Quote: "kekuasaan atas nilai alat tukar itu dimiliki oleh pemilik alat tukar itu. Bukankah itu adil ?"
Komentar: Uang kertas saat ini diacu pada produktivitas masyarakatnya. Semakin produktif suatu masyarakat, maka semakin bernilai uang kertas dari masyarakat itu. Jika kita ingin nilai rupiah tinggi, maka selain produktivitas kita harus tinggi, kita pun harus juga punya pemerintahan yang adil. Sehingga memang kekuasaan atas nilai alat tukar itu memang dimiliki oleh pemilik alat tukar itu. Jadi dimana tidak islaminya? ----- Original Message ----- From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, October 14, 2008 1:09 PM Subject: RE: Bls: [wanita-muslimah] Re: Bunga Bank dan Asuransi Penyebab Resesi Dunia Memang benar, uang dinar itu bukan pertama kali dipakai jaman Rasulullah. Namun Rasulullah mengatakan bahwa alat tukar yang syah itu ada 6, dan emas adalah salah satunya. Saya lupa yang lainnya apa. Tapi prinsipnya adalah, kekuasaan atas nilai alat tukar itu dimiliki oleh pemilik alat tukar itu. Bukankah itu adil ? Saya beberapa waktu yll dishare article mengenai hal ini, ntar saya cari dulu ya. Di situ juga ada sharing mengenai transaksi electronic dengan dinar, kalau tidak salah namanya e-dinar. Dan transaksinya tentu tidak terbatas jual beli kuda, kambing, kurma dll. Tapi juga transaksi2 henpon, rumah, dll. Penggunaan dinar emas sebagai mata uang juga bertahan sangat lama, kalau tidak salah lebih dari 13 abad, sampai runtuhnya kekhilafahan di Turki. Sebelum kekhilafahan runtuh, memang sudah diintroduce mata uang kertas. Wassalaam, -Ning ________________________________ From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Wikan Danar Sunindyo Sent: Tuesday, October 14, 2008 1:43 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Re: Bunga Bank dan Asuransi Penyebab Resesi Dunia ya kalau mau hidup seperti jaman Rasulullah dulu kebutuhan hidupnya emang gak terlalu banyak asal punya kebun kurma & sumur buat minum beternak unta, kuda & kambing kayaknya sudah cukup kok gak perlu transaksi besar2, cukup beberapa dinar dan dirham bikin komunitas sendiri hidup ala orang badui jaman Nabi gak usah mikirin henpon, pesawat terbang, resesi dunia, turun naik saham yang penting bisa sholat, baca alquran, sedekah tiap hari, kalau gak ada makanan/minuman tinggal puasa kayaknya cukup deh ... orang jaman sekarang aja yang kebutuhannya terlalu banyak sehingga butuh instrumen dan perangkat ekonomi macam uang kertas, saham, deposito kalau gaya hidup yang primitif sih gak perlu itu semua saya pikir orang bisa kok hidup tanpa duit, saham segala macem malah gara2 ada duit dan emas orang jadi perang, bunuh2-an salam, -- wikan On 10/14/08, Ary Setijadi Prihatmanto <[EMAIL PROTECTED] <mailto:ary.setijadi%40gmail.com> > wrote: > > > > > > > mbak Ning, > > Eforia uang dinar dan dirham itu tidak berdasarkan syar'i kecuali emosi belaka. > Ketika dihadapkan pada hitung-hitungan malah jadinya ngawur luar biasa. > > 1. Uang dinar jaman Rasul itu juga bukan buatan Rasulullah atau buatan komunitas muslim, malah buatan komunitas non-muslim. > > 2. Alih-alih membawa kemakmuran, penggunaan ekonomi yang hanya ditopang oleh uang yag nilainya terkait dengan kandungan emas hanya akan membawa kesengsaraan umat manusia. > Hal itu disebabkan karena ukuran ekonomi akan menjadi terbatas pada ukuran besar cadangan emas. > Diestimasi seluruh total emas yang dapat ditambang kira-kira 145.000 ton yang nilainya per juli 2008, sekitar 4,3Trillion Dolar. > Yang siap digunakan saat ini hanya 30.000 Ton. > > Bayangkan kesengsaraan umat manusia, ketika ekonomi dunia akan dibatasi maksimal pada level 4,3Trilion dolar tersebut. > GDP amerika 2007: 13 Trillion dolar (3 x ekonomi emas) > GDP Indonesia 2005: 899Milyar dolar (25% ekonomi emas) > > Lebih jauh lagi, kita bisa bilang yang menjadi pendukung uang dinar dan emas sebagai pendukung kolonialisme karena yang memegang sebagian besar emas siap pakai saat ini (30.000 ton) adalah Amerika, Jerman, IMF, Perancis, Itali, Swiss sebanyak ~66% (~20ribu ton). > > Kata NGC, Think Again..... [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]