Dalam menyikapi aksi militer Israel ke wilayah Gaza yg masih berlangsung hingga saat ini, saya SEPAKAT dengan seruan beberapa pihak untuk menghindari sentimen agama, ras, dsb, karena ini tidak efektif, sia-sia, dan hanya memperuncing konflik. Saya juga mengacungkan dua jempol untuk mereka yang berusaha kritis, obyektif, berusaha "cover both side" dan tidak termakan propaganda yg menyebabkan keberpihakan tanpa dasar jelas dan kuat.
Namun, saya tidak akan menyembunyikan keberpihakan saya pada rakyat Gaza dan Hamas karena Israel, AS dan sekutunya dengan jelas telah memperlihatkan sikap mengangkangi nilai-nilai HAM universal. Sebagai dasar argumen, saya merasa tidak perlu buang-buang waktu membahas sejarah konflik Israel vs Palestina, tentang siapa yg berhak atas tanah yg selama ini diperebutkan. Saya juga tidak akan bersusah payah membahas siapa yg lebih dulu melanggar kesepakatan damai dan gencatan senjata. Penyebabnya adalah telah beredar begitu banyak versi tentang semua ini, mustahil untuk dijadikan dasar keberpihakan yang obyektif. Saya akan mencoba beranjak dari asumsi bahwa baik Hamas dan Israel sama-sama bersalah dan punya alasan valid untuk terus berseteru satu sama lain. Israel selalu melihat Hamas sebagai ancaman. Bagi Israel, Hamas adalah teroris gila pembenci Yahudi yang selalu melemparkan roket dan melakukan aksi bom bunuh diri. Hamas juga melihat Israel sebagai ancaman. Di mata Hamas, Israel sangat berambisi mendirikan negara Israel Raya dengan cara mencaplok tanah Gaza, menindas rakyat Gaza, dan memasung kedaulatan Hamas yang merupakan pemerintah resmi pilihan rakyatnya. Lalu, bagaimana sikap komunitas dunia atas masalah ini? Faktanya, meskipun tetangga dekat dan sama-sama muslim, pemerintah negara-negara Arab dinilai memperlihatkan sikap tidap peduli pada Hamas. Banyak orang Indonesia mengecam dan mencibir, bahkan kemudian berkomentar, "Ngapain kita bela Hamas? Arab yg tetangga dekat dan sama-sama muslim saja tidak." Berpijak pada asumsi bahwa Hamas dan Israel yang sama-sama bersalah, saya malah menghargai sikap Arab yang tidak merasa harus membela Hamas hanya gara-gara tetangga dekat dan seakidah. Seperti disebutkan di awal tulisan, saya mengecam pihak-pihak yg menjadikan sentimen agama atau faktor subyektif apapun sebagai dasar keberpihakan. Sebaliknya, meski bukan tetangga dekat, pemerintah AS dan dan Eropa sangat ngotot membela Israel. Apalagi kalau bukan karena Israel itu sekutu setia AS. Berdasarkan faktor subyektif ini, AS tidak malu-malu memanjakan Israel dengan bantuan keuangan dan peralatan militer canggih. Tahun 2008, meski dilanda krisis ekonomi parah, AS menggelontorkan bantuan sebesar $2.4 billion untuk Israel yang berada di posisi puncak negara penerima bantuan AS. Kabarnya semua dana itu digunakan untuk membeli peralatan militer buatan AS. Contohnya X-band, radar amat canggih yang dapat mendeteksi serangan roket Iran. Sementara itu, Hamas amat ditekan. Semua jenis bantuan diblokir ketat, tidak hanya senjata, tapi juga bahan pangan, obat-obatan, dan bahan bakar. Pada tahun 2007, pimpinan sebuah yayasan amal di Texas dituntut ke pengadilan AS dengan tuduhan mensponsori Hamas yang masih terus dianggap kelompok teroris. Ini jelas bentuk pelanggaran HAM terhadap Hamas dan rakyat Gaza, yaitu hak manusia untuk diperlakukan adil. Jika Hamas dan Israel sama-sama bersalah, mengapa hanya Hamas berikut rakyatnya yang ditekan? Namun seandainya Arab juga membantu Hamas sebagaimana AS membantu Israel, apa yang akan terjadi? Dua goliath beradu otot, membuat gonjang-ganjing dunia tanpa henti. Ruang lingkup peperangan dan pertumpahan darah akan lebih luas lagi. Perang dunia ketiga tidak akan terhindari. Kenyataannya, saat ini yang terpampang di mata kita ada sebuah ketimpangan dashyat. Ada dua pihak berseteru. Tidak ada yang tahu siapa yang buat gara-gara lebih dulu. Akan tetapi, satu pihak sangat ditekan yang lain dipersenjatai, sembari terus dipanas-panasi semangat pre-emptive strike alias "menyerang sebelum diserang". Hasilnya? Hukum rimbalah yang berkuasa. Semua nilai-nilai HAM cuma teori belaka. caroline ckwms.blogspot.com *** Stop the U.S./Israeli War on Gaza! End the Occupation Now! Free Palestine! Israel: Guilty of War Crimes! Stop U.S. Aid to Israel! (Tuntutan aksi demo nasional di depan Gedung Putih, Jan 10, 2009. Sponsor: ANSWER Coalition, Muslim American Society Freedom, Free Palestine Alliance, American Muslim Task Force, National Council of Arab Americans, Al-Awda - International Palestine Right to Return Coalition, CAIR (Council on American Islamic Relations), American Muslims for Palestine, American Muslim Alliance, U.S. Palestinian Community Network (USPCN), Ramsey Clark, Cynthia McKinney, Howard Zinn, Muslimah Writers' Alliance, The National Assembly to End the Iraq and Afghanistan Wars and Occupations, Voters for Peace, Code Pink, Action Center for Justice, International Socialist Organization, Iranian-American Friendship Committee, Philippine Peasant Support Network (Pesante)-USA, New York City Labor Against the War (NYCLAW), Party for Socialism and Liberation (PSL) and hundreds of others. Info: www.ANSWERcoalition.org)