sebenarnya saya sedih juga
selama ini indonesia dikenal sebagai negara islam yang toleran
bisa mengabsorbsi kebudayaan yang beragam dan tetap islam tanpa
berubah menjadi arab
selama ini persepsi orang non-islam terhadap islam kan arab
dan indonesia memutarbalikkan persepsi itu, bahwa menjadi islam tidak
berarti berubah menjadi arab.

yang saya khawatirkan dengan munculnya gerakan2 "pemurnian agama" yang
terjadi di indonesia saat ini
adalah hilangnya budaya indonesia
dan sikap toleransi antar umat beragama yang semakin tidak ada
klaim kebenaran ditegakkan atas kelompok sendiri, sementara kelompok
lain harus "dibersihkan"
contohnya, selama ini umat islam dan ahmadiyah hidup damai dan
berdampingan tanpa harus saling mengganggu
umat islam juga tahu bahwa ahmadiyah itu sesat, tapi tidak perlu harus
"diluruskan"
biarlah soal keimanan hanya dia dan Allah yang tahu
bukankah tidak ada pemaksaan dalam agama Islam
dan penyerangan2 terhadap masjid dan umat Ahmadiyah menjadi
anti-thesis atas ayat Al Quran di atas

salam,
--
wikan

2009/3/5 eyang_mbelgedes <eyang_mbelge...@yahoo.com>:
> Selain itu, lihat saja umat kita yang berpakaian dan berpenampilan ala Arab
> itu menjadi narsis, congkak/angkuh dan paling benar di antara orang-orang
> lain yang tidak mengenakan pakaian dan berpenampilan orang-orang Arab.
>
> Bahkan di antara kita, telah membiarkan bahasa Arab berkeliaran di antara
> bahasa-bahasa daerah dan mulai menggantikan banyak kata lokal dengan bahasa
> Arab, seperti, saya menjadi ane/ana, kamu menjadi ente/antum/anti, bapak
> menjadi abbah, ibu menjadi ummi, tikar/alas untuk berdoa menjadi sajaddah,
> tuhan yang mahasuci menjadi subhanallah, puji syukur menjadi alhamdulillah,
> astaga menjadi masya'allah, dsb... ini adalah gejala-gejala Arabisasi yang
> tidak kentara dan terasa.
>
> Kelak, jika sampai waktu, kebudayaan lokal terkikis dengan sendirinya.
>
> Ya, memang masuk akal juga testimoni ini.

Kirim email ke