Nasib Mbok Giyem dan UU Pornografi


Mbok Giyem, bakul jamu gendong, njenggirat saat dihentikan oleh petugas
pengawas moralitas, yang sok suci mulia penegak UU Pornografi. Dan mukanya
berubah pucat ketika menyadari bahwa dia telah dituduh berpenampilan
seronok, yang bisa menggugah syahwat lawan jenisnya.



"La dosa saya ini apa to ya?," jerit Mbok Giyem.



"Mbok ini sudah tua kok tidak merasa tua. Jualan jamu kok pake jarit-nya
mepet, hingga goyang pinggulnya keliatan kalau pas jalan," kata pak petugas.



"Lah Pak, kalau make jaritnya ndak rapat, nanti malah kedodoran, salah2 bisa
mlotrok.. saya kan jalannya jauh," sahutnya.



"Alasan saja... itu juga, dada simbok ini keliatan menonjol dan merangsang..
bikin ngiler laki-laki saja... kenapa stagen penggendong bakul-nya
dililitkan ke dada seketat itu?" tanya pak petugas lagi.



"Sesuai Pasal 4 dan Pasal 38, UU Pornografi, maka sampeyan diancam dengan
hukuman minimal 3 Tahun maksimal 7 Tahun penjara dan denda minimal
75.000.000 (75 juta) rupiah." lanjut pak petugas lagi.



"Oalah pak pak.. apa ya mesti saya seret bakulnya. Wong saya ini ndak punya
dudut.. dari jaman mbah-mbah buyut ya gini caranya.. dulu malah duwitnya
pada disimpan di kutang... ," tiba-tiba Mbok Giyem menghentikan bicaranya
dan menatap salah seorang petugas. Lalu tiba-tiba dia lari dan nggabloki pak
petugas satu ini. "Woalah ini Ngabdul kan... dulu kan kamu to sing malah
suka nginjeni orang-orang yang lagi nyuci di kali kalo pas air sumur kampung
pada kering... !!?"


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke