Pak HMNA..
emang kondom bisa nempel dengan sendirinya tanpa dipakaikan?
Mohon dibaca lagi titlenya Error in condom usage (improper use bla.. bla.. 
bla..)..
Memang salah satu tantangan adalah pemakaian yang tepat..

Lha mana referensi yang anda bilang punya pori sekian mikron tersebut..?
Yang selama ini saya temukan adalah: pemakaian kondom yang tepat dan konsisten 
(Kuncinya adalah TEPAT dan KONSISTEN) akan mengurangi risiko penularan hingga 
hampir 100%
coba googling atau kalau mau lebih ngilmiah.. search di medline. Medline adalah 
database penelitian kedokteran/kesehatan terbesar dan terpercaya secara global.

Kondom kok dibandingkan dengan ban motor.. be real pak.. :) 
ban motor tidak dirancang sebagai kondom dan kondom tidak dirancang sebagai ban 
motor..


salim,
Donnie


On Nov 16, 2009, at 9:18 AM, H. M. Nur Abdurahman wrote:

> 
> ----- Original Message ----- 
> From: "donnie damana" <donnie.dam...@gmail.com>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Sent: Monday, November 16, 2009 10:01
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Kasus AIDS Meningkat Tajam
> 
> Pak HMNA,
> 
> Bisa disebutkan referensi kondom punya pori sebesar itu... (selain referensi 
> dari pak dadang hawari.. atau minimal referensi yang dipakai pak dadang 
> hawari)?
> ####################################################################################################
> HMNA:
> Apa anda tidak baca dalam Seri 766, yang ini?:
> many visitors to a sexual health clinic report usage of condoms, which 
> appears to lead to a statistically significant increase risk of gonorrhea 
> among men, according to the results of a new study. More than 15 percent of 
> study participants had been diagnosed with either gonorrhea or chlamydia, 
> some both. [sumber: http://www.msnbc.msn.com/id/8974735]. Kalau kondom bisa 
> jebol oleh kuman gonorrhea, maka apa susahnya bagi virus yang ukurannya jauh 
> lebih kecil dari kuman, untuk menjebol. 
> ######################################################################################################
> 
> Pernah eksperimen mengisi kondom dengan air tidak? kira-kira berapa lama yah 
> air yang ada dalam kondom habis? soalnya molekul air lebih kecil dari seekor 
> virus..
> ################################################################################################
> HMNA:
> Pernah perhatikan ban sepeda, motor, mobil anda? Mengapa kok anda selama 
> beberapa waktu pergi ke pinggir jalam berurusan dengan tukang pompa ban? Itu 
> ban mobil anda tidak bocor, tetapi kempes ? Coba simpan ban sepeda anak anda 
> lama-lama, insya-Allah itu akan kempes sekempes-kempesnya, alias semua udara 
> di dalamnya habis sehabis-habisnya !!!
> #################################################################################################.
> > 
> > Donnie
> > On Nov 15, 2009, at 6:05 AM, H. M. Nur Abdurahman wrote:
> > 
> >> 
> >> ----- Original Message ----- 
> >> From: "sunny" <am...@tele2.se>
> >> To: <Undisclosed-Recipient:;>
> >> Sent: Sunday, November 15, 2009 03:43
> >> Subject: [wanita-muslimah] Kasus AIDS Meningkat Tajam
> >> 
> >> Refleksi : Aids di Papua mungkin lebih hebat lagi. Silahkan lihat : 
> >> 
> >> http://english.aljazeera.net/programmes/101east/2008/11/200811314399310873.html
> >>  
> >> 
> >> http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/kasus-aids-meningkat-tajam/
> >> 
> >> Jumat, 13 November 2009 14:01 
> >> Kasus AIDS Meningkat Tajam
> >> 
> >> Jakarta - Kasus AIDS di Indonesia kian mengerikan, seiring dengan 
> >> jumlahnya yang meningkat tajam setiap tahun. Hingga periode September 
> >> 2009, jumlah kasus AIDS yang dilaporkan mencapai 18.442 kasus. 
> >> #################################################################################################################
> >> HMNA:
> >> Salah satu penyebab meningkatnya jumlah penderita AIDS, karena kampanye 
> >> pemakaian kondom. Orang berani berseks liar/bebas karena merasa aman, 
> >> padahal virus yang jenis HIV lebih kecil dari pori-pori kondom, jadi itu 
> >> HIV sangat mudah menerobos masuk. Pemakai kondom merasa aman, padahal 
> >> tidak aman. Silakan simak Seri 766 di bawah
> >> Salam
> >> *************************************************************************************
> >> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
> >> 
> >> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> >> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> >> 766. Seks Bebas, Kondom dan HIV/AIDS
> >> 
> >> Hasil survei yang dilakukan oleh Annisa Fondation baru-baru ini cukup 
> >> mengejutkan karena 42,3 persen pelajar perempuan telah melakukan hubungan 
> >> seks pra-nikah. Siaran pers Annisa Foundation, sebuah lembaga independen 
> >> yang bergerak dibidang kemanusian dan kesejahteraan gender, menerangkan 
> >> sebanyak 42,3 persen pelajar di Cianjur sudah hilang keperawanannya saat 
> >> duduk di bangku sekolah. Yang lebih memprihatinkan, di antara responden 
> >> mengaku melakukan hubungan seks tanpa ada paksaan atau atas dasar suka 
> >> sama suka karena kebutuhan. Beberapa responden mengaku melakukan hubungan 
> >> seks dengan lebih dari satu pasangan dan tidak bersifat komersil. Direktur 
> >> Annisa Foundation, Laila Sukmadevi, dalam siaran pers itu mengatakan, 
> >> penelitian dilakukan selama enam bulan mulai Juli hingga Desember 2006 
> >> dengan melibatkan sekitar 412 responden yang berasal dari 13 SMP dan SMA 
> >> negeri maupun swasta di Cianjur dan Cipanas. Disebutkan Laila, berdasarkan 
> >> hasil survei, total responden yang belum pernah melakukan kegiatan seks 
> >> berpasangan hanya 18,3 persen. Sedangkan lebih dari 60 persen telah 
> >> melakukan kegiatan seks berpasangan. Dari jumlah itu 12 persen menggunakan 
> >> metode coitus interuptus (meludah keluar jendela) dan selebihnya pilih 
> >> alat kontrasepsi, yaitu kondom yang dijual bebas di pasaran.
> >> 
> >> Seks pra-nikah adalah gaya pelembut (euphemism) dari seks bebas. 
> >> Sebenarnya ada hal yang pantas dilembutkan, namun ada pula yang tidak 
> >> pantas, termasuk di antaranya seks bebas itu. Juga seperti misalnya PSK 
> >> pekerja seks komersiel untuk pelacur serta kata-kata lainnya yang 
> >> menunjukkan perbuatan ataupun status yang hina lainnya. Biarkanlah semua 
> >> kata-kata yang menunjukkan kehinaan itu tidak dilembutkan. Gaya lembut 
> >> jangan dibiarkan iiberal, semua ada batasnya. Demikianlah sekarang ini 
> >> masyarakat digiring ke arah rasa bahasa bernuansa tidak enak mengenai kata 
> >> "keras", bahwa keras itu tidak baik, sehingga kata-kata itu perlu 
> >> dilembutkan, sebab keras itu tidak baik. Tidak boleh menghukum anak dengan 
> >> pukulan, karena itu keras, itu tidak baik. Dalam hal ilmu logam keras itu 
> >> baik. Dalam Syari'at kita disuruh menghukum dengan pukulan jika anak kita 
> >> sudah berumur sepuluh tahun malas shalat. Pukulan mendidik menurut 
> >> Syari'at itu jangan disamakan dengan menganiaya. Pukulan mendidik menurut 
> >> Syari'at itu terasa sakit tetapi tidak berbahaya, seperti misalnya telapak 
> >> tangan, betis, dipukul pakai mistar, atau daun telinga dipiting bagian 
> >> atasnya, jangan bagian bawah. Pukulan yang tidak menurut Syari'at adalah 
> >> pukulan yang menganiaya yang menyebabkan anak cedera, dan itu bisa 
> >> ditangkap dengan tuduhan melanggar Undang-Undang Perlindungan Terhadap 
> >> Anak. Lihatlah akibatnya metode pendidikan yang menganggap menghukum 
> >> dengan pukulan itu tidak baik, karena itu keras, lalu apa hasilnya? 
> >> Anak-anak menjadi liberal, kurang ajar terhadap orang tua dan gurunya, 
> >> bahkan perilaku yang liberal berupa bernakoba dan berseks bebas yang 
> >> semakin buas di negeri ini, seperti dijelaskan di atas.
> >> 
> >> Hasil pendidikan bergaya lembut yang menghasilkan perilaku liberal itu 
> >> ibarat tanaman yang diberi pupuk berupa bacaan sampah pornografi dan 
> >> tayangan erotis pornoaksi yang menimbulkan hasrat nafsu hewani, serta 
> >> disiram air berupa kondom yang menimbulkan rasa aman dan berani untuk 
> >> berbuat hina berseks bebas, ditambah pula lagi dengan pendidikan seks yang 
> >> menyebabkan para ABG itu tergiur untuk mencobanya, melupakan bahaya yang 
> >> timbul akibat berseks bebas itu. Tujuan pendidikan seks itu maksudnya 
> >> baik, tetapi tidaklah semua maksud baik itu akan membawa kebaikan pula 
> >> bagi ABG, yang dalam masa panca roba, masih bergolak dorongan ingin 
> >> mencoba, risikonya itu perkara belakangan. 
> >> 
> >> Seks bebas dan narkoba adalah dua sejoli dalam menyebarkan HIV. Mengapa? 
> >> Karena baik seks bebas maupun narkoba masing-masing pakai mekanisme jarum 
> >> suntik. Pada seks bebas jarum suntiknya tumpul sedangkan pada narkoba ada 
> >> yang pakai jarum suntik yang runcing. Namun ada bedanya, yaitu jarum 
> >> suntik yang tumpul "katanya" ada alat proteksi yang disebut kondom, 
> >> sedangkan jarum suntik yang runcing tidak ada proteksinya. Saya beri tanda 
> >> kutip "katanya" karena kondom itu tidak menjamin sebagai alat proteksi 
> >> terhadap HIV. Mengapa? 
> >> -- Pertama, many visitors to a sexual health clinic report usage of 
> >> condoms, which appears to lead to a statistically significant increase 
> >> risk of gonorrhea among men, according to the results of a new study. More 
> >> than 15 percent of study participants had been diagnosed with either 
> >> gonorrhea or chlamydia, some both. [sumber: 
> >> http://www.msnbc.msn.com/id/8974735]. Kalau kondom bisa jebol oleh kuman 
> >> gonorrhea, maka apa susahnya bagi virus yang ukurannya jauh lebih kecil 
> >> dari kuman, untuk menjebol. 
> >> -- Kedua, ini lebih meyakinkan lagi tidak amannya proteksi berkondom 
> >> dilihat dari segi teknologi kondom yang terbuat dari karet lateks, di mana 
> >> pori-pori karet lateks itu berdiameter 0,003mm, sedangkan ukuran virus 
> >> jenis HIV diameternya 0,000001mm. Perbandingan keduanya adalah seperti 
> >> pintu gerbang yang besar dengan seekor tikus. Logikanya "tikus" dengan 
> >> sangat mudah bisa mondar-mandir di pintu gerbang yang sangat besar itu 
> >> tanpa halangan sedikitpun.
> >> 
> >> Alhasil, kondom tidaklah aman sebagai alat proteksi. Bangsa ini sudah 
> >> babak belur dengan citra negara terkorup no 2. Dan itu semua di alamatkan 
> >> kepada ummat Islam, karena ummat Islam yang mayoritas di negara ini. Lalu 
> >> apa jadinya bangsa ini jika kemudian menjadi negara seks bebas no 2 juga 
> >> di dunia? Tidak! Pertumbuhan populasi peseks bebas harus diredam. 
> >> Sekurang-kurangnya grafik pertumbuhan yang menanjak harus dipatahkan 
> >> dengan filosofi: kejahatan terjadi karena bertemunya niat dan kesempatan, 
> >> bertemu ruas dengan buku. Jadi solusinya ialah: memperbaiki niat dan 
> >> membuat mekanisme penghalang kesempatan.
> >> 
> >> Memperbaiki niat dengan Firman Allah: 
> >> -- WLA TQRBWA ALZNY ANH KAN FAhSyt WSAa SBYLA (S. BNY ASRAaYL, 17:32), 
> >> dubaca: 
> >> -- wala- taqrabuz zina- innahu- ka-na fa-hisyatan wasa-a sabi-lan, artinya:
> >> -- Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu keji dan jalan 
> >> yang amat jahat.
> >> Dan membuat mekanisme penghalang kesempatan, yaitu Undang-Undang Anti 
> >> Pornografi dan Pornoaksi dengan sanksi yang keras harus cepat-cepat 
> >> disahkan. WaLlahu a'lamu bisshawab.
> >> 
> >> *** Makassar, 18 Februari 2007
> >> [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> >> http://waii-hmna.blogspot.com/2007/02/766-seks-bebas-kondom-dan-hivaids.html
> >> #########################################################################################################
> >> 
> >> Data Komisi Penang gulangan AIDS (KPA) menunjukkan, tahun 1987 jumlah 
> >> penderita AIDS masih lima kasus, dan hanya dalam rentang 10 tahun, 
> >> bertambah menjadi 44 kasus. Tetapi sejak 2007, kasus AIDS tiba-tiba 
> >> melonjak menjadi 2.947 dan periode Juni 2009, meningkat hingga delapan 
> >> kali lipat menjadi 17.699 kasus. 
> >> 
> >> "Kasus HIV-AIDS di Indonesia ibarat gunung es. Yang terlihat itu hanya 10% 
> >> dari jumlah kasus yang sebenarnya," kata Sekretaris KPA Nasional Nafsiah 
> >> Mboi, di Jakarta, Kamis (12/11). KPA memprediksi, jumlah kasus HIV/AIDS 
> >> sebenarnya mencapai 298.000 kasus. Padahal, jumlah yang dilaporkan untuk 
> >> penderita AIDS hanya 18.442 dan kasus HIV+ sebanyak 28.260 kasus. Sehing 
> >> ga, total penderita HIV/AIDS mencapai 46.702 kasus. 
> >> 
> >> Kematian akibat AIDS hingga Maret 2009 mencapai 3.492 orang. 
> >> Diestimasikan, tahun 2014 akan terdapat 501.400 kasus HIV/AIDS. Penderita 
> >> HIV/AIDS ini sudah terdapat di 32 provinsi dan 300 kabupa ten/kota. 
> >> Penderita ditemukan terbanyak pada usia 15-29 tahun. Padahal, pengurangan 
> >> kasus HIV/AIDS merupakan salah satu target Millennium Development Goals 
> >> (MDG's). 
> >> 
> >> Nafsiah menegaskan, kencangnya peningkatan kasus HIV/AIDS sebagian besar 
> >> diakibatkan penularan lewat hubungan seksual, selain juga melalui 
> >> suntikan, transfusi dan sebagian kecil tertular karena kehamilan dan 
> >> melalui pajanan saat bekerja. Pajanan adalah peristiwa yang menimbulkan 
> >> risiko penularan. Pajanan ini ada tiga macam, yaitu pajanan di tempat 
> >> kerja, yang biasanya menimpa petugas perawatan kesehatan. Peristiwa ini 
> >> biasanya kecelakaan akibat tertusuk jarum suntik bekas pakai secara tidak 
> >> sengaja pada petugas. Pajanan juga dapat terjadi dengan pisau bedah, atau 
> >> jika darah atau cairan lain pasien terkena luka terbuka, atau mulut, 
> >> hidung atau mata petugas atau orang lain.
> >> Kedua, pajanan akibat hubungan seks berisiko, misalnya bila kondom pecah 
> >> atau lepas saat seorang Odha berhubungan seks dengan pasangan HIV-negatif. 
> >> Terakhir, pajanan akibat perkosaan, di mana pemerkosa hampir pasti tidak 
> >> memakai kondom. Tambahannya, jika hubungan seks terjadi secara paksa, yang 
> >> sering disertai kekerasan, risikonya lebih tinggi.
> >> Karena itu, Nafsiah menekankan, penularan melalui hubungan seksual 
> >> berisiko, harus dicegah. Seks berisiko bisa menyebabkan kehamilan yang 
> >> tidak direncanakan dan memicu penularan HIV/AIDS. 
> >> "Penggunaan kondom harus dilakukan untuk mencegah seks berisiko. Ini untuk 
> >> melindungi diri sendiri, pasangan dan anak," tegas Nafsiah. 
> >> 
> >> Namun, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat 
> >> Sugiri Syarief memaparkan, penggunaan kondom di Indonesia sangat rendah, 
> >> hanya 1,3% dari total akseptor Keluarga Berencana (KB). Hal itu disebabkan 
> >> ba nyak nya tentangan dari masya ra kat. Sebagian masyarakat menolak 
> >> kampanye kondom untuk pencegahan HIV, dan kepedulian masyarakat terhadap 
> >> kesehatan reproduksi sangat rendah. Belum lagi mitos dan stigma yang salah 
> >> tentang kondom. 
> >> "Hasil survei mengenai pengetahuan akseptor KB tentang kondom sangat 
> >> tinggi, mencapai 76%, namun praktiknya sangat kecil," kata Sugiri. 
> >> 
> >> Nafsiah dan Sugiri menegaskan, harus ada tindakan nyata mencegah penularan 
> >> HIV/AIDS. Kampanye penggunaan kondom secara terus-menerus harus dilakukan. 
> >> KPA Nasional, BKKN dan DKT Indonesia juga akan menggelar Pekan Kondom 
> >> Nasional pada 1-9 Desember 2009. KPA sering membagikan kondom gratis, 
> >> namun disalahpahami oleh ma syarakat. "Seolah-olah kita ditu duh 
> >> menyebarkan perzinahan dan seks bebas. Akibatnya, kita sering didemo," 
> >> tutur Nafsiah. 
> >> Thailand berhasil menurunkan kasus AIDS secara drastis, menyusul promosi 
> >> kondom yang sangat gencar. Kasus HIV/AIDS berhasil ditekan dari 142.819 
> >> kasus, menjadi 23.676 kasus tahun 2003. Keberhasilan ini mendapat pujian 
> >> internasional dan menjadi pembelajaran bagi negara lain. (naomi siagian)
> >> 
> >> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke