Harian Komentar
19 Juni 2009

      Debat capres lebih mirip tanya-jawab
      JK dan SBY Minta Ember, Handuk dan Gigi Palsu 
     



Jakarta, KOMENTAR
Debat calon presiden (capres) yang ditayangkan Trans TV tadi malam (18/06), 
jauh dari eks-pektasi masyarakat yang meng-harapkan adanya adu argumen di 
antara ketiga capres (Me-gawati, SBY dan Jusuf Kalla), layaknya debat capres di 
Ame-rika Serikat. Acara yang dipan-du Helmy Yahya dan dimode-ratori Anis 
Baswedan, lebih mirip tanya jawab dibanding debat sesuai tajuknya. 
Para capres juga tampil sa-ngat formalitas dan kurang menghibur. Capres Jusuf 
Kalla (JK) yang biasanya menge-luarkan banyolan-banyolannya, juga tampak serius 
dan agak kaku dalam acara "debat'' ter-sebut. Tidak ada guyonan dari pria yang 
kini menjabat sebagai wakil presiden itu.


Suasana lebih rileks malah hanya terjadi saat jeda iklan. Di sini JK 'berani' 
berkelakar. Itu terjadi saat suara tanda iklan berbunyi 'teng'. "Coach, tolong 
sediakan ember dan handuk," kata JK sambil tertawa meng-ibaratkan berakhirnya 
per-tandingan tinju. Hadirin pun terbahak-bahak mendengar kata-kata JK itu.


Terlebih saat SBY menyahuti kelakaran JK. "Pasang gigi palsu," kata SBY 
spontan. Hadirin yang hadir di studio pun kembali terbahak. Sedangkan Mega 
turut tersenyum. Saat jeda iklan, para capres diberi tempat duduk dan segelas 
mi-num. Suasana santai terlihat saat jeda iklan selama kurang lebih 5 menit 
itu. Setelah acara on air, para capres kembali terlihat serius.  Momen menarik 
lainnya, terjadi sebelum acara dimulai. Tidak seperti biasanya, Mega-wati 
tampak akrab dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat tiba di lokasi debat 
capres, Mega tampak meng-hampiri SBY yang datang lebih dulu di Trans TV, Jalan 
Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (18/06).


SBY pun tampak menyam-but uluran tangan Mega de-ngan tersenyum. Namun jabat 
tangan itu tetap berlangsung sangat singkat. Setelah berja-batan, Mega langsung 
duduk di kursi yang telah disediakan. Kebetulan, meski berjarak sekitar 50 cm, 
kursi tersebut bersebelahan dengan kursi SBY. SBY yang mengenakan baju batik 
merah pun tampak tersenyum kepada Mega. Mega yang mengenakan baju merah 
membalas senyuman itu. 


DEBAT 


Sementara debat capres yang pertama digelar di Trans TV tadi malam, terkesan 
masih kaku dan membosankan. Para capres yang diberi kesempatan 10 menit untuk 
memaparkan visi dan misinya, masih belum mengungkap bagaimana cara mewujudkan 
tata kelola peme-rintahan yang baik dan pene-gakan hukum secara detail.


Sejak acara dibuka, acara terkesan sangat serius. Anies Baswedan bersama para 
ca-pres, yakni Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan M Jusuf Kalla 
(JK), juga memperlihatkan wajah-wajah yang tegang. Hanya JK yang terlihat agak 
santai sedikit saat memaparkan visi dan misinya. Tapi mimiknya tetap lebih 
banyak seriusnya.


Acara berjalan monoton. Suasana makin monoton, karena moderator menetapkan 
ketentuan tidak ada tepuk tangan dari para hadirin, sebelum capres selesai 
me-nyampaikan pendapatnya. Saat menyampaikan visi dan misinya, para capres juga 
me-maparkan dengan kurang detil dan masih mengambang. Megawati misalnya, masih 
menjelaskan tata kelola pemerintahan yang baik dengan visi-misi yang masih 
global. Mega masih menyinggung beberapa hal seperti gagalnya reformasi yang 
harus ditun-taskan sampai dengan pene-gakan hukum oleh semua elemen masyarakat.


"Ada yang mengatakan refor-masi gagal, tetapi saya kata-kan mari kita 
lanjutkan. Kami berharap pemilihan umum presiden dapat berjalan de-ngan 
sukses," kata Mega. Sementara SBY menilai bahwa pemerintahan yang bersih 
merupakan modal awal bagi terbentuknya budaya masyarakat bebas dari KKN. Karena 
itu semua pihak harus mendukung terciptanya pe-merintahan bersih dan bebas dari 
KKN. "Mengapa good governance dan supremasi hukum pen-ting, penghormatan pada 
HAM penting. Kalau pemerintahan tidak baik yang terjadi KKN. Akhirnya bisa ada 
kabinet malam hari, yang terjadi pung-li, dari semua itu martabat dan citra 
bangsa akan terganggu," kata SBY.


SBY juga berkali-kali me-nyinggung masalah HAM yang pernah terjadi di 
Indonesia. SBY menegaskan bahwa sela-ma 5 tahun pemerintahannya tidak terjadi 
pelanggaran HAM. Dia pun berharap 5 tahun mendatang tidak terjadi lagi 
pelanggaran HAM. "Kita makin melindungi dan meng-hormati HAM karena melindungi 
HAM adalah amanat konstitusi. Di masa lalu barang kali ada kejadian, 
seolah-olah negara bisa apa saja yang sekarang dinamakan pelang-garan HAM 
berat. Untuk ke depan, lima tahun terakhir tidak terjadi pelanggaran HAM berat 
apakah itu genosida atau yang lainnya. Kalau kita bicara HAM, itu menjadi tugas 
kita semua, masyarakat dan se-mua komponen bangsa," papar SBY.


Sementara JK dalam menjelaskan visi misinya juga masih belum menjelaskan secara 
detail. JK mengungkap bagaimana cara menciptakan pemerintahan yang baik dan 
bebas dari KKN. "Satu pemerintahan yang amanah tentu akan efektif. Pemerintah 
yang efektif tentu mempunyai kemampuan yang bersih dan efektif. Yang mampu 
memim-pin dan menggerakkan bangsa ini. Efektif dari atas ke bawah dan dari 
bawah ke atas," paparnya.


JK menjanjikan terbentuk-nya negara yang adil dan makmur serta dihargai oleh 
bangsa-bangsa lain. "Kita akan mewujudkan itu. Kita akan menciptakan Bangsa 
yang aman dan bangsa yang damai sehingga dihargai oleh bangsa-bangsa lain," 
janji JK.


SALING DUKUNG


Momen perdebatan tidak tampak dalam argumentasi ke-tiga capres. Malah lebih 
terli-hat saling mendukung. Sebab dari tiga sesi yang disediakan untuk saling 
'menyerang', para capres malah saling memberi support. Rivalitas antara 
Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang diprediksi akan berlangsung 
panas tidak terlihat. Keduanya saling mengiyakan pandangan tanpa pernah 
memberikan bantahan."Saya setuju dengan Pak SBY," kata Mega menanggapi 
pernyataan SBY soal hukum internasional. SBY pun mela-kukan hal yang sama. 
Pen-dapat Mega tentang kebijakan TKI di luar negeri dianggapnya cukup baik. SBY 
bahkan me-ngatakan dukungan luar biasa pada usul Mega. "Saya dukung 200 
persen," kata SBY.


Sementara itu, Jusuf Kalla (JK) juga tidak terlihat 'garang' seperti biasanya. 
Pendapat-pendapat lugas yang menjadi ciri khasnya selama ini tidak muncul. 
Termasuk soal kebijakan hukum internasional yang dilontarkan SBY. "Tentu saya 
setuju, karena saya masih wapres," imbuh JK. Acara ini akhirnya ditutup dengan 
pemaparan akhir masing-masih capres. Mega memekikkan kata 'Merdeka!' di akhir 
acara. Sedangkan JK dan SBY tetap konsisten dengan jargon 'Lebih Cepat, Lebih 
Baik' dan 'Lanjutkan'.(dtc/zal)

19 June 2009 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke