wah, mas wikan ini.. kalau nyalon jadi anggota DPR, aku nyoblos deh :-)
khusus dari golongan perempuan muslimah yg belum menikah..

stigmanya adalah.. perempuan baru komplit kalau sudah menikah dan jadi ibu.
stigma ini dianut banyak laki-laki dan juga perempuan.
gak jarang, perempuan memandang sebelah mata thd perempuan lain yg masih
single.
dianggap belum dewasa, belum bijak dsb. padahal belum tentu.
banyak juga perempuan yg sudah menikah dan jadi ibu,
tapi tidak terefleksikan bijaknya seorang perempuan yg "matang".
kadang2 malah dinasehatin ma perempuan single yg masih "culun" tadi.
lha gimana gak mau nasehatin.. anak2nya menanti di rumah kok ya masih
dugem..
perkawinannya tidak berhasil, bukannya konsen pada anak2...
tapi malah mikir cowo.. jauh lebih mikirin hal itu daripada si single.

kalaupun perkawinannya baik2 dan "ibu2" biasa2 saja..
kadang2 suka trenyuh melihat cara mendidik anaknya
tidak jarang, malah dikasih ke kami, perempuan yg masih single
yg lebih sabar, terbuka dan mampu berkomunikasi menjembatani jurang generasi
ma anak-anak...
padahal anak2 itu kan luar biasa indah ya?
pikirannya masih polos, cerdas... kadang bisa dijailin hehehe...

kurang muslimah apa coba, ya?
untunglah, predikat muslimah tidaknya kan bukan wewenang manusia ya?

yg lucunya lagi adalah... status "pernah menikah" lebih penting dari
kebahagiaan..
tidak jarang, ada ibu2 yg berkomentar:
udah nikah aja... kalau toh nanti cerai, ya gpp..
pusing gak sih?

kalau sampai ke diskusi kenapa belum nikah2.. biasanya dituduh duluan ini
itu..
disangka feminis (barat) lah.. merendahkan institusi perkawinan lah
cewe gak lacu (baca: laku), kurang muslimah, kurang ini itu..
dibilang terlalu banyak bekerjalah.. (daripada banyak main? :P)
terlalu banyak milih-milih lah...
padahal kan simple aja ya... ya emang belum ada jodohnya aja, kali...
hehehe...

belum lagi harus jaga diri karena kalau tidak, dianggap "cewe nakal"... cewe
penggoda...
padahal, bisa jadi dia adalah "korban"..laki2nya yg jalang, bukan
perempuan..
padahal perempuan yg sudah menikah sama berbahayanya
karena "model selingkuhan" yg ideal adalah antar sesama orang yg sudah
berpasangan..
resikonya lebih kecil dibanding sama yg masih single.

gak semua perempuan sesuai stigma perempuan yg ada saat ini..
punya napsu besar ma tubuhnya, perhiasan, kekayaan dsb...
gak semua perempuan spt itu...
ada juga kan, yg emang demennya baca, sekolah, belajar..
kalau punya napsu, ya napsu ma makanan.. :-)

ironis aja rasanya, bila kebaikan seseorang thd diri dan lingkungannya
terhapus begitu saja hanya karena dia belum menikah..
lagian kalau menikah dng terms and conditionsnya spt itu..
auuuuuwww... ntar dulu deh :-)
aku repisi dulu kriteria dan perjanjiannya hehehe...



2008/9/11 Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]>

>   iya judulnya memang istri shalihah
> tetapi kenapa di isinya jadi wanita shalihah
> padahal seorang wanita nggak mesti jadi istri kan?
> jadi inkonsistensi dong
> lagian kasian dengan wanita2 yang belum bersuami
> kesannya mereka jadi nggak bisa jadi wanita yang shalihah
>
> salam,
> --
> wikan
>
>
> On 9/11/08, Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED] <linadahlan%40yahoo.com>>
> wrote:
> >
> > Mas Wikan,
> > Kan judulnya "...istri shalihah"?...
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke