spesifik.

Yo po ora ?

:))





Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network

-----Original Message-----
From: "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Wed, 20 Aug 2008 00:06:27 
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Subject: Re: Pro Rita:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di 
Mesir


Saya komentarin di bawah tulisan Rita supaya insya Allah tetap fokus
salam :-)
l.meilany
  ----- Original Message ----- 
  From: ritajkt 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, August 13, 2008 8:40 PM
  Subject: Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di 
Mesir


  Ibu Mei, saya kok kurang paham, bagian mana dari posting saya yang 
  emosional?

  LM :Saya membaca e-mail Rita terkesan emosional, apa saya gak boleh 
berpendapat seperti itu?:-Tulisan Rita di buat tanpa sedikitpun memberi 
emoticon senyum atau apa gitu yg harus disikapi santai.

  =========

  Bukankah saya hanya bilang unbelievable karena ada sudut pandang 
  yang hanya BERPRASANGKA BAIK pada pria dan menafikan si wanita?

  Saya lalu mencoba menjelaskan fenomena tersebut, yakni itu adalah 
  output yang logis dari pola pikir patriarkis. Kalimat selanjutnya 
  menjelaskan fenomena tersebut dan konsekuensinya dalam kehidupan 
  sehari-hari.

  Itu saja, emosinya dimana yah? 

  LM : Emosinya ya tidak berprasangka baik terhadap pria dalam kasus yg Mia 
sodorkan :-)

  Menurut saya ini kan bukan masalah gender atau patriarkis ini kan masalah 
'kemanusiaan'. Jangan menyalahkan orang lain tengoklah diri sendiri. Menengok 
lebih jauh diri-introspeksi kan sebagiannya adalah mengusahakan berprasangka 
baik terhadap sesama bahkan juga terhadap hewan :-)

  ===============

  Saya tetap memegang argumen itu Bu, dan seperti yg saya sudah tulis 
  pula, we have been having it here for years kok. Bukti terbaru 
  adalah posting Pak Irwan K yang mengcounter Mbak Herni dalam thread 
  lain, meskipun menulis pakai emoticon senyum, menurut beliau:

  (deleted) ...."yang seimbang itu semua pihak saling menjaga..
  yang pria menjaga hati & tindakan, yang wanita menjaga fisik-nya
  ".....(deleted)
  Menurut saya, output dari dayadidik patriarkis memang demikian. 
  Perempuan itu selalu mendapat perlakuan yg unfair dan selalu salah. 
  Coba deh, kalo pakai "pola keseimbangan" a la Ustad Irwan K ini, 
  bagaimana beliau menjelaskan fenomena perkosaan di Saudi yg tubuh 
  perempuannya disembunyikan demkian rapet? kalau dari awal pijakan 
  aja sudah begitu biased dan unfair, padahal baru ngomongin usaha 
  preventifnya ya, bagaimana ke proses punihment dan reward-nya? 
  Blaming the victim lagi dong ntar? Semacam "salah sendiri pake rok 
  mini, diperkosa deh" dst itu? 

  LM : Sekarang saya digiring ke pendapat Pak IrwanK yg dikatakan, sebaiknya 
semua pihak saling menjaga :-)

  Artinya kan keseimbangan itu menuntut pihak yg lain untuk melakukan sesuatu. 
Gimana kalo harus menuntut orang yg gak waras supaya saling menjaga, Bisa ndak? 
:-)

  Tapi perbuatan 'berprasangka baik' hanya menuntut dirinya sendiri lewat 
mekanisme; kewaspadaan, ke-hati2-an, penghormatan terhadap orang lain dan 
terhadap dirinya -prinsip dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.

  Jadi saya gak setuju kalo dibilang perempuan itu selalu mendapat perlakuan yg 
tidak adil dan selalu disalahkan akibat pola didik patriarkis.

  Jangan salahkan siapa2 dong, tengoklah lagi ke diri sendiri.

  Selama manusia perempuan merasa merasa jadi perempuan katanya dengan 
mempergunakan sifat lembutnya dan selama manusia laki2 merasa jadi laki2 
katanya dengan sifat kuat maka laki2 yg ingin memperlihatkan ke laki2-annya 
menjadi begitu penting untuk memperdayakan perempuan. Ini poinnya.

  Tapi bagaimana gitu kalo sifat2 kelembutan perempuan juga dilakukan laki2, 
begitu juga sifat laki2 yg kuat dilakukan perempuan. Itu semuanya bisa terjadi 
dari diri sendiri mungkin akibat kontemplasi mendalam-bukan masalah daya didik 
patriarkis.
  =============
  eniwei, jika Anda tersinggung dengan posting saya, I am sorry. Tapi 
  konten dari posting saya itu stays where they are, Bu. Dan terima 
  kasih atas sarannya, salam kembali utk bang napi :)

  LM; saya gak tersinggung yg saya ingat2 knapa kok tiba2 larinya jauh banget 
ke masalah gender dan pola didik patriarkis; padahal menurut saya ini 
semata-mata masalah kemanusiaan-sangat manusiawi. 

  ==================
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > Begini Rita kok datang2 sudah langsung esmosi-an, sabar gitu loh.
  > Ikuti dulu dari awalnya gimana mail ini berbunyi.
  >> Lha kok tiba2 Rita bilang ini menyangkut jenderlah, patriakilah???
  >
  > Kejahatan itu nggak milih jender, nggak milih tatanan sosial .
  > Rita sendiri yg 'menjerumuskan diri' mengulas mail Mia pada 
  istilah diatas.

  > Kok tiba2 ke masalah , jender, patriaki; apa mentang2 milis WM :-)
  > 
  > Jadi poinnya adalah bukan pada individunya ; laki2 atau perempuan 
  tapi pada perilaku yg tidak menyenangkan yg harus diwaspadai.

  > Jadi bagi saya senantiasa berusaha berlatih untuk berprasangka 
  baik terhadap siapapun, entah ya kalo orang lain.
  > Berprasangka baik itu menenangkan pikiran jadi gak kemrungsung, 
  panjang umur dan bikin 
  > pikiran jadi peka selalu waspada tidak menjurus ke paranoid.
  > Percayalah Rita! Hati2 dijalan kalo ada perempuan yg mepet2 tanya 
  ini itu mungkin ia copet atau mungkin lesbi.
  > :-))
  > Waspadalah!! [ bang Napi!]
  > 
  > salam, 
  > l.meilany
  > 
  > 
  > ----- Original Message ----- 
  > From: ritajkt 
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  > Sent: Tuesday, August 12, 2008 8:54 AM
  > Subject: Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian 
  marak di Mesir
  > 
  > 
  > Ya, unbelievable sekali saya kira. Kenapa yah dalam kasus 
  ini,Ibu 
  > Meilany HANYA berprasangka baik pada dua pria itu dan TIDAK pada 
  > para perempuan?
  > 
  > Lalu Mbak Mia bertanya, mengapa berPOLA PIKIR seperti itu?
  > Menurut saya, pola pikir (yang twisted menurut Mbak Mia, tapi 
  > diyakini sebagai prasangka baik oleh Ibu Mei) itu adalah 
  konsekuensi 
  > logis dari pola budaya patriarkis yang dijejalkan kepada kita 
  > sebagai kebenaran. Konsekuensi dari pola pikir ini adalah di 
  benak 
  > kita terkondisi bahwa pihak perempuan selalu salah dan pihak 
  pria 
  > adalah selalu benar. Akan selalu ada pembenaran kesana, dan para 
  > perempuan yg dibesarkan dengan paham ini cenderung mendarah 
  daging 
  > meyakininya, sehingga walau sudah dicerahkan dengan reformasi 
  > Muhammad SAW melalui agama Islam, akan secara tidak sadar 
  mereduksi 
  > pemahaman Islami tentang keadilan yang genderless, menjadi dogma-
  > dogma yang cenderung patriarkis. 
  > 
  > We have been, sadly, experiencing it here for years...
  > 
  > salam
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <aldiy@> wrote:
  > >
  > > Meilany: "Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok 
  yg 
  > tiba2 
  > > saja jailin orang lain tanpa ada sebabnya.
  > > Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes."
  > > 
  > > mba Mei nggak percaya bahwa ada (banyak) cowok yang jailin 
  orang 
  > > tanpa ada sebabnya...kecuali kalau dia orang gila, atau para 
  cewek 
  > > itu lagi sial...?
  > > 
  > > unbelievable, persepsi yang aneh tapi nyata, given udah sekian 
  > lama 
  > > di WM. Maksudku, bukan kejadian2 yang nyata yang mba Mei 
  > gambarkan, 
  > > tapi persepsi mba Mei yang aneh dan twisted. Sayangnya banyak 
  > > perempuan punya persepsi begitu, jadi paling tidak nggak 
  > sendirian..:-
  > > ), ini kan pola lose-win, yang lebih sulit ketimbang win-lose.
  > > 
  > > Pertanyaannya sekarang, dimana letak kekeliruan persepsi yang 
  > twisted 
  > > seperti ini? Apa saja dampaknya? Bagaimana kita memperbaikinya?
  > > 
  > > salam
  > > Mia
  > > 
  > > 
  > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" 
  <wpamungk@> 
  > > wrote:
  > > >
  > > > Begini Miadear;
  > > > 
  > > > 1. Segala perbuatan pasti ada pemicunya, 
  > > > Kalo apes itu adalah nasib.
  > > > Misal serombongan perempuan yg pergi umroh, secara nilai 
  > spiritual 
  > > baik, ibadah gitu.
  > > > Tapi kalo misalnya pesawat itu meledak, mati semua, 
  > > > Sapa yg kita salahkan???
  > > > Runyamnya orang2 yg sirik bilang, yg pergi umroh ada yg pake 
  > uang 
  > > korupsi atau yg pergi perempuan gak bener sih
  > > > Tapi bagi yg punya kedalaman spritual, misalnya ia peserta 
  tiba2 
  > > saja ia gak jadi pergi umroh jadi ia terlepas dari bencana.
  > > > 
  > > > 2. Begitu juga cerita Mia, mengapa gitu cowok itu sampai 
  jailin?
  > > > Apakah perempuan itu 'memancing' jalan di tempat yg sepi?
  > > > Apakah perempuan itu tebar pesona, senyum sana senyum sini 
  yg 
  > tidak 
  > > pada tempatnya??
  > > > Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg tiba2 
  saja 
  > > jailin orang lain tanpa ada sebabnya.
  > > > Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes.
  > > > Kalo di bus bersentuhan?
  > > > Lha itu kan memang sudah begitu kenyataannya.
  > > > Jalan satu2nya ya jangan naik bus yg padat, kalo gak mau di 
  > sentuh.
  > > > Tunggu sampai bus yg agak lapang datang. Kalo di terminal 
  dari 
  > > luar kota kemalaman jangan naik bus, cegat taksi yg terpercaya
  > > > atau kalo duitnya sedikit numpang duduk di kantor polisi. Di 
  > setiap 
  > > terminal ada pos polisi. Lantas hubungi keluarga orang yg 
  dikenal.
  > > > Kan gitu.:-))
  > > > 
  > > > 3. Ada orang kelainan seks di bus, para penumpang bus yg 
  > waskita 
  > > biasanya sudah tahu ciri2 orang2 tersebut.
  > > > Misalnya kalo sudah on- kebelet, mukanya merah, napasnya 
  > memburu, 
  > > atau sengaja mepet2 nggak mau geser.
  > > > Caranya adalah sebelum lebih jauh sebelum emosi kita 
  meledak, 
  > geser 
  > > ke dekat pengemudi atau ngomong ke kondektur, 
  > > > ' ada orang yg mau ngeseks'
  > > > Biasanya kondektur, supir akan berteriak ' hati2 copet, atau 
  > ibu2 
  > > hati2 ada orang kebelet ngesek'.
  > > > [ sayangnya yg saya alami banyak perempuan terutama yg 
  berjilbab 
  > > nggak paham malah dibilang supir itu mesum :-)]
  > > > 
  > > > Di bus itu nggak yg seperti dicontohkan Mia saja, ada yg 
  sengaja 
  > > buka celana kasih liat penisnya ke perempuan 
  > > > yg duduk di hadapannya, ada perempuan yg sengaja buka 
  kancing 
  > > blusnya yg nobra di hadapan laki2, ada yg onani. 
  > > > Jadi kalo memang dapat bus yg padat pilih selalu dekat 
  supir, 
  > > disitu daerah aman.
  > > > Aman dari copet, yg mau ngesek, orang2 yg ekshibionis, 
  ciuman di 
  > > bus cuma ditutupi majalah; itu kan pelecehan juga.
  > > > Kalo kata Herni musti punya awareness, ini salah satunya.
  > > > Kalo orang yg punya kedalaman spritual, dia akan paham 
  sebelum 
  > > melangkah, dari orang2 di bus itu yg suka aneh2, atau kalo 
  > > > tidak ya itu tadi dekat2 supir saja. :-)
  > > > 
  > > > salam, 
  > > > l.meilany
  > > > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >



   

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke