http://pemilu.detiknews.com/read/2009/05/06/100333/1126978/700/jika-ganggu-stabilitas-pemerintahan-wapres-jk-lebih-baik-mundur


Rabu, 06/05/2009 10:03 WIB 



Saling Serang 
Jika Ganggu Stabilitas Pemerintahan, Wapres JK Lebih Baik Mundur 
Laurencius Simanjuntak - detikPemilu



Jakarta - Saling serang antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan 
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) adalah hal yang biasa dalam suatu negara yang 
sudah dewasa dalam berdemokrasi. Namun demikian, jika hal itu dirasa akan 
menggangu stabilitas pemerintahan, JK lebih baik mundur dari jabatannya sebagai 
wapres.

"Jika kemudian itu (saling serang) menimbulkan ketegangan dan mengganggu 
stabilitas pemerintahan. Kalau memang harus mundur, ya mundur. Kalau itu suatu 
jalan keluar kenapa tidak," ujar pengamat politik dari LIPI Lili Romli saat 
berbincang dengan detikcom, Rabu (6/5/2009).

Seperti diberitakan, di hadapan sejumlah kader partainya di Makassar, Sulsel, 
JK menyatakan secara blak-blakan bahwa Partai Golkar kerap menjadi bemper bagi 
kebijakan pemerintah yang tidak populis. JK pun menilai dirinya sebagai orang 
yang paling berani menghadapi kritikan publik atas kebijakan tersebut.

'Serangan' JK itu dibalas oleh Jubir Kepresidenan yang juga Ketua DPP Partai 
Demokrat (PD) Andi Mallarangeng. Ia mengatakan, posisi JK sebagai wapres 
didapat bukan karena Partai Golkar, melainkan PD. Sebab Golkar tidak mendukung 
JK pada Pilpres 2004. Dukungan Golkar saat itu untuk capres Wiranto.

Dalam sebuah pertemuan empat mata SBY dan JK pernah bersepakat untuk tidak 
saling serang dalam kontestasi Pilpres 2009. Namun, kesepakatan itu dilanggar 
dengan pernyataan yang belakangan dilontarkan oleh kedua belah pihak.

Menurut Lili, JK, yang pertamakali berinisiatif memulai serangan sebenarnya 
sudah siap dengan risiko pelanggaran kesepakatan tersebut. 

"Artinnya JK menyadari itu pelanggaran dan JK sebenarnya siap untuk mundur," 
tegasnya.

Namun demikian, Lili menjelaskan, pengunduran diri JK sebagai wapres justru 
akan menimbulkan citra negatif masyarakat terhadap dirinya. Hal ini mengingat 
masyarakat Indonesia yang masih kental dengan sopan santun ala Timur.

"Kalau menyerang duluan kemudian mengundurkan diri, masyarakat menganggapnya 
sebagai sebuah pengkhianatan," pungkasnya.


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke