----- Original Message ----- 
From: "Wikan Danar Sunindyo" <wikan.da...@gmail.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, February 03, 2010 01:37
Subject: Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

sebagian umat islam sekarang memang tidak pernah belajar sejarah
tentang dunia dan dunia islam
selalu melompat ke masa nabi, tanpa pernah belajar bagaimana dari masa
nabi, umat bertransformasi seperti saat ini, apa sebab umat islam
menjadi di belakang umat-umat lain dan sebagainya. selalu saja yang
dijadikan alasan dan jawaban pembenaran adalah karena meninggalkan Al
Quran dan sunnah. Sementara tafsir pada jaman setelah Nabi begitu
berkembang pesat, ulama jaman sekarang malah membekukan tafsir di masa
lampau. Wajar saja jika banyak yang tidak sinkron dengan masa sekarang
di mana perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan begitu pesat.

Intinya sih, jangan biarkan ilmu itu membeku terhadap waktu. Islam itu
diturunkan untuk umat sampai akhir jaman, artinya ya selalu bisa
relevan dengan umat. Nah, bagaimana ulama bisa mengadopsi perkembangan
jaman supaya tidak ketinggalan? Ini yang jadi PR bersama umat Islam.
###########################################################################################################
HMNA:
Sudah baca tafsir Al-Misbah-nya Prof HM Quraisy Syihab?
Dan selanjutnya 3 buah contoh dari Serial Wahyu dan Akal - Iman dan Ilmu
*************************
BISMILLAHIRRAHMA-NIRRAHIYM
 
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[kOLOM tETAP hARIAN fAJAR]
768. Surah Ath-Thaariq, 1-3
 
Sudah lama kita tidak menengadah, melihat ke atas ke bola langit, maka kita 
tinggalkan dahulu bumi yang hiruk-pikuk ini. Marilah kita bertamasya ke bola 
langit. Maka dengarlah, bacalah Firman Allah SWT:
-- W ALSMAa W ALThARQ . WMA ADRK MA ALThARQ . ALNJM ALTsAQB (S. ALThARQ, 
86:1-2), dibaca:
-- was sama-i wath tha-riq  .  wa ma- adra-ka math thariq  .  annajmuts tsa-qib 
(tanda - dipanjangkan membacanya)
 
Wa dalam permulaan ayat diikuti oleh kata yang bunyi akhirnya dikasrah (seperti 
dalam huruf Latin konsonan yang mendapat i) , itu menyatakan sebuah sumpah, 
namun tidak cocok untuk dibahasa-Indonesiakan dengan "demi". Sebab dalam bahasa 
Indonesia "demi" itu menyatakan penguatan yang ditumpukan kepada sesuatu yang 
lebih "tinggi" dari yang bersumpah. Yang bersumpah dalam ayat ini adalah Allah, 
Yang A'lay, Yang Maha Tinggi, jadi dalam hal ini Wa bermakna penegasan, 
sehingga Wa tidak cocok di-Indonesia-kan dengan "demi", melainkan 
"perhatikanlah". Maka ayat (86:1-3) berarti:
-- Perhatikanlah (benda-benda) langit dan perhatikanlah ath-Thaariq . Tahukah 
kamu apakah ath-Thaariq? . Itulah bintang ats-Tsaaqib.
 
Ath-Thaariq dan ats-Tsaaqib belum diterjemahkan. Kata "Thaariq," berasal dari 
akar kata [Tha-Ra-Qaf], yang makna dasarnya adalah memukul dengan cukup keras 
untuk menimbulkan bunyi/getaran yang berdenyut. Makna turunannya adalah "yang 
datang pada malam hari", oleh karena orang yang datang pada malam hari biasanya 
mendapati pintu yang sedang terkunci, lalu pintu itu diketuk yang menimbulkan 
bunyi/getaran yang berdenyut. Kata "Tsaaqib"  berasal dari akar kata 
[Tsa-Qaf-Ba], yang makna dasarnya cemerlang. Makna turunannya menembus, karena 
cahaya cemerlang itu, seperti sinar laser menembus kegelapan malam.
 
Dalam Seri 343 telah dikemukakan klasifikasi benda-benda langit berdasar atas 
kriteria menurut Al-Quran, yang berbeda dengan kriteria menurut ilmu falak 
(astronnomi) kontemporer. Dalam Seri 343 dikemukakan bahwa menurut Al-Quran 
klasifikasi bintang-bintang berdasar atas jarak, keadaan fisik dan penggugusan. 
Dengan klasifikasi tersebut, bintang-bintang itu dibedakan dalam: tiga jenis 
bintang yaitu: kawkabun, najmun dan buruwjun. Seperti diketahui klasifikasi 
bintang-bintang menurut astronomi kontemporer berdasar atas kriteria geraknya, 
sehingga jenis bintang-bintang dibedakan dalam: bintang-bintang tetap dan 
planet. Padahal menurut S.Al Anbiyaa 33 dan S.Yasin  40, artinya saja 
dituliskan: semuanya 
berenang dalam jalurnya, dan menurut hasil observasi memang tidak ada 
benda-benda langit yang diam. Sehingga klasifikasi bintang-bintang berdasar 
atas geraknya sudah ketinggalan kereta api kemajuan hasil observasi.
 
Dalam Seri 343 telah dikemukakan benda-benda langit itu secara lengkap seperti 
berikut:
 
1. Kawa-kibun:               
Utarid (Merkuri),             
Kejora (bintang Timur, Venus), 
Bumi,                               
Marikh (Mars),                       
Mustari (Jupiter),                  
Zuhal (Saturnus),                    
Uranus,                            
Neptunus,                           
Pluto,                             
komet,
planetoid (astroid), meteor
 
2. Nujuwmun:
bintang-bintang tunggal, 
bintang-bintang kembar, 
bintang-bintang raksasa,
bintang-bintang redup (kerdil) dan pulsar (bintang bersenyut),
lubang-lubang hitam (black holes)
 
3. Burujun:
galaxy,
cluster 
 
4. Dukhan (fluida interstellair), dll yang manusia belum dapat dan belum sempat 
mengenalnya. 
 
Adapun pembahasan ayat (86:1-3) difokuskan pada arti dasar "Thaariq", yaitu 
memukul dengan cukup keras untuk menimbulkan bunyi/getaran yang berdenyut dan 
"Tsaaqib", yaitu cemerlang. Silakan dilihat dalam perincian Nujumun ada yang 
disebut bintang-bintang raksasa, pulsar dan lubang hitam. Akan dipergunakan 
hasil observasi sebagai ilmu bantu untuk menjelaskan ayat (86:1-3). 
 
Bintang-bintang biru yang merupakan julukan bagi deret kelompok bintang raksasa 
yang massanya lebih besar dari 1,4 kali massa matahari, yang telah menghabiskan 
seluruh bahan bakarnya ambruk hancur ke dalam dirinya, mengalami keruntuhan 
gravitasi menghasilkan ledakan dahsyat yang disebut supernova dengan 
peningkatan kecemerlangan cahaya hingga miliaran kali cahaya bintang biasa, 
yang kemudian "memperanakkan" dua jenis benda langit, yaitu pulsar dan lubang 
hitam tersebut. 
 
Melalui penelitian oleh Jocelyn Bell Burnell, di Universitas Cambridge pada 
tahun 1967, sinyal elektromagnet yang terpancar secara teratur ditemukan. 
Namun, hingga saat itu belumlah diketahui bahwa terdapat benda langit yang 
berkemungkinan menjadi sumber getaran atau denyut/detak teratur yang agak mirip 
pada jantung. Para pakar astronomi menyatakan bahwa, ketika materi menjadi 
semakin rapat di bagian inti karena perputarannya mengelilingi sumbunya 
sendiri, medan magnet bintang tersebut juga menjadi semakin kuat, sehingga 
memunculkan sebuah medan magnet pada kutub-kutubnya sebesar 1 triliun kali 
lebih kuat dari yang dimiliki Bumi. Sebuah benda yang berputar sedemikian cepat 
dan dengan medan magnet yang sedemikian kuat memancarkan berkas-berkas sinar 
yang terdiri dari gelombang-gelombang elektromagnet yang sangat kuat berbentuk 
kerucut di setiap putarannya. Tak lama kemudian, dapat diobservasi bahwa sumber 
sinyal-sinyal ini adalah perputaran cepat dari bintang-bintang  yang disebut 
pulsar tersebut. Sejumlah pulsar berputar 600 kali per detik. Pulsar berputar 
pada sumbunya sendiri dengan sangat cepat. Telah dihitung bahwa terdapat lebih 
dari 500 pulsar di galaksi Milky Way (Kabut Susu), yang di dalamnya terdapat 
Tata-Surya kita. Pulsar itu dikenal pula dengan nama bintang neutron.
 
Lubang hitam itu mempunyai kerapatan tak terhingga serta medan magnet yang amat 
kuat. Kita tidak mampu melihat lubang hitam dengan teropong terkuat sekalipun, 
sebab tarikan gravitasi lubang hitam tersebut sedemikian kuatnya. Bahkan, 
cahaya pun tidak mampu melepaskan diri darinya. Di dalam kaidah fisika, besaran 
gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak menurut rumus:
F = ยต 1/r^2. 
Dari rumus tsb dapat difahami mengapa lubang hitam mempunyai gaya gravitasi 
yang sangat dahsyat. Dengan nilai r yang makin kecil atau mendekati nol, gaya 
gravitasi akan menjadi tak hingga besarnya. Materi pembentuk lubang hitam 
mengalami pengerutan yang tidak dapat mencegah apapun darinya. Lubang hitam 
menjadi sangat mampat sampai menjadi suatu titik massa yang kerapatannya tidak 
terhingga, yang disebut singularitas.
 
Jadi ayat [86:1-3] terjemahannya spb;
Perhatikanlah (benda-benda) langit dan perhatikanlah pulsar yaitu bintang 
neutron yang datang pada malam hari . Tahukah kamu apakah pulsar atau bintang 
neutron yang datang pada malam hari itu? . Itulah bintang yang terjadi melalui 
ledakan supernova yang cemerlang yang menembus kegelapan malam.
 
WaLlahu a'lamu bishshawab.
 
*** Makassar, 4 Maret 2007
   [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2007/03/768-s-ath-thaariq-1-3.html

================

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
 
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
892. Mengkaji S.Al-Muluk ayat 19

Ta'ziah untuk semua penduduk di front terdepan pesisir Sumatera Barat, 
Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Painan dan 
Ranah Minang yang lain, serta Kabupaten Kerinci dan daerah Jambi selebihnya, 
yang mengalami musibah gempa bumi (gampo), semoga Allah memberikan rahmat 
kesabaran atas segala ujianNya bagi yang masih hidup, dan mati syahid bagi 
mereka yang ditimpa musibah dalam keadaan tidak bermaksiyat, serta yang 
mendapat cedera, ingatlah Hadits ini: Tidak ada seorang muslim pun yang ditimpa 
gangguan semacam tusukan duri atau yang lebih berat daripada itu melainkan 
dengan ujian itu Allah SWT menghapuskan perbuatan buruknya serta digugurkan 
dosa-dosanya sebagai mana pohon kayu menggugurkan daun-daunnya. [HR Bukhari dan 
Muslim].  

***

-- AW  LM  YRWA  ILY ALThYR FWQHM ShFT  W YQBDhN,  (S. AL MLK, 
67:19),  dibaca: 
-- awa lam yaraw ilath thayri fawqahum sha-ffa-tin wa yaqbidhna, artinya: 
-- Tidakkah mereka melihat kepada burung  di atas mereka berbaris-baris dan 
menguncupkan.

Ada dua hal yang menggelitik kita untuk mengkaji ayat (67:19) tersebut.
Pertama, Allah menyuruh kita memperhatikan burung yang bersaf-saf, artinya yang 
sedang terbang melaju, karena burung yang sedang bertengger di atas pohon tidak 
bisa bersaf-saf.
Kedua, ada keanehan, bahkan tampaknya bertentangan, yaitu bagaimana bisa 
disinergikan burung yang sedang terbang melaju sambil bertengger di atas pohon. 
Kata yaqbidhna berbentuk mutsanna. Seperti diketahui dalam bahasa Arab ada tiga 
tingkat kata-kata: mufrad (singular), mutsanna (dual) dan jama' (plural, tiga 
ke atas). Jadi yaqbidhna, burung itu menguncupkan dua sayap, dan itu artinya 
sedang bertengger. 

Marilah kita kaji kedua hal tersebut.
Pertama, Allah menyuruh kita memperhatikan burung yang bersaf-saf, jadi tentu 
ada yang spesifik dalam hal ini. Kalau kita tinggal di bagian permukaan bumi 
yang mempunyai 4 musim, maka pada musim gugur akan terlihat rombongan angsa 
terbang ke arah selatan bersaf-saf dalam formasi "V" untuk menghindari musim 
dingin. Ada beberapa fakta ilmiah tentang hal rombongan angsa tersebut terbang 
dengan formasi "V". Setiap burung yang terbang akan bersusah-payah untuk 
menembus dinding udara di depannya. Dalam formasi "V", maka setiap burung 
memberikan "daya dukung" bagi burung yang terbang dibelakangnya. Ini terjadi 
karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah-payah untuk 
menembus dinding udara di depannya. Dengan terbang dalam formasi "V", seluruh 
kawanan angsa dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh dari pada kalau 
setiap burung terbang sendirian. Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi 
rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat 
ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung 
yang diberikan burung didepannya. Ini pelajaran bagi manusia, bahwa orang-orang 
yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi dalam 
komunitas, maka komunitas itu dapat mencapai tujuan dengan lebih cepat dan 
lebih mudah. Kalau kita memiliki cukup logika umum seperti seekor angsa, kita 
akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan. Kita akan mau 
menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Lebih sulit untuk 
melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama. Jadi bukan 
sama-sama bekerja sendiri-sendiri, melainkan bekerja sama dengan saling 
mendorong dan mendukung satu dengan yang lain. 

Ketika angsa pemimpin yang terbang paling depan menjadi lelah, ia terbang 
memutar ke belakang formasi, dan angsa lain di belakangnya  akan terbang 
menggantikan posisinya. Seorang imam yang merasa tidak sanggup lagi memimpin 
shalat, dia minggir untuk digantikan oleh ma'mum di belakangnya. Dalam 
konstruksi mesjid, pada bahagian mihrab harus ada pintu. Maksudnya pintu itu 
antara lain khusus disediakan bagi imam untuk keluar masjid pergi beristirahat, 
dan kalau masih sanggup shalat akan menjadi makmum, anggota jama'ah. Saya 
teringat sebuah peristiwa bertahun-tahun yang silam. Kejadiannya dalam bulan 
Rajab. Allahu yarham H.AbdulGhani, imam tetap Masjid Syura waktu itu sedang 
mengimami shalat Maghrib. Sementara membaca pangumpu' beliau diserang batuk. 
Beliau lalu menyingkir ke samping, lalu Allahu yarham H.Sulthan BM, maju ke 
depan melanjutkan mengimami shalat Maghrib, bacaan pangumpu' disambung dan 
gerak shalat diteruskan. 

Angsa pemimpin yang terbang paling depan menjadi lelah ini memberi pelajaran 
kepada manusia, bahwa seorang pemimpin, samada itu ketua organisasi formal 
seperti presiden, gubernur, bupati dst ke bawah ataupun ketua organisasi swasta 
seperti ketua partai dan ketua organisasi sosial, untuk tidak terlalu berambisi 
menjadi "oppoq", alias menjabat ulang. Lihatlah 2 orang tokoh nasional: Habibie 
dan JK, yang tidak berambisi untuk oppoq menjadi Presiden RI dan Ketua Golkar. 
Yang penting, setiap pemimpin selalu menjaga tujuan organisasi agar tidak 
menyimpang dari tujuan yang telah disepakai bersama dalam komunitas, seperti 
formasi angsa yang terbang ke selatan, untuk menghindari musim dingin. menuju 
baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafuwr, tempat bermukim yang sejahtera dan 
mendapat maghfirah dari Yang Maha Pemelihara.

Untuk bahasan butir kedua, diminta pembaca bersabar hingga pekan mendatang. 
WaLlah a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 11 Oktober 2009 
      [H.M.Nur Abdurrahman
http://waii-hmna.blogspot.com/2009/10/892-mengkaji-sal-muluk-ayat-19.html

=======================

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
 
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
893. Kinerja Terbang

-- AW  LM  YRWA  ILY ALThYR FWQHM ShFT  W YQBDhN,  (S. AL MLK, 67:19),  dibaca: 
-- awa lam yaraw ilath thayri fawqahum sha-ffa-tin wa yaqbidhna, artinya: 
-- Tidakkah mereka melihat kepada burung  di atas mereka berbaris-baris dan 
menguncupkan.

Ada dua hal yang menggelitik kita untuk mengkaji ayat (67:19) tersebut.
Pertama, Allah menyuruh kita memperhatikan burung yang bersaf-saf, artinya yang 
sedang terbang melaju, karena burung yang sedang bertengger di atas pohon tidak 
bisa bersaf-saf.
Kedua, ada keanehan, bahkan tampaknya bertentangan, yaitu bagaimana bisa 
disinergikan burung yang sedang terbang melaju sambil bertengger di atas pohon. 
Kata yaqbidhna berbentuk mutsanna. Seperti diketahui dalam bahasa Arab ada tiga 
tingkat kata-kata: mufrad (singular), mutsanna (dual) dan jama' (plural, tiga 
ke atas). Jadi yaqbidhna, burung itu menguncupkan dua sayap, dan itu artinya 
sedang bertengger.

Butir pertama telah dibahas dalam Seri 892 ybl; kini gilirannya membahas butir 
kedua. 

Butir kedua menyangkut kinerja terbang. Hingga kini walaupun teknologi pesawat 
terbang sudah demikian canggihnya, namun masih kalah dibandingkan dengan 
burung. Dilihat dari sudut aerodinamika (ilmu terbang di udara) kemenangan 
burung itu terletak dalam hal efisiensi terbang. Burung dapat mengubah posisi 
sayapnya sementara terbang, yakni dapat membuka dan menguncup. Inilah yang 
diperintahkan Allah SWT dalam S.AlMuluk,19 supaya kita memperhatikan burung 
yang sementara terbang menguncupkan kedua sayapnya. Sayap burung membuka 
apabila memerlukan gaya angkat dan gaya dorong, menguncup jika sedang terbang 
dalam kecepatan tinggi dan menukik. Sekali lagi kita lihat aplikasi 
aerodinamika pada burung yang terbang tidak lepas dari nilai Tawhid, yaitu 
Allah SWT memerintahkan kita untuk memperhatikan sayap burung yang menguncup 
sementara terbang. Tak ubahnya dengan burung, pesawat terbangpun membutuhkan 
sayap untuk naik (take off) dan terbang dengan kecepatan dibawah kecepatan 
bunyi (subsonic). Akan tetapi jika kecepatan di atas kecepatan suara telah 
dicapai (supersonic), sayap yang lebar hilang peranannya, malahan menyusahkan. 
Pesawat itu dapat terbang secara efisien, sehingga dapat lebih laju, jika 
sayapnya dilipat ke dalam. Pesawat terbang yang terbang seperti burung itu baru 
dibuat dalam tahun 1951, disebut model X5, yang menjadi cikal bakal pesawat 
terbang yang terbang ibarat burung, yaitu sementara terbang sayapnya dapat 
dilipat ke dalam. Model X5 tsb diperkembang menjadi Tactical Fighter 
Experimental (TFX) yang dikenal dengan F-111; Angkatan Udara Amerika Serikat 
memberi nama F-111A dan Angkatan Laut memberikan nama F-111B. (The F-111 
pioneered several technologies for production military aircraft including 
variable-sweep wings => http://en.wikipedia.org/wiki/General_Dynamics_F-111. On 
January 6, 1965, the wings were swept from the minimum 16 degrees to the full 
at 72.5-degree position. During early flight testing, the F-111A achieved a 
speed of Mach 1.3. A second F-111A took off on its maiden flight on February 
25, 1965 => http://home.att.net/~jbaugher1/f111_1.html).

Jadi kalau burung dapat membuka dan menguncupkan kedua sayapnya secara 
sempurna, pesawat terbang seperti pada contoh F-111A baru dapat "the wings were 
swept from the minimum 16 degrees to the full at 72.5-degrees", belum dapat 
melipat secara sempurna, baru dari 16 derajat hingga 72.5 derajat. Itulah 
sebabnya dikatakan di atas, bahwa hingga kini walaupun teknologi pesawat 
terbang sudah demikian canggihnya, namun masih kalah dibandingkan dengan burung.

Isyarat Al Quran tentang kinerja terbang tersebut dapat pula dikembangkan pada 
teknik berenang dan menyelam melaju pada ikan lumba-lumba yang sangat efisien 
dalam hal berenang dan menyelam melaju, karena Allah SWT mendisain bentuk ikan 
lumba-lumba yang stream-line, sehingga tidak menimbulkan pusaran air. Lagi pula 
kulit lumba-lumba terdiri atas dua lapis. Yang sebelah luar tipis dan  elastis, 
yang sebelah dalam tebal terdiri atas pipa-pipa halus yang berisi substansi 
seperti karet busa. Kombinasi kedua lapisan kulit ini berfungsi sebagai 
shock-breaker sehingga gerakannya yang melaju menjadi mulus dalam air yang 
bergelora. Bionika yang mempelajari kulit lumba-lumba ini  menghasilkan 
teknologi kulit buatan untuk membungkus torpedo bawah air. WaLlahu a'lamu 
bishawab.

*** Makassar, 18 Oktober 2009
      [H.M.Nur Abdurrah
http://waii-hmna.blogspot.com/2009/10/893-kinerja-terbang.html

#################################################################################################




Kalau tidak, umat Islam ya bagaikan buih, banyak tapi tidak
berkualitas. Karena tidak mampu memanfaatkan akal untuk mengkaji Al
Quran dan ayat-ayat Allah di alam semesta.

salam,
--
wikan

2010/2/2 donnie damana <donnie.dam...@gmail.com>:
> Nonton filem kingdom of heaven:
> Saladin menang.. musuhnya tidak dibunuh dan diperbudak. Kalau mau pergi 
> dipersilahkan, kalau mau tinggal tidak dilarang. Tidak boleh ada rumah ibadah 
> dirusak.
>
> Belakangan, jaman Islam menjadi minaret kebudayaan di Al andalus.. ada 
> semangat la convivencia, kalo liat tayangan BBC menunjukkan bahwa ada gereja 
> dengan arsitektur serupa dengan mesjid
> Ilmuwan-ilmuwan yahudi dan barat menjadi tamu untuk belajar dan 
> mentranslasikan ilmu pengetahuan yunani yang diwariskan ke bangsa Arab dan 
> Islam.
> Ada lukisan para Santo dengan baju kebesarannya buatan bangsa arab dengan 
> kaligrafi Allah dan Muhammad, karena kain bikinan sodagar muslim adalah kain 
> terbaik dan termahal yang ada saat itu.. (hihi.. kebayang nggak yah mereka 
> kalo tau apa yang mereka pakai itu)
> Ngobrol.. ngobrol arsitektur masjid yang pake kubah2 itu bukannya 
> terinsipirasi oleh gereja roman katolik jaman konstantinopel. Bisa melihat 
> kalo berkunjung ke gereja Hagia Sofia di Istambul yang didirikan pada abad ke 
> 6 AD.
>
> memang sejarah mudah dilupakan :(

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke