Seingatku suka baca di buku ulasan2 sejarah, bahwa perubahan selalu datang dari 
lapisan middle class.  Dan ingat, seperti mba Herni bilang, kelas menengah itu 
bukan cuma level ekonomi, tapi juga yang berorientasi ke masa depan.  

Pak Ariel, kupikir kelas menengah adalah demarkasi populasi yang bisa 
diidentifikasi dengan kriteria2 tertentu.  Sedangkan pemikiran konservatif dan 
liberal adalah nuansa pemikiran/filosofi, adapun kelas menengah yang berkembang 
bisa saja jadi cenderung konservatif, seperti yang ditenggarai mba Herni.  

Pak Ariel bilang kelas menengah mestinya mampu menciptakan kubu sendiri yang 
independen, yang bukan konservatif-fundamentalis atau liberal itu, mungkin 
maksudnya progressif.  Kelas menengah adalah populasi yang teridentifikasi, 
sedangkan progressif menunjukkan aksi perubahan.

Nah perubahan dalam pemikiran keagamaan (kita lagi ngomongin pemikiran 
keagamaan kan?), bisa saja ke arah konservatif bisa saja liberal.

Menurut pengertian saya, conservatism dalam pemikiran/filosofi agama itu nggak 
pernah menyehatkan, karena agama pada intinya adalah urusan batin atau urusan 
akhirat, menurut orang agamis, atau urusan psikologis menurut orang sekuler.  
Dalam pemikiran batin nggak boleh konservatif, nggak boleh ada ada penghalang, 
kita harus bebas - karena pemikiran memang nggak bisa dikungkung. Dalam sufism 
ini disebut tindakan 'pengosongan' , dan setelah itu 'diisi' lagi.

Jadi semangat batin agama itu liberal yang bertujuan membebaskan batin kita, 
mental kita mesti abundant - namun dalam mengadakan aksi perubahan kita kudu 
progressif dan prudent, karena dunia fisik kita memang terbatas kok.  

Mba Herni, kelompok liberal yang deket dengan elit itu mungkin di perkotaan.  
Tapi menurut catatan saya ke beberapa daerah pedalaman yang kemiskinannya 
ekstrim menurut ukuran perkotaan dan nyaris nggak tersentuh modernisasi, makin 
'liberal' pemahaman agamanya. 

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "herri.permana" <herri.perm...@...> 
wrote:
>
> 
> Middle class people sebenarnya kebanyakan lebih suka kemapanan / status quo 
> daripada perubahan.Justru middle class people adalah
> orang yang paling acuh dengan keadaan sekitar KECUALI itu mengusik
> dirinya.
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" <ariela4ever@> wrote:
> >
> > 
> > saya masih percaya middle class people akan menjadi motor perubahan, karena 
> > mereka terdiri dari individu yg dinamis tidak jumud dan tidak berada di 
> > awang2. tren saat ini terjadi pertentangan pemikiran antara konservatif & 
> > liberal, middle class yang dinamis merupakan pasar potensial bagi ke dua 
> > kubu tsb. semestinya middle class mampu menciptakan kubu tersendiri yg 
> > independen, mungkin dibutuhkan lebih banyak tipe indvidu seperti mbak Herni 
> > untuk mewujudkan ini :-) 
> > 
> > middle class ini kelak dapat menjadi sumber daya untuk membentuk civil 
> > society pada bidang politik dan profesional militer pada bidang pertahanan. 
> > sayang saat ini belum ada political will dari pemerintah untuk membentuk 
> > middle class secara kontinyu, buktinya anggaran pendidikan saja masih 
> > dibawah 20% :(
> > 
> > pks sebenarnya memenuhi kriteria sebagai parpol yang dapat membantu 
> > terciptanya civil society (kalau mereka mampu memanage unsur fundamentalis 
> > :-)), sayangnya mereka terkooptasi oleh kekuasaan, dan menggunakan cara2 
> > pragmatis seperti jilbab untuk mencapai tujuan tsb, sehingga bertolak 
> > belakang dengan semboyan bersih & profesional.
> > 
> > eniwei jika dilihat bahwa iklim politik kita yang baru tumbuh 10 tahun yang 
> > lalu, menurut saya indonesia tidak terlihat mengecewakan, setidaknya 
> > dibandingkan dengan negera2 tetangga :-)
> > 
> > salam,
> > -ariel-
> > 
> >
>


Kirim email ke