Diagnosis sakit, sembuh, atau tidak sakit bukan ditetapkan oleh 
pasien/orang itu sendiri tetapi oleh dokter berdasarkan ilmu 
kedokteran. 
KM

----Original Message----
From: linadah...@yahoo.com
Date: 19/03/2009 15:01 
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Subj: [wanita-muslimah] Re: [Telah Terbit] Buku True Story Seorang Gay

Saya sudah katakan orang psikopat juga merasa dirinya normal. Jadi, 
bukan dari si penderita yang mengatakan dirinya normal atau tidak. 
Menurut mbak Herni prilaku Homoseksual itu normal tidak? 

Saya juga kasian sama homoseksual/Biseksual/Seksual with animal/ Maka 
dari itu saya ingin mereka normal.

wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Herni Sri Nurbayanti" 
<nurbaya...@...> wrote:
>
> Lha, kasian temenku yg "hardcore" dong mbak. Dia merasa menjadi gay 
itulah yg normal. Eksistensi dirinya. Memang dirinya spt itu dan tidak 
bisa diubah. Dan tidak bahaya juga, maksudnya tidak menular. Bukan 
berarti kalau kemudian saya kenalin ma arcon terus dia langsung kejar2 
arcon... kecuali minta ditraktir hehehe... Kejar eyang? ah, eyang kan 
udah tua hihihihi....paling sekedar buat ngobrol sambil main catur 
ditemani segelas kopi dan pisang goreng :-) Perilaku mereka gak ubahnya 
kaum heteroseksual... interaksi dng pasangannya. 
> 
> Kalaupun ada suatu "pemaksaan", ya terkait dng potensi dampak dari 
perilaku seks. Dan ini sama aja ketika kita bilang ke orang 
heteroseksual yg gonta-ganti pasangan seksual. Pakailah pelindung... 
jangan kaya USB.. dicolok sana-sini rentan kena virus :-) hehehe 
kebayangnya kok USB :P
> 
> Ini kan yg perlu dibedakan. Memang ada yg bahaya... ke-gay-an dan ke-
lesbi-an ditempatkan dan direduksi semata-mata soal perilaku seks saja. 
Ini juga mungkiiin ekses dari pemikiran bahwa seks bukanlagi sekedar 
pro-rekreasi, tapi juga rekreasi. Yah namanya hal2 yg menyenangkan, 
jadi dicari variasinya apa aja.
> 
> Tapi apakah kemudian, solusinya disamaratakan? Generalisasi ini yg 
berbahaya menurut saya. Melihat penyebabnya sama, jadi menganggap 
solusinya sama juga.
> 
> Sama halnya dng persoalan nikah sirri, semuanya disamaratakan, 
melihat penyebabnya karena pengen poligami, padahal ada juga yg karena 
gak punya akses ke KUA. Apa iya, orang2 yg gak punya akses ke KUA, 
sering dipalakin utk bikin akta nikah, jadi kena hukuman penjara? Lha 
kok jadi ke nikah sirri hehehe...
>  
> 
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <linadahlan@> 
wrote:
> 
> Di'dakwah' biar sadar bhw perbuatan itu tidak normal. Soalnya kalau 
mereka sadar mereka tidak normal, ada kemauan untuk berubah menjadi 
normal. Yang refot itu kan kalo kayak psikopat, gak sadar dirinya gak 
normal, serasa apa yang dia perbuat itu benar, jadi gak perlu berubah 
menjadi normal. Itu tugas semua orang, bukan cuma kerjaan paramedis.
>  
> Begitulah kebanyakan gangguan kejiwaan. Gak sadar kalo dirinya telah 
menyimpang. Dan yang saya khawatirkan kita2 sebagai lingkungannya juga 
menyuburkan homoseks semakin berkembang dengan mengatakan homoseksual 
adalah suatu hal yang ladzim.
> 
> Sesungguhnya telah jelas antara yang haq dan yang bathil.
>  
> wassalam,
>





Reply via email to