e-dinar itu malah gak syar'i ... gak nyunah itu sih bisa-bisanya othak-athik gathuk-nya ulama jaman sekarang biar kesannya dinar bisa applicable dengan kehidupan modern padahal e-dinar kan gak ada barangnya tho? emang ada kekuasaan atas nilai alat tukar terhadap e-dinar berupa apa? lha wong mungkin bentuknya cuma kartu yang kalau dikilo-in ke pedagang loak juga gak laku ...
btw, kekaisaran china sudah berlangsung lebih dari 2 millenium sebelum akhirnya diruntuhkan oleh partai komunis china apa perlu kita bangkitkan lagi ya? untuk menandingi emperium amerika mumpung amerika-nya lagi kolaps ekonominya? ayo ayo ... katanya anak turunnya laksamana cheng ho :) salam, -- wikan On 10/14/08, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Memang benar, uang dinar itu bukan pertama kali dipakai jaman > Rasulullah. Namun Rasulullah mengatakan bahwa alat tukar yang syah itu > ada 6, dan emas adalah salah satunya. Saya lupa yang lainnya apa. Tapi > prinsipnya adalah, kekuasaan atas nilai alat tukar itu dimiliki oleh > pemilik alat tukar itu. Bukankah itu adil ? Saya beberapa waktu yll > dishare article mengenai hal ini, ntar saya cari dulu ya. Di situ juga > ada sharing mengenai transaksi electronic dengan dinar, kalau tidak > salah namanya e-dinar. Dan transaksinya tentu tidak terbatas jual beli > kuda, kambing, kurma dll. Tapi juga transaksi2 henpon, rumah, dll. > > Penggunaan dinar emas sebagai mata uang juga bertahan sangat lama, kalau > tidak salah lebih dari 13 abad, sampai runtuhnya kekhilafahan di Turki. > Sebelum kekhilafahan runtuh, memang sudah diintroduce mata uang kertas.