http://www.republika.co.id/berita/57972/Perempuan_Miliki_Hak_Tak_Termasuk_Eksploitasi_Tubuh


Perempuan Miliki Hak, Tak Termasuk Eksploitasi Tubuh
By Republika Newsroom
Selasa, 23 Juni 2009 pukul 16:46:00


Perempuan Miliki Hak, Tak Termasuk Eksploitasi Tubuh

INTELEKTUAL: Perempuan memiliki hak terhadap dirinya, bukan berarti
terbebas dari nilai etika yang berkaitan dengan eksplorasi tubuh.
Eksplorasi intelektualitas perempuan yang perlu digali.

JAMBI--Kaum perempuan saat ini memiliki hak untuk bersikap. Alih-alih
menggunakan hak itu untuk mengeksplorasi intelektualitas, jutru banyak
yang mengeksploitasi tubuh untuk tujuan tertentu.

Dosen Psikologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Thaha
Saefuddin (STS) Jambi yang juga aktivis perempuan, Rizky mengatakan,
menggunakan hak bukan berarti mengeksploitasi tubuh untuk tujuan
tertentu. "Masih banyak kalangan perempuan masih salah dalam
menafsirkan hak atas tubuhnya."Ada perempuan terlampau berani dalam
mengeskploitasi tubuhnya dengan alasan merupakan hak yang dimiliki,"
katanya saat menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar Langkan
Budaya Taratak di Jambi, Senin malam (22/6).

Dalam diskusi yang digelar usai pemutaran film dokumenter bertajuk
"Bagaimana hak perempuan atas tubuhnya", Rizky menyatakan pemikiran
salah itu perlu diluruskan oleh kaum perempuan yang ada di Indonesia,
termasuk di Jambi. Dia menegaskan, perempuan harus mengetahui dimana
batasan-batasannya dalam menggunakan hak tubuhnya sesuai dengan norma
agama dan etika.

"Kebudayaan masyarakat timur seperti kita masih sangat menjunjung
tinggi nilai-nilai etika dan rasa malu," kata Rizki. Dia merasa
prihatin jika ada perempuan yang menggunakan hak tubuhnya sebagai
komoditi penghasil uang, dengan mengabaikan moral dan etika yang
berlaku kuat di masyarakat.

"Bukan tubuh yang seharusnya digunakan, tetapi intelektualitas
perempuan, sebab menggunakan tubuh untuk dijual sama saja
menghilangkan hak diri sendiri sebagai perempuan," tegasnya.

Pemutaran film dokumenter dengan istilah "screendocs regular" ini
menjadi agenda rutin Langkan Budaya Taratak.

Diskusi berlangsung cukup menarik, tidak hanya kaum perempuan saja
yang terpanggil untuk mengkaji sejuah mana hak mereka atas tubuhnya.
Namun peserta pria pun tak ketinggalan menyampaikan tanggapannya atas
hak tubuh perempuan itu.

"Terkadang kita sendiri tidak tahu, bagaimana hak kita atas tubuh kita
sendiri. Apakah hak itu diatur dalam undang-undang, peraturan
pemerintah atau peraturan daerah," kata Novrita Amelya, aktris Teater
Oranye yang mengikuti diskusi. (ant/rin)

Kirim email ke