mbak rita,
lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena
dijilbabin tho?
ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2
kebanyakan belajar buat s3
terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.
dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak
tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya
aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya
begitu

he he :)

anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok
padahal rajin merawat rambut dan kramas
gimana nih mbak rita :)

salam,
--
wikan

2009/7/30 ritajkt <rita...@yahoo.com>:
>
>
> Hahaha..
>
> Kalo bagi saya reply yg "jail" ini jusru meng"kritisi" adanya beberapa
> "petunjuk" bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata "kebahagiaan"nya itu
> harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)).
> Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi "no problemo" karena -> suaminya
> soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami
> menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut
> rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya,
> dirinya.
>
> Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya
> tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan
> lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari
> seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.
>
> Bukan begitu ibu-ibu?

Kirim email ke