http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009120522062713

      Minggu, 6 Desember 2009 
     
      BURAS 
     
     
     
Hak Angket, Kecelakaan Sejarah! 

       
      H. Bambang Eka Wijaya



      "DARI waktu ke waktu, penggunaan hak angket DPR cuma berujung menjadi 
kecelakaan sejarah! Pansus selalu gagal menembus tembok kekuasaan untuk 
mendapatkan dan mengurai informasi kepada rakyat, boro-boro menyeret pihak yang 
harus bertanggung jawab!" ujar Umar. "Padahal, setiap masalah diangkat DPR ke 
penggunaan hak angket sangat telak menggerogoti kehidupan negara-bangsa! 
Contohnya, masalah BLBI terkait pengurasan uang negara Rp6,7 triliun lebih! 
Lalu masalah BBM, dari pengekspor jadi pengimpor dan dengan kekayaan perut bumi 
yang berlimpah, BBM malah jadi pos terbesar pengeluaran APBN!"

      "Bertolak dari 'tradisi' warisan sejarah itu, bukan mustahil jika 
akhirnya hak angket Century Gate mengalami nasib sama!" sambut Amir. "Siapa 
bisa melawan arus sejarah?"

      "Apa pokok masalahnya hingga sejarah berjalan begitu konstan?" kejar Umar.

      "Karena kekuasaan berakar demikian kokoh di legislatif, sehingga meski 
legislatif pernah terlihat sangar, sebenarnya tetap praktis jadi subordinat 
eksekutif!" tegas Amir. "Itu penyebab, sekalipun legislatif menggunakan senjata 
pamungkas yang dimilikinya, akan selalu dengan mudah dijinakkan! Akibatnya, 
harapan rakyat mendapatkan sekadar informasi terkait kasus yang 
menyengsarakannya, tak kunjung terpenuhi--apalagi terpuaskan!"

      "Begitu rupanya, pantas konsekuensinya langsung menerpa, ketidakpercayaan 
rakyat kepada DPR terus membesar!" timpal Umar. "Sayang! Padahal, dengan hak 
angket Century Gate ini kepercayaan rakyat kepada DPR mulai tumbuh kembali! 
Kalau nasib hak angket Century Gate sampai mengulang kecelakaan sejarah, 
kepercayaan rakyat pada DPR bisa habis tanpa sisa!"

      "Gejala itu langsung terlihat begitu Pansus Hak Angket Century Gate 
selesai memilih pimpinan!" tegas Amir. "Massa pendukung hak angket--aktivis dan 
mahasiswa--yang hadir di gedung DPR protes, penumpang gelap dipilih jadi sopir 
tembak hak angket!

      Hak angket mirip angkot, jika dibawa sopir tembak pasti angkot 
odong-odong! Kalau angkot bagus, sopirnya dipilih yang terpercaya!"

      "Kenapa orang dan partai yang berkuasa berganti, tapi sejarah berulang 
dengan watak keuasaan yang sama pada setiap hak angket?" kejar Umar.

      "Ternyata watak kekuasaan yang selalu standar, meski orang dan partai 
silih-berganti memegang tampuk!" tegas Amir. "Jadi kekuasaan yang selalu 
berhasil membuat legislatif jadi tirani mayoritas! Dengan itu, fungsi hak 
angket bukan membuka penyimpangan praktek kekuasaan, melainkan justru menjadi 
justifikator--harus menghasilkan pembenaran pada penguasa! Maka itu, sedahsyat 
apa pun gerakan rakyat di jalanan dan dunia maya, di jalur formal publik 
silakan gigit jari! Penguasa selalu menang dari yang dikuasai--kecelakaan 
sejarah hak angket pun selalu terjadi! Angkot hak angket diberi sopir tembak, 
rodanya digembosi pula!"
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke