----- Original Message ----- From: "donnie damana" <donnie.dam...@gmail.com> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Sent: Monday, November 16, 2009 10:01 Subject: Re: [wanita-muslimah] Kasus AIDS Meningkat Tajam
Pak HMNA, Bisa disebutkan referensi kondom punya pori sebesar itu... (selain referensi dari pak dadang hawari.. atau minimal referensi yang dipakai pak dadang hawari)? #################################################################################################### HMNA: Apa anda tidak baca dalam Seri 766, yang ini?: many visitors to a sexual health clinic report usage of condoms, which appears to lead to a statistically significant increase risk of gonorrhea among men, according to the results of a new study. More than 15 percent of study participants had been diagnosed with either gonorrhea or chlamydia, some both. [sumber: http://www.msnbc.msn.com/id/8974735]. Kalau kondom bisa jebol oleh kuman gonorrhea, maka apa susahnya bagi virus yang ukurannya jauh lebih kecil dari kuman, untuk menjebol. ###################################################################################################### Pernah eksperimen mengisi kondom dengan air tidak? kira-kira berapa lama yah air yang ada dalam kondom habis? soalnya molekul air lebih kecil dari seekor virus.. ################################################################################################ HMNA: Pernah perhatikan ban sepeda, motor, mobil anda? Mengapa kok anda selama beberapa waktu pergi ke pinggir jalam berurusan dengan tukang pompa ban? Itu ban mobil anda tidak bocor, tetapi kempes ? Coba simpan ban sepeda anak anda lama-lama, insya-Allah itu akan kempes sekempes-kempesnya, alias semua udara di dalamnya habis sehabis-habisnya !!! #################################################################################################. > > Donnie > On Nov 15, 2009, at 6:05 AM, H. M. Nur Abdurahman wrote: > >> >> ----- Original Message ----- >> From: "sunny" <am...@tele2.se> >> To: <Undisclosed-Recipient:;> >> Sent: Sunday, November 15, 2009 03:43 >> Subject: [wanita-muslimah] Kasus AIDS Meningkat Tajam >> >> Refleksi : Aids di Papua mungkin lebih hebat lagi. Silahkan lihat : >> >> http://english.aljazeera.net/programmes/101east/2008/11/200811314399310873.html >> >> >> http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/kasus-aids-meningkat-tajam/ >> >> Jumat, 13 November 2009 14:01 >> Kasus AIDS Meningkat Tajam >> >> Jakarta - Kasus AIDS di Indonesia kian mengerikan, seiring dengan jumlahnya >> yang meningkat tajam setiap tahun. Hingga periode September 2009, jumlah >> kasus AIDS yang dilaporkan mencapai 18.442 kasus. >> ################################################################################################################# >> HMNA: >> Salah satu penyebab meningkatnya jumlah penderita AIDS, karena kampanye >> pemakaian kondom. Orang berani berseks liar/bebas karena merasa aman, >> padahal virus yang jenis HIV lebih kecil dari pori-pori kondom, jadi itu HIV >> sangat mudah menerobos masuk. Pemakai kondom merasa aman, padahal tidak >> aman. Silakan simak Seri 766 di bawah >> Salam >> ************************************************************************************* >> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM >> >> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU >> [Kolom Tetap Harian Fajar] >> 766. Seks Bebas, Kondom dan HIV/AIDS >> >> Hasil survei yang dilakukan oleh Annisa Fondation baru-baru ini cukup >> mengejutkan karena 42,3 persen pelajar perempuan telah melakukan hubungan >> seks pra-nikah. Siaran pers Annisa Foundation, sebuah lembaga independen >> yang bergerak dibidang kemanusian dan kesejahteraan gender, menerangkan >> sebanyak 42,3 persen pelajar di Cianjur sudah hilang keperawanannya saat >> duduk di bangku sekolah. Yang lebih memprihatinkan, di antara responden >> mengaku melakukan hubungan seks tanpa ada paksaan atau atas dasar suka sama >> suka karena kebutuhan. Beberapa responden mengaku melakukan hubungan seks >> dengan lebih dari satu pasangan dan tidak bersifat komersil. Direktur Annisa >> Foundation, Laila Sukmadevi, dalam siaran pers itu mengatakan, penelitian >> dilakukan selama enam bulan mulai Juli hingga Desember 2006 dengan >> melibatkan sekitar 412 responden yang berasal dari 13 SMP dan SMA negeri >> maupun swasta di Cianjur dan Cipanas. Disebutkan Laila, berdasarkan hasil >> survei, total responden yang belum pernah melakukan kegiatan seks >> berpasangan hanya 18,3 persen. Sedangkan lebih dari 60 persen telah >> melakukan kegiatan seks berpasangan. Dari jumlah itu 12 persen menggunakan >> metode coitus interuptus (meludah keluar jendela) dan selebihnya pilih alat >> kontrasepsi, yaitu kondom yang dijual bebas di pasaran. >> >> Seks pra-nikah adalah gaya pelembut (euphemism) dari seks bebas. Sebenarnya >> ada hal yang pantas dilembutkan, namun ada pula yang tidak pantas, termasuk >> di antaranya seks bebas itu. Juga seperti misalnya PSK pekerja seks >> komersiel untuk pelacur serta kata-kata lainnya yang menunjukkan perbuatan >> ataupun status yang hina lainnya. Biarkanlah semua kata-kata yang >> menunjukkan kehinaan itu tidak dilembutkan. Gaya lembut jangan dibiarkan >> iiberal, semua ada batasnya. Demikianlah sekarang ini masyarakat digiring ke >> arah rasa bahasa bernuansa tidak enak mengenai kata "keras", bahwa keras itu >> tidak baik, sehingga kata-kata itu perlu dilembutkan, sebab keras itu tidak >> baik. Tidak boleh menghukum anak dengan pukulan, karena itu keras, itu tidak >> baik. Dalam hal ilmu logam keras itu baik. Dalam Syari'at kita disuruh >> menghukum dengan pukulan jika anak kita sudah berumur sepuluh tahun malas >> shalat. Pukulan mendidik menurut Syari'at itu jangan disamakan dengan >> menganiaya. Pukulan mendidik menurut Syari'at itu terasa sakit tetapi tidak >> berbahaya, seperti misalnya telapak tangan, betis, dipukul pakai mistar, >> atau daun telinga dipiting bagian atasnya, jangan bagian bawah. Pukulan yang >> tidak menurut Syari'at adalah pukulan yang menganiaya yang menyebabkan anak >> cedera, dan itu bisa ditangkap dengan tuduhan melanggar Undang-Undang >> Perlindungan Terhadap Anak. Lihatlah akibatnya metode pendidikan yang >> menganggap menghukum dengan pukulan itu tidak baik, karena itu keras, lalu >> apa hasilnya? Anak-anak menjadi liberal, kurang ajar terhadap orang tua dan >> gurunya, bahkan perilaku yang liberal berupa bernakoba dan berseks bebas >> yang semakin buas di negeri ini, seperti dijelaskan di atas. >> >> Hasil pendidikan bergaya lembut yang menghasilkan perilaku liberal itu >> ibarat tanaman yang diberi pupuk berupa bacaan sampah pornografi dan >> tayangan erotis pornoaksi yang menimbulkan hasrat nafsu hewani, serta >> disiram air berupa kondom yang menimbulkan rasa aman dan berani untuk >> berbuat hina berseks bebas, ditambah pula lagi dengan pendidikan seks yang >> menyebabkan para ABG itu tergiur untuk mencobanya, melupakan bahaya yang >> timbul akibat berseks bebas itu. Tujuan pendidikan seks itu maksudnya baik, >> tetapi tidaklah semua maksud baik itu akan membawa kebaikan pula bagi ABG, >> yang dalam masa panca roba, masih bergolak dorongan ingin mencoba, risikonya >> itu perkara belakangan. >> >> Seks bebas dan narkoba adalah dua sejoli dalam menyebarkan HIV. Mengapa? >> Karena baik seks bebas maupun narkoba masing-masing pakai mekanisme jarum >> suntik. Pada seks bebas jarum suntiknya tumpul sedangkan pada narkoba ada >> yang pakai jarum suntik yang runcing. Namun ada bedanya, yaitu jarum suntik >> yang tumpul "katanya" ada alat proteksi yang disebut kondom, sedangkan jarum >> suntik yang runcing tidak ada proteksinya. Saya beri tanda kutip "katanya" >> karena kondom itu tidak menjamin sebagai alat proteksi terhadap HIV. >> Mengapa? >> -- Pertama, many visitors to a sexual health clinic report usage of condoms, >> which appears to lead to a statistically significant increase risk of >> gonorrhea among men, according to the results of a new study. More than 15 >> percent of study participants had been diagnosed with either gonorrhea or >> chlamydia, some both. [sumber: http://www.msnbc.msn.com/id/8974735]. Kalau >> kondom bisa jebol oleh kuman gonorrhea, maka apa susahnya bagi virus yang >> ukurannya jauh lebih kecil dari kuman, untuk menjebol. >> -- Kedua, ini lebih meyakinkan lagi tidak amannya proteksi berkondom dilihat >> dari segi teknologi kondom yang terbuat dari karet lateks, di mana pori-pori >> karet lateks itu berdiameter 0,003mm, sedangkan ukuran virus jenis HIV >> diameternya 0,000001mm. Perbandingan keduanya adalah seperti pintu gerbang >> yang besar dengan seekor tikus. Logikanya "tikus" dengan sangat mudah bisa >> mondar-mandir di pintu gerbang yang sangat besar itu tanpa halangan >> sedikitpun. >> >> Alhasil, kondom tidaklah aman sebagai alat proteksi. Bangsa ini sudah babak >> belur dengan citra negara terkorup no 2. Dan itu semua di alamatkan kepada >> ummat Islam, karena ummat Islam yang mayoritas di negara ini. Lalu apa >> jadinya bangsa ini jika kemudian menjadi negara seks bebas no 2 juga di >> dunia? Tidak! Pertumbuhan populasi peseks bebas harus diredam. >> Sekurang-kurangnya grafik pertumbuhan yang menanjak harus dipatahkan dengan >> filosofi: kejahatan terjadi karena bertemunya niat dan kesempatan, bertemu >> ruas dengan buku. Jadi solusinya ialah: memperbaiki niat dan membuat >> mekanisme penghalang kesempatan. >> >> Memperbaiki niat dengan Firman Allah: >> -- WLA TQRBWA ALZNY ANH KAN FAhSyt WSAa SBYLA (S. BNY ASRAaYL, 17:32), >> dubaca: >> -- wala- taqrabuz zina- innahu- ka-na fa-hisyatan wasa-a sabi-lan, artinya: >> -- Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu keji dan jalan yang >> amat jahat. >> Dan membuat mekanisme penghalang kesempatan, yaitu Undang-Undang Anti >> Pornografi dan Pornoaksi dengan sanksi yang keras harus cepat-cepat >> disahkan. WaLlahu a'lamu bisshawab. >> >> *** Makassar, 18 Februari 2007 >> [H.Muh.Nur Abdurrahman] >> http://waii-hmna.blogspot.com/2007/02/766-seks-bebas-kondom-dan-hivaids.html >> ######################################################################################################### >> >> Data Komisi Penang gulangan AIDS (KPA) menunjukkan, tahun 1987 jumlah >> penderita AIDS masih lima kasus, dan hanya dalam rentang 10 tahun, bertambah >> menjadi 44 kasus. Tetapi sejak 2007, kasus AIDS tiba-tiba melonjak menjadi >> 2.947 dan periode Juni 2009, meningkat hingga delapan kali lipat menjadi >> 17.699 kasus. >> >> "Kasus HIV-AIDS di Indonesia ibarat gunung es. Yang terlihat itu hanya 10% >> dari jumlah kasus yang sebenarnya," kata Sekretaris KPA Nasional Nafsiah >> Mboi, di Jakarta, Kamis (12/11). KPA memprediksi, jumlah kasus HIV/AIDS >> sebenarnya mencapai 298.000 kasus. Padahal, jumlah yang dilaporkan untuk >> penderita AIDS hanya 18.442 dan kasus HIV+ sebanyak 28.260 kasus. Sehing ga, >> total penderita HIV/AIDS mencapai 46.702 kasus. >> >> Kematian akibat AIDS hingga Maret 2009 mencapai 3.492 orang. Diestimasikan, >> tahun 2014 akan terdapat 501.400 kasus HIV/AIDS. Penderita HIV/AIDS ini >> sudah terdapat di 32 provinsi dan 300 kabupa ten/kota. Penderita ditemukan >> terbanyak pada usia 15-29 tahun. Padahal, pengurangan kasus HIV/AIDS >> merupakan salah satu target Millennium Development Goals (MDG's). >> >> Nafsiah menegaskan, kencangnya peningkatan kasus HIV/AIDS sebagian besar >> diakibatkan penularan lewat hubungan seksual, selain juga melalui suntikan, >> transfusi dan sebagian kecil tertular karena kehamilan dan melalui pajanan >> saat bekerja. Pajanan adalah peristiwa yang menimbulkan risiko penularan. >> Pajanan ini ada tiga macam, yaitu pajanan di tempat kerja, yang biasanya >> menimpa petugas perawatan kesehatan. Peristiwa ini biasanya kecelakaan >> akibat tertusuk jarum suntik bekas pakai secara tidak sengaja pada petugas. >> Pajanan juga dapat terjadi dengan pisau bedah, atau jika darah atau cairan >> lain pasien terkena luka terbuka, atau mulut, hidung atau mata petugas atau >> orang lain. >> Kedua, pajanan akibat hubungan seks berisiko, misalnya bila kondom pecah >> atau lepas saat seorang Odha berhubungan seks dengan pasangan HIV-negatif. >> Terakhir, pajanan akibat perkosaan, di mana pemerkosa hampir pasti tidak >> memakai kondom. Tambahannya, jika hubungan seks terjadi secara paksa, yang >> sering disertai kekerasan, risikonya lebih tinggi. >> Karena itu, Nafsiah menekankan, penularan melalui hubungan seksual berisiko, >> harus dicegah. Seks berisiko bisa menyebabkan kehamilan yang tidak >> direncanakan dan memicu penularan HIV/AIDS. >> "Penggunaan kondom harus dilakukan untuk mencegah seks berisiko. Ini untuk >> melindungi diri sendiri, pasangan dan anak," tegas Nafsiah. >> >> Namun, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat >> Sugiri Syarief memaparkan, penggunaan kondom di Indonesia sangat rendah, >> hanya 1,3% dari total akseptor Keluarga Berencana (KB). Hal itu disebabkan >> ba nyak nya tentangan dari masya ra kat. Sebagian masyarakat menolak >> kampanye kondom untuk pencegahan HIV, dan kepedulian masyarakat terhadap >> kesehatan reproduksi sangat rendah. Belum lagi mitos dan stigma yang salah >> tentang kondom. >> "Hasil survei mengenai pengetahuan akseptor KB tentang kondom sangat tinggi, >> mencapai 76%, namun praktiknya sangat kecil," kata Sugiri. >> >> Nafsiah dan Sugiri menegaskan, harus ada tindakan nyata mencegah penularan >> HIV/AIDS. Kampanye penggunaan kondom secara terus-menerus harus dilakukan. >> KPA Nasional, BKKN dan DKT Indonesia juga akan menggelar Pekan Kondom >> Nasional pada 1-9 Desember 2009. KPA sering membagikan kondom gratis, namun >> disalahpahami oleh ma syarakat. "Seolah-olah kita ditu duh menyebarkan >> perzinahan dan seks bebas. Akibatnya, kita sering didemo," tutur Nafsiah. >> Thailand berhasil menurunkan kasus AIDS secara drastis, menyusul promosi >> kondom yang sangat gencar. Kasus HIV/AIDS berhasil ditekan dari 142.819 >> kasus, menjadi 23.676 kasus tahun 2003. Keberhasilan ini mendapat pujian >> internasional dan menjadi pembelajaran bagi negara lain. (naomi siagian) >> >> [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]